CHIEF TALK: Produk Kosmetik Lokal Jangkau Pasar Global

  • 2 months ago

Meski ada banyak kosmetik yang beredar di pasaran, kosmetik Indonesia ternyata tak kalah saing dengan produk luar negeri. Bahkan pabrik kosmetik ternama di luar negeri, juga ada di Indonesia. Hal ini karena Indonesia sangat dilirik oleh pasar global terutama yang berhubungan dengan kosmetik.

 

Hal ini senada yang disampaikan CEO Jaquelle Beaute, Budi Thomas, yang berbagi pengalaman tentang kerjasamanya dengan Disney dalam memproduksi produk.

 

Ingin tahu bagaimana industri kosmetik Indonesia pada saat ini? Temukan jawabannya di Chief Talk, pada Rabu, 26 Juni 2024, pukul 20.00 WIB di Okezone TV serta Live Streaming di YouTube Okezone dan Okezone.com. Jangan sampai kelewatan yaa!!

 

Host: David Silahooij

Category

🗞
News
Transcript
00:00Musik
00:18Halo pemirsa apa kabar, kita kembali lagi di program Cieftalk bersama saya David Silahoy.
00:23Pada episode kali ini kita akan membahas terkait peluang bisnis di bidang kecantikan.
00:28Khususnya kosmetik di masa sekarang.
00:30Serta bagaimana pelaku bisnis kosmetik mampu bertahan di tengah persaingan besar.
00:35Untuk mengetahui lebih lanjut terkait hal ini, langsung saja kita akan membahasnya dengan
00:39CEO Jekyll Beauty Top 10 Homeground Brands by Forbes, Budi Thomas.
00:46Halo Cieft, apa kabar?
00:47Halo, halo.
00:48Thank you for coming.
00:49Thank you, thank you, thank you David.
00:51Nah Cieft, saya dengar-dengar kemarin bahkan Jekyll Beauty baru dapet award ya.
00:55Award apa ini?
00:56Waduh, thank you, thank you.
00:58Kemarin terakhir kami dapet salah satu sebagai brand yang terbaik untuk maskaranya.
01:05Jadi kami dapet dari salah satu ya katakan untuk kategori beauty gitu ya.
01:11Mereka sebagai salah satu pionir di media beautynya.
01:13Oh gitu, wah congratulations kalau gitu ya.
01:16Thank you, thank you.
01:17Memang from time to time kami memang sering sekali terima award gitu sebagai salah satu brand yang cukup inovatif.
01:23Bahkan terakhir dari Disney juga, dari Muri juga kami terima award.
01:27Wow, nah bicara soal Disney nanti kita akan bahas itu ya.
01:30Tapi ini bagaimana sih sebenarnya awal mula membangun Jekyll Beauty ini?
01:34Jekyll?
01:35Jekyll, Jekyll.
01:36Jekyll Beauty.
01:37Bagaimana sih?
01:38Apa, kok bisa muncul nama Jekyll Beauty terus kemudian apa yang menjadi nilai-nilai value utamanya?
01:48Waduh, oke.
01:50Jekyll sendiri sebenarnya kami percaya it's a God given ya.
01:54Bukan karena kami capable, bukan karena kami memang ngincur nih.
01:57Wah ini industri nya baik.
01:59Tapi ini semua kalau kita flashback gitu ya.
02:04Kami dulu mulai cobanya dari main aksesoris.
02:08Aksesoris apa nih?
02:10Aksesoris perempuan.
02:11Beauty, aksesoris.
02:13Women, aksesoris.
02:15Gelang, kalung, anting gitu ya.
02:17Jadi karena main di aksesoris, kami deket sekali banyak irisan dengan beauty.
02:22Oke.
02:23Nah, sehingga kami mulai itu dengan tools di cosmetics.
02:29Tools, alat-alatnya.
02:31Dari brush untuk make up, jadi alat penik-peniknya untuk bikin lipatan mata.
02:36Oke, tapi dulu sudah ada brand Jekyll?
02:39Dengan brand Jekyll kami mulai.
02:40Oh sudah dengan brand Jekyll.
02:42Jadi uniknya adalah ketika kami mulai, kami gak langsung masuk ke cosmetics.
02:50Kami mulai dari tools nya dulu.
02:52Dan ini menjadi jembatan kami masuk ke cosmetics.
02:56Karena awalnya kami malah menjadi complementary atau co-brand.
03:01Partner dengan brand-brand cosmetics yang sudah existing.
03:04Oh gitu.
03:06Nempel di USA.
03:08Betul, betul.
03:09Oke, baik.
03:10Jadi kami mulai seringkali mencari, karena belum ada waktu itu.
03:13Jadi mereka cari, eh ada brush yang bagus nih dari Jekyll.
03:17Mereka pakai dan kita dijadikan bundling.
03:19Dan termasuk oleh brand-brand internasional.
03:22Tapi emang awalnya strateginya begitu?
03:25Itu God given makanya saya cerita.
03:27Oke, berarti ini blessing in disguise juga ya.
03:29Betul, betul.
03:30Jadi kami mulai dari tools, setelah mungkin sekitar 2-3 tahun kami baru mulai masuk ke cosmetics.
03:36Jadi ketika kami mulai di cosmetics itu sudah ada sedikit pasar yang sudah kenal Jekyll.
03:42Oke.
03:43Jadi kami sudah dapet brand awareness nya, branding nya sudah dapet ketika kami mulai di cosmetics.
03:47Oke, tapi awal-awal membangunnya Jekyll dengan tools-tools yang tadi itu.
03:52Itu sulit gak sih? Tantangan terbesarnya apa?
03:55Wah berat banget bro.
03:57Jadi mungkin kalau kita bicara gimana sih mulai bisnis gitu ya.
04:03Semua bisnis kelihatannya sudah red ocean.
04:06Susah banget penetrasi gitu ya.
04:08Ya otomatis PR pertama kita ketika kita mau masuk ke bisnis penetrasinya gimana?
04:13Semua sudah ada nih.
04:15Jadi sama seperti halnya Jekyll ketika kami mulai berat sekali untuk penetrasi.
04:20Apalagi kalau kita bicara 5-10 tahun lalu industri cosmetic itu dikuasai oleh either international brand.
04:30Atau dari local brand tapi yang big players.
04:33Kalau mau ada new brand mau coming in susah sekali.
04:37Karena market sudah dikuasai mereka, distribution channel sudah dikuasai mereka.
04:41Jadi penetrasinya susah.
04:43Itu tantangannya.
04:45Itu tantangan terbesar dan sampai hari ini pun menurut saya semua bisnis tentunya gimana kita bisa penetrasi dan grab the market share.
04:53Ini sudah tahun keberapa sekarang?
04:55Kami mulai dari sebenarnya dari 2016 tapi 2018 kami baru mulai cosmetic.
05:02Oke 2018 berarti sekitar 6 tahun terakhir ini dan 7 tahun terakhir ini.
05:077 tahun betul.
05:08Dan itu bukan saja survive tapi bahkan growing up gitu ya.
05:12Dan scaling up.
05:14Praise God lah ya.
05:16Karena gini Jekyll ini kan merek lokal sebenarnya.
05:20Tetapi terus kemudian berkolaborasi dengan Disney yang tadi disebutkan.
05:25Nah ini kok bisa seperti itu? Bagaimana caranya bisa begitu?
05:29Nah ini juga menarik. Jadi ketika mungkin sekitar tahun 2000 gitu ya.
05:35Saya yakin Disney mencoba ngintip industri kosmetik.
05:40Dan mereka approach dengan local brand di Indonesia.
05:44Jadi mereka kontekin itu semua dan mereka ajak komunikasi mereka menawarkan.
05:50Tentunya mereka punya kualifikasi tertentu sebagai international IPs dong.
05:55Disney kan sudah global player gitu.
05:57Jadi mereka pasti lihat oh brandnya bagus nggak?
06:00Foundernya oke nggak? Quality of the product oke nggak?
06:02Packagingnya oke nggak? Designnya oke nggak?
06:04Nah setelah mereka melakukan.
06:07Ini juga kami tahu setelah jadi partner gitu kan.
06:11Setelah tahun ke-2 ke-3 mereka baru cerita.
06:13Jadi ternyata mereka baru found out mereka akhirnya pilih 2 brand saja.
06:18Yang menurut mereka qualified.
06:20Oh ada 2 brand?
06:21Hanya 2 brand. Yang mereka akhirnya offer.
06:24Offernya juga kami waktu mau ngambil ngeri-ngeri juga.
06:27Karena nilainya kan besar gitu ya.
06:29Untuk kami yang waktu itu brand belum terlalu besar.
06:32Tentunya satu challenge yang besar gitu ya.
06:38Ketika ngobrol 2, 3, 4 meeting.
06:40Mereka melihat bahwa jakel ya serius gitu ya.
06:43Dan juga kedua dari sisi desainnya bisa menemukan,
06:47bisa meet the standard of international level.
06:51Itu penting banget itu.
06:52Penting banget.
06:54Dan itu cukup sulit ya?
06:56Susah banget.
06:57Jadi sebelum mereka mulai mereka udah pesan,
06:59Pak, Bu nanti sabar-sabar ya kalau minta approval baik itu packaging,
07:03mau itu sekedar cuma buat poster, postingan buat social media.
07:07Sabar-sabar ya karena kami approval ke pusat.
07:10Dan umumnya Disney itu sangat susah.
07:14Nah tapi setelah tahun kedua, mereka dibalik.
07:17Pak, Bu sekarang gampang.
07:19Kalau jakel yang propose, jakel yang bikin,
07:22pasti diapprove kemungkinan besar.
07:25Karena mereka melihat kami itu levelnya, standardnya udah tinggi.
07:30Oke jadi desainnya itu dari siapa?
07:33Iconnya, imagenya dari mereka.
07:35Yang desain kami.
07:36Jadi mereka kasih bumbu-bumbu kami yang masak kurang lebih seperti itu.
07:40Mungkin boleh kita lihat satu.
07:43Contoh ini ya.
07:45Jadi kalau kita bicara si image.
07:47Ini imagenya datang dari si Disney.
07:49Mermaid itu ya?
07:50Mermaid, betul.
07:51Si Ariel.
07:52Jadi kami yang menambahkan dengan image-image kecil ini,
07:55lalu desain packagingnya dengan ada 3D timbu,
08:01lalu finishingnya,
08:02sekelilingnya kami dengan pakai kelihatan produknya apa,
08:06lalu ada ornament-ornament,
08:08itu semua kami yang bikin.
08:10Oh gitu.
08:11Jadi ideas bisa nongol begini aja,
08:13mereka udah wow.
08:15Very unique.
08:16Betul, betul.
08:18Ya kayak misalnya yang paling ini.
08:21Ini juga kami, saya contohin.
08:23Ini paket lebaran.
08:24Paket lebaran, betul.
08:25Kelihatan banget.
08:26Jadi ada tema-tema lebarannya gitu kan ya.
08:32Di sini kami memikirkan,
08:34bisa di dalamnya isi macem-macem.
08:36Jadi bisa diganti-ganti.
08:38Ini di trim oleh Disney paket seperti ini?
08:41Isinya.
08:42Oh isinya ya?
08:43Ya, konsepnya kami propose untuk tema lebaran di Indonesia.
08:47Oh oke, untuk di Indonesia.
08:49Tapi for information kalau diperhatikan,
08:51sekarang Disney itu mereka juga masuk ke modest design.
08:56Makanya si ininya lengan panjang.
09:00Oh oke, oke.
09:02Ini semua lengan panjang, modest design.
09:04Oke.
09:05Nah jadi karakter-karakternya ini semua kami yang desain.
09:09Betul, betul.
09:10Karakter maksudnya dengan seperti ininya?
09:12Apa tampilan modestnya yang lengan panjang itu?
09:15Modestnya dari mereka.
09:16Oh dari mereka, oke.
09:17Tapi sekelilingnya, ornament-ornamentnya.
09:20Dan jadi barang-barang ini ada di Disney di mana?
09:23Disney di Indonesia,
09:25tapi belakangan, jadi dulu kami cerita ya,
09:28kalau saya beberapa kali sharing gitu.
09:31Kalau dulu teman ke Hongkong atau ke Jepang, ke Tokyo gitu titip,
09:36bro kalau lu ke Disney Sea misalnya,
09:39Disney Sea, Tokyo, Disney,
09:41eh titip dong boneka ini,
09:44misalnya boneka si Mickey atau apa gitu.
09:47Tapi ini beberapa kali sering yang kejadian adalah
09:50customer dari Singapura, dari Malaysia, Thailand,
09:54datang ke Indonesia,
09:55mereka titip barang kami.
09:57Jadi mereka titip, bro kalau main ke Indonesia,
10:00titip dong si eyelinernya yang Mickey,
10:04titip dong lipstick.
10:06Iya, betul.
10:07Jadi kalau kelihatan pembelian,
10:09pembeliannya tentunya, makanya it's unique.
10:13Di Southeast Asia tuh,
10:15kosmetik yang collab dengan Disney itu gak banyak.
10:19Oke, dan mereka tahu salah satunya dari Indonesia,
10:23yaitu Jackal.
10:24Jackal, betul.
10:25Makanya ditipnya ke sini.
10:26Ditipnya jadi,
10:27gimana mimpi kita membawa Indonesia punya brand
10:31bisa sampai dikenal di kancah global gitu ya.
10:35Tapi bisa kita temuin gak nih di Disney Sea?
10:38Gak ada.
10:39Oh gak ada, di Disney Sea-nya gak ada?
10:40Gak ada.
10:41Oke, tapi ini ada dijual di sini dan?
10:43Di sini, betul.
10:44Misalnya katakan Shopee kan memang sudah main di Southeast Asia ya.
10:48Oh oke.
10:49Jadi mereka yang beli di Singapura, di Malaysia, di Vietnam,
10:52itu bisa.
10:53Oh gitu.
10:54Betul, betul.
10:55Oke, ditawarkan juga muncul lah minimal ada di,
10:59kalau promo begitu ya.
11:01All the time bisa.
11:02All the time bisa?
11:03All the time bisa.
11:04Oke, siap.
11:05Wow, keren.
11:06Kalau kita lihat ya Chief ya,
11:07ini kan pasarnya kan sebenarnya kosmetik,
11:09ini kan sudah besar sekali dan sebenarnya pasarnya
11:14dan pemainnya juga sudah banyak sekali ya.
11:16Betul, betul.
11:17Tapi kalau kondisi pasarnya saat ini sebenarnya
11:21masih, apa namanya,
11:23seperti apa sih?
11:24Masih bisa ada brand baru?
11:26Atau memang sudah ada ya sekarang ini,
11:28tetap aja bertempur dengan sengit begitu?
11:31Atau bagaimana kondisinya?
11:33Oke, kalau bicara market ya,
11:35market size of the beauty industry from time to time
11:38is always growing.
11:40Kita tahun lalu growing double digit.
11:42Bukan kita, industri nya, sorry.
11:44Industri nya growing by double digit.
11:46Lalu dari sisi market, apakah ada opportunity?
11:49Saya akan bilang masih sangat besar.
11:51Karena kita bicara the potential market,
11:56the middle class market,
11:58seperti yang menuju Indonesia emas gitu kan.
12:00Itu kan middle class market kita,
12:02Indonesia juga terus growing.
12:04Otomatis kemampuan purchasing, buying power,
12:08kemampuan belanja mereka juga makin besar.
12:10Oke.
12:11Nah ketika kemampuan belanja mereka makin besar,
12:14berarti second needs nya mereka akan mulai mereka cari.
12:18Contohnya adalah mulai kecantikan, kesehatan gitu kan.
12:23Mereka baru mulai cari-cari.
12:25Dan tentunya adalah travelling gitu,
12:28salah satu industri yang paling growing.
12:30Oke.
12:31Jadi growing, Indonesia nya potensi nya,
12:35middle class market makin naik,
12:37kemampuan belanja makin besar,
12:39otomatis the industry itself juga akan growing terus.
12:43Oh gitu.
12:44Kita baru bicara market.
12:45Jadi the market itself keep on growing.
12:47Kalau dari sisi supplier, artinya dari sisi brand gitu ya.
12:50Brand sendiri di Indonesia sekarang siapa sih brand-brand besar?
12:55Itu ada beberapa brand-brand yang cukup legendaris saya sebutnya.
12:59Dari tahun 80-an, 90-an mereka udah megang market.
13:02Iya, iya.
13:03Nah pemain-pemain seperti Jakel itu baru mulai exist di 2015 ke atas.
13:09Seiring dengan perubahan digital world.
13:14Ketika marketplace kebuka, informasi kebuka.
13:18Jadi katakan teman-teman yang di sekolah SMP, SMA,
13:22mereka udah mulai dapet informasi yang lebih mudah.
13:26Artinya mereka tau nih trend-trend kosmetik apa nih sekarang,
13:29brand-brand baru di Indonesia apa nih sekarang.
13:32Dan one day mereka akan jadi workers,
13:34ya dong middle class yang aktif, produktif,
13:38mereka akan purchasing nya brand-brand local udah pasti.
13:41Jadi otomatis kalau bicara potensinya gimana?
13:44We just started menurut saya, Indonesia baru mulai.
13:48Indonesia menuju Indonesia must.
13:50I totally agree with that.
13:52Oke tapi ini memang persaingan sangat ketat ya?
13:54Persaingan ketat yes, pasti.
13:56Di industri manapun ya memang ada persaingan.
14:01Persaingan, itu namanya harus dikerjakan dengan baik.
14:03Betul, betul.
14:04Saya percaya ketika kita melakukan segala sesuatu dengan tekun dan benar,
14:09pasti Allah bukakan jalan ya.
14:12Oke.
14:13Nah Chief, saya juga penasaran begitu ya,
14:16mengenai gini bahwa kok bisa sih,
14:19brand luar atau brand, kayaknya barang itu mahal banget,
14:23tapi di sini dengan kalau bisa dikatakan quality yang sama,
14:27tapi terus kemudian kok bisa murah itu tuh,
14:31atau lebih terjangkau begitu ya?
14:33Kok bisa kayak gitu?
14:35Sebelum dijawab, kita akan jeda dulu sejenak, Chief.
14:37Oke, thank you.
14:38Baik, dan Pemirsa, kami akan kembali usai jeda berikut ini
14:42bersama CEO Jakiel Beauty.
14:45Jadi ternyata found out itu Indonesia punya banyak sekali
14:50pabrik-pabrik kosmetik dengan skala global.
15:06Baik, terima kasih Anda masih bersama kami di Chief Talk,
15:08dan saya masih berbincang-bincang dengan Budi Thomas,
15:10CEO dari Jakiel Beauty,
15:13Top 10 Homeground Brands by Forbes.
15:16Baik, Chief.
15:17Nah, ini pertanyaan yang membuat penasaran ini.
15:20Kosmetik itu di luar sana,
15:23itu mahal banget.
15:25Jadi, bagaimana menurut Anda,
15:27bagaimana menurut Anda,
15:29bagaimana menurut Anda,
15:31bagaimana menurut Anda,
15:33itu di luar sana, itu mahal sekali.
15:36Masuk ke Indonesia, apalagi?
15:37Udah mahal.
15:38Di sini, ternyata muncul brand lokal
15:41yang kalau saya riset,
15:43itu ternyata kualitinya tidak jauh berbeda.
15:47Betul.
15:48Tetapi harganya itu sangat jauh berbeda.
15:51Nah, ini kenapa bisa begitu?
15:53Right.
15:54Ya, seperti,
15:56nggak cuma di industri kosmetik sebenarnya,
15:59segala sesuatu,
16:00yang masuk ke Indonesia,
16:02pasti lebih mahal.
16:04Ya, tentunya mereka ada biaya-biaya lain,
16:06biaya transport,
16:07biaya marketing, dan semacamnya.
16:09Jadi, kalau di Indonesia,
16:11yang mungkin pertanyaan lebih kenaknya adalah,
16:13kok bisa sih kita bisa nyamain standard
16:16atau kualitinya yang brand internasional?
16:19Jadi, ternyata,
16:21Indonesia punya banyak sekali
16:25pabrik-pabrik kosmetik
16:27dengan skala global.
16:29Jadi, selama ini mereka memang sudah
16:32memproduksi produk-produk dengan kualitas internasional.
16:36Mereka ada di Indonesia.
16:38Itu brand luar ada di Indonesia?
16:41Untuk produksi brand luar,
16:43salah satu pabrik terbesar dan terpopuler di Korea,
16:47ada di Indonesia.
16:49Salah satu pabrik terbesar dan populer di China,
16:55ada di Indonesia.
16:56Untuk kosmetik?
16:57Untuk kosmetik.
16:58Untuk kosmetik.
17:00Oke.
17:01Salah satunya kosmek,
17:03itu supplier global, Bro.
17:06Mereka ada pabrik,
17:07tidak cuma di Korea,
17:09di China,
17:10di US,
17:11dan di Indonesia,
17:12dan di Eropa.
17:14Ini pemain global,
17:15produsen global.
17:16Di Asia, mereka masuk di Indonesia.
17:19Jadi, Indonesia itu memang secara
17:22positioning sangat menarik.
17:24Tahun lalu, saya ke Expo Beauty Asia,
17:27yang biasanya diadakan di Hong Kong.
17:30Mereka kali ini adakan di Singapura,
17:32setelah COVID.
17:34Dari sekian banyak sesion,
17:36mungkin belasan gitu ya,
17:38topik mereka ngomongin global ini ya.
17:40Jadi, tamu-tamunya,
17:41for information,
17:42adalah brand-brand dari Eropa,
17:44dari US,
17:45dari Asia tentunya.
17:46Topik mereka mengenai
17:48product innovation,
17:50itu cuma ngomongin dua.
17:52Satu Korea,
17:53satu Indonesia.
17:54They don't talk about European brand.
17:56They don't talk about Indonesian brand
17:58any longer.
18:00Ngomongin innovations,
18:02Korean, Indonesian.
18:03That's it.
18:05Setelah event itu,
18:06saya ngajak ngobrol sama salah satu,
18:09narasumbernya,
18:10kebetulan orang Perancis.
18:12Orang Perancis ini,
18:13setahun,
18:14bisa spend 4 bulan di Indonesia,
18:16just to research about Indonesian market.
18:20Jadi, can you imagine
18:21how potential Indonesian market is?
18:24Betapa Indonesia seksi banget
18:26untuk cosmetic di mata global.
18:29Jadi, sebenarnya,
18:30mampu di Indonesia,
18:32bahkan sangat mampu.
18:33Bahkan sekarang sudah di lirik ya.
18:35Betul.
18:36Oke.
18:37Tapi berarti dari ingredients dan segala macam,
18:39itu sebenarnya sama begitu ya?
18:41Hampir mirip-mirip mendekati atau?
18:43Sudah sama baiknya.
18:44Dan kita juga ada BEPOM.
18:46Secara legal.
18:48Semua produk di Indonesia,
18:50dan merk-merk Indonesia,
18:51seharusnya sudah melalui ceknya BEPOM.
18:54Jadi, secara kualiti,
18:55harusnya qualified.
18:57Qualified.
18:58Dan memang setelah,
18:59maksud saya gini,
19:00market Indonesia atau pemakai kosmetik,
19:02tentunya mereka juga ada comparison.
19:04Ketika mereka compare produk luar
19:06dengan produk loko,
19:07mereka pasti bisa coba.
19:09Bisa bedain juga akhirnya.
19:10Betul.
19:11Pada akhirnya mereka bilang,
19:12Indonesian product is also as good.
19:15Ngapain kita spend so much
19:16untuk international brand?
19:18Dan Indonesian market,
19:19kita gedein jika punya brand.
19:23Oke, Chief.
19:24Itu sangat menarik sekali.
19:26Bahwa memang ternyata Indonesia,
19:28bukan tidak kalah lagi,
19:30tapi bahkan sudah sejajar.
19:32Tapi punya nggak sih cerita,
19:34dalam mengembangkan usaha ini,
19:35kemudian ada nggak pengalaman-pengalaman
19:37yang kemudian ada suatu kebijakan
19:42yang sangat berdampak,
19:44yang diambil untuk mengembangkan bisnis ini?
19:46Oke.
19:48Tadi kita cerita mengenai Disney,
19:50itu salah satu turning point juga.
19:52Sebelumnya kami melakukan ini
19:56from time to time,
19:58kita lakukan marketing heavily.
20:01Jadi branding itu nomor satu.
20:04Kami prioritaskan kualitas dan branding.
20:08Artinya dari sisi produk,
20:09kita pertahankan kualitas.
20:11Dari sisi marketing,
20:13kita utamain branding.
20:15Nah, kita lakukan branding, branding, branding.
20:18Waktu awal-awal,
20:20market itu belum bisa,
20:22dalam tanda kudip, terima.
20:26Karena?
20:27Karena yang tadi,
20:29market kebiasaan dari yang dulu,
20:31mereka hanya bisa absorb
20:32either international brand
20:34atau the legendary brands, yang local.
20:37Jadi yang the new brands ini,
20:40itu market relatively belum bisa terima.
20:43Sampai satu waktu,
20:45pelan-pelan,
20:47market mungkin pionirnya gitu ya,
20:49para KOL, endorser,
20:51mereka coba dan ternyata benar bagus.
20:53Baru impact ke bawah,
20:55ke market bisa terima.
20:57Jadi dulu awal-awal,
20:59kita ini do marketing,
21:01do branding itu setengah mati
21:03and very costly.
21:05Oh, jadi most of the capital semua
21:09kesitu ya?
21:11Habisnya?
21:13Tapi besar,
21:15besar-besar.
21:17Kita investasinya itu,
21:19selain dari develop product
21:21dan R&D,
21:23tentunya juga di marketing.
21:25Dan itu kemudian berdampak
21:27setelah berapa lama?
21:29Mungkin konteksnya waktu itu,
21:31tadi saya bilang,
21:33saya mention mengenai
21:35seiring dengan perubahan digital.
21:37Ketika marketplace kebuka,
21:39customer udah mulai
21:41ngeliat sosial media,
21:43information mereka lebih terima.
21:45Nah ini semua impact
21:47mungkin rolling at the same time,
21:49jadi bola salju baru makin besar,
21:51baru impacting to the industry.
21:53Wow, itu perjalanan lumayan panjang.
21:55Setuju.
21:57Pernah nggak sih ngalamin sesuatu yang
21:59mungkin sampai benar-benar
22:01di bawah sekali gitu dan
22:03how do you survive?
22:05Oke, kami mulai JAKEL
22:07ini benar-benar dengan
22:09self-funding.
22:11Jadi awal-awal
22:13kami gimana caranya penetrate
22:15market dengan cost yang
22:17seminimum mungkin.
22:19Kami lakukan benar-benar ini
22:21modelnya bukan, wah tiba-tiba besar.
22:23Enggak. JAKEL itu benar-benar rolling
22:25dari kecil, ada growth,
22:27ada profit,
22:29kita reinvest dengan develop new product,
22:31reinvest dengan develop
22:33new items, SKU tambah lagi,
22:35range of productnya makin besar.
22:37Jadi,
22:39kalau ditanya bottomnya,
22:41dari day zero tuh.
22:43Awalnya mulai gimana nih?
22:45Kita no idea sama sekali.
22:47We are not coming from the beauty background,
22:49we don't know how
22:51to market it,
22:53we don't know how to penetrate the market,
22:55and we don't know who our market was.
22:57Tapi,
22:59just the timing,
23:01kita konsisten, kita benar-benar
23:03berikan product yang baik,
23:05akhirnya market pelan-pelan bisa terima
23:07dan kenal.
23:09Supaya market bisa terima
23:11dan kenal, itu strateginya
23:13seperti apa?
23:15Kalau kita bicara 5 tahun lalu,
23:17strategi marketing utama itu
23:19selalu mulai dengan
23:21KOL.
23:23Lalu, setelah itu
23:27berinovasi dengan
23:29katakan di tahun
23:312021, itu semua
23:33kosmetik industrinya
23:35mainnya dengan Korean.
23:37Kalau diingat, waktu itu
23:39banyak sekali Korean
23:41star yang datang ke Indonesia diundang
23:43untuk adakan meet and greet.
23:45Lagi-lagi,
23:47Jakel mencoba
23:49something yang
23:51berbeda lah. Kita gak ikutin, selalu
23:53coba gak ngikutin market trend
23:55in terms of marketing gitu ya.
23:57Kita lakukan hal yang lain.
23:59Kami waktu itu coba
24:01setelah IP Disney, kami
24:03collab dengan IP Jepang.
24:05And we are the first
24:07international brand
24:09that collaborate with that IP.
24:11Keduanya adalah
24:13Yoshinoya.
24:15Ketiganya Uniqlo.
24:17Jadi, bayangin
24:19saya sebutin Yoshinoya, Uniqlo,
24:21ini adalah global brand. Jakel tuh
24:23Indonesian brand, di kosmetik pula yang belum
24:25dikenal, tapi kita bisa collab dengan
24:27IP. IP-nya adalah Spice X Family.
24:29Jadi, Spice X Family adalah salah satu karakter
24:31yang
24:33waktu itu booming tahun lalu
24:35di semua
24:37Netflix, bro.
24:39Semua itu mereka top 3.
24:41Mau di Asia,
24:43Asia-nya juga Asia Timur, Asia
24:45Selatan, semua Asia.
24:47Semua top 3 globally.
24:49Jadi, hype itu sangat
24:51terjadi, sangat happening.
24:53Spice X Family
24:55nama IP-nya.
24:57Oke, itu ide ini datang begitu
24:59aja dari? Tentunya tidak.
25:01Atau memang ada
25:03ting-teng-nya? Betul. Ada
25:05tim kami yang memang propose
25:07dari kami, manajemen juga ragu. Masa
25:09sih beginian? Tapi
25:11over the time,
25:13jadi kalau diceritain bikin kami
25:15merinding. Kami discuss pada waktu itu
25:17sore malam hari menjelang jam
25:196 gitu ya. Kami discuss
25:21kayaknya karakter ini menarik loh.
25:23Semua lagi happening gitu ya.
25:25At the very same time, setelah selesai meeting
25:27kami buka email, datang email
25:29dari that
25:31brand, that IP
25:33menawarkan untuk kolaborasi dengan
25:35Jakarta. Merinding kan?
25:37Itu bahkan, apply aja enggak?
25:39Enggak, kami enggak apply.
25:41Mereka menawarkan.
25:43Saya sampai hari ini pun cerita masih
25:45tetap merinding. Kami lagi meeting nih,
25:47meeting-meeting, meeting manajemen dengan
25:49manajemen, manajemen lah ya gitu ya.
25:51Mereka ajukan,
25:53aduh ragu-ragu.
25:55Ketika kami buka email,
25:57probably we have to do this.
25:59Enggak ada sama sekali
26:01yang pernah contact orang itu pun?
26:03We don't know.
26:05We don't know if any brand pernah approach
26:07atau enggak, tapi yang pasti mereka propose
26:09ke kami. Mereka offer kami.
26:11Itu setelah ada Disney?
26:13Setelah ada Disney. Dan Yoshinoya?
26:15Bukan, sorry. Yoshinoya is the second
26:17brand, and Uniqlo is the third
26:19brand that taking the IP,
26:21the SPAX family.
26:23What I'm saying is, the SPAX family
26:25itu memang kolaborasi sama international level.
26:27International brand.
26:29Jadi Jakel ini
26:31sangat global ya?
26:33Ya, praise God lah.
26:35By the way, ini tadi Anda katakan
26:37ada tim yang kemudian
26:39membahas ini bersama-sama.
26:41Kemudian apa sih sebenarnya
26:43nilai yang dibangun di Jakel
26:45dalam konteks kerja sama tim
26:47dan value dari perusahaan ini?
26:51Kami itu selalu
26:53kedepankan, saya selalu ngomong
26:55Jakel itu brand yang revolve
26:57around innovation.
26:59Innovations ini
27:01kalau kesannya kan teknologi banget.
27:03Tapi saya percaya innovations ini bukan
27:05hanya sekedar teknologi, tapi di dalam
27:07cara berpikir, di dalam
27:09pengembangan kayak tadi
27:11packaging, how you
27:13communicate the brand message,
27:15how you communicate the new products.
27:17Jadi tentunya di brand juga,
27:19sorry, di product juga.
27:21Product gimana kita inovasi.
27:23Jadi kami menjadi salah satu brand yang
27:25memulai dengan 3 in 1.
27:27Jadi misalnya satu
27:29eyeliner gitu ya, on the other side
27:31kan eyeliner ada kayak
27:33pencil gitu ya, satu sisi untuk eyeliner
27:35satu sisi untuk mascara, 2 in 1.
27:37Dan size-nya juga
27:39size yang travel size.
27:41Jadi itu diterapkan ya?
27:43Jadi value innovations itu
27:45buat kami sebagai local brand
27:47dan saya percaya di Indonesia
27:49saat ini ataupun global
27:51global business lah ya. Innovations
27:53very important. Kami terus berinovasi.
27:55Lalu kalau kedua
27:57kami bilang harus collaborate.
27:59Walaupun ada
28:01different divisions dan itu kesannya bukan
28:03my responsibility or not my division
28:05punya responsibility, tapi we have
28:07to communicate. It's a collaboration
28:09era. Kalau
28:11di luar sana kolaborasi
28:13antara berbagai company atau
28:15berbagai brand, maksud kita internally
28:17tidak lakukan kolaborasi. Jadi
28:19kadang ada event-event atau ada actions
28:21atau campaign tertentu yang sebenarnya
28:23menjadi tanggung jawab satu silo atau
28:25satu unit bisnis, kami
28:27dorong atau kami push
28:29and encourage tim-tim lain untuk
28:31involve. Oh, wow.
28:33Ini yang penting sebenarnya dalam
28:35sebuah bisnis ya. Ada juga
28:37apa namanya, inisiatif
28:39dari masing-masing unit bisnisnya
28:41untuk saling membantu. Betul.
28:43Mungkin singkat saja
28:45apa pesan-pesan bagi anak-anak
28:47muda yang ingin memulai bisnis atau yang
28:49sekarang sedang, mungkin sedang bersusah
28:51payah untuk memulai bisnis.
28:53Saya percaya, saya ingat
28:55kalau Steve Jobs ngomong adalah connecting
28:57the dots gitu ya.
28:59Kalau dari kami, kami percaya
29:01experience kami yang
29:03dulu-dulu susah, gagal
29:05itu menjadi modal untuk
29:07ini kita bisa lakukan atau
29:09punya pola pikir yang bisa kita
29:11apply dalam konteks saat ini. Itu yang pertama.
29:13Terus kedua adalah
29:15kalau untuk anak muda ya, tadi kan pertanyaannya,
29:17cobain aja, jalanin aja.
29:20Karena ini menurut saya eranya
29:22era mereka, eranya
29:24era digital.
29:26Mereka adalah
29:28supposedly the target market. Sedangkan
29:30kayak kita nih, kita mesti belajarin
29:32gimana sih pola pikir mereka,
29:34preference mereka seperti apa. Sedangkan
29:36mereka live in that world.
29:38Mereka menjadi, mereka punya pola pikir itu.
29:40Mereka tahu how to communicate
29:42within the community, within the target market.
29:44Mereka juga ngerti apa yang
29:46menarik dan tidak menarik buat mereka.
29:48Kita semua, kita mesti belajar.
29:50Jadi jalanin aja.
29:52Jalanin, dan kedua
29:54yang tadi, kalau misalnya ada
29:56kesulitan, ada challenges,
29:58ada gagalnya,
30:00it's part of the journey
30:02yang akhirnya memperlengkapi
30:04kita untuk facing
30:06what you can do today.
30:08Amazing. Hadapilah ya.
30:10Baik. Chief, terima kasih banyak
30:12sudah berbagi bersama kami di
30:14Chief Talk. Senang sekali dan
30:16sukses untuk Jackel Beauty. Thank you.
30:18Dan pemirsa,
30:20demikian perbincangan saya bersama
30:22CEO Jackel Beauty,
30:24Budi Thomas, dan
30:26kita akan ketemu lagi di Chief Talk berikutnya.
30:28Saya David Silahoi. Sampai jumpa.
30:34Sampai jumpa.
31:04Sampai jumpa.

Recommended