KRISHNA MURTI MANIPULATOR ULUNG VIDEO CCTV JESSICA KUMALA WONGSO #kopisianida #jessicawongso

  • 3 months ago
Video CCTV yang telah direkayasa diputar di persidangan dan diberikan kepada sejumla ahli: psikolog Antonia Ratih Anjayani dan Sarlito Wirawan Sarwono, kriminolog Ronny Nitibaskara, psikiater Natalia Widiasih Raharjanti, toksikolog Nursamran Subandi dan I Made Agus Gelgel, dan kepada ahli huku pidana Edward Omar Sharif Hiariej.

Keenam jaksa penipu Ardito Muwardi, Shandy Handika, Sugih Carvallo, Hari Wibowo, Wahyu Oktaviandi, dan Maylany Wuwung berkomplot dengan sesama penipu perekayasa video CCTV Muhammad Nuh Al-Azhar (Ketua Asosiasi Forensik Digital Indonesia AFDI 2015-2019) dan Christopher Hariman Rianto yang diorkestrasi oleh Krishna Murti dan Tito Karnavian.

Isi flashdisk di tangan jaksa sendiri berubah waktu demi waktu tetapi mereka seolah tidak peduli dengan keutuhan (integritas) data yang ada di dalamnya. Sesi tanya-jawab dengan kedua ahli forensik digital penipu tersebut dirancang agar rekayasa yang mereka rencanakan berhasil menggiring publik dan hakim untuk memutuskan perkara sesuai dengan rekayasa mereka. Dan mereka berhasil.

Ahli IT gadungan Roy Suryo juga dalam beberapa wawancara TV menipu publik bahwa video CCTV yang ditampilkan di persidangan asli dan tidak direkayasa.

Video CCTV rekayasa tersebutpun menjadi pertimbangan hakim Binsar Gultom, Partahi Tulus Hutapea, dan Kisworo dalam memutuskan perkara.

Diharapkan para istri pelaku rekayasa Tri Suswati (istri Tito Karnavian), Nany Ariany Utama (istri Krishna Murti), INGRID CHAIYANLI (istri Christopher Hariman Rianto), Riri Ananingdyah Wibisono (istri Shandy Handika), dan lainnya untuk mendesak para suaminya untuk mengaku salah telah merekayasa video CCTV di kafe Olivier kasus Jessica Wongso. Karena sebagai sesama perempuan, seharusnya mereka memahami perasaan perempuan yang menjadi korban rekayasa para suami mereka.

Begitu juga keluarga Edi Darmawan Salihin: Made Sandy Salihin, Tiara Agnesia, Ni Ketut Sianti,
Arief Soemarko, dan lainnya agar mencari kebenaran kematian Mirna Salihin, berdasarkan bukti
ilmiah bahwa Jessica Kumala Wongso adalah korban rekayasa.

Begitu pula dengan para istri hakim Binsar Gultom, Sri Misgianti, agar menyadarkan suaminya bahwa keputusannya didasarkan video CCTV yang sudah direkayasa Muhammad Nuh Al-Azhar dan Christopher Hariman Rianto.

KITA TIDAK INGIN KASUS INI DAN PEGI SETIAWAN TERJADI DI REPUBLIK INI!!!

37 BUKTI ILMIAH REKAYASA VIDEO CCTV OLEH MUHAMMAD NUH AL-AZHAR DAN CHRISTOPHER HARIMAN RIANTO:
https://drive.google.com/file/d/1ufO4JQdDZSBvSzRnbjVQFJVWIZSIYU9e/view?usp=sharing



SEMANGAT MEMBONGKAR REKAYASA VIDEO CCTV KASUS JESSICA KUMALA WONGSO
RISMON HASIHOLAN SIANIPAR
Transcript
00:00Pemilik Australia, Jessica Wongso telah ditangkap dengan pembunuhan Mina Salihin.
00:07Polisi menunjukkan bahwa dia membunuh temannya dengan menambahkan sinai ke kopinya.
00:12Jessica itu kan kayak setan itu.
00:15Di dalamnya ada sesuatu yang seperti kejahatan.
00:20Has belige akademi hadir kembali.
00:27Ya di hadapan Anda yang ada di luar negeri maupun yang ada di dalam negeri.
00:34Ya sabang sampai merauke.
00:37Kita akan tetap ya sembari menunggu ini sidang PK
00:41yang biar kita bongkar semua.
00:43Pekayasa dari Titok Karnavian, Krishnamurti, Muhammad Nuh Al-Azhar, Christopher Harimandianto.
00:53Beke yang berkomplot dengan keenam caksa penipu.
00:57Pekayasa juga Sandihandika Ardhitomwardi Sugikarpalo Harivowo.
01:06Apalagi itu.
01:07Wahyu Oktaviandi.
01:09Dan Mailani Hubung ya.
01:11Bekerja sama berkomplot dengan siapa ini?
01:15Si Krishnamurti ini ya.
01:17Sehingga mereka mendapatkan bonus rekayasanya naik jabatan semua.
01:23Ya jadi inilah ya rekayasa mereka berkomplot.
01:28Ya tanggal 9 Agustus ya.
01:30Ke 10 Agustus si penipu Christopher Harimandianto dan Muhammad Nuh Al-Azhar ini akan maju.
01:36Jadi mustahil jika si Krishnamurti tidak tahu ya bahwa video CCTV itu di rekayasa inilah buktinya mereka berkomplot.
01:46Bahwa caksa juga berkomplot.
01:50Isi dari playlist sebagai barang bukti sudah mereka otak-atik isinya.
01:54Berubah-ubah terus.
01:56Inilah luar biasanya bobroknya hukum di Indonesia.
02:01Diotaki oleh Tito Karnapian dan Krishnamurti untuk mengacak-acak sistem peradilan Indonesia.
02:08Padahal ancaman pasal 340 kuhak.
02:12Maksimum hukuman mati itu.
02:14Tetapi mereka dengan semena-mena mempermainkan nasib anak manusia.
02:19Nasib rakyat karena mereka sedang berkuasa ya.
02:22Jadi sesukanya.
02:25Oke selanjutnya kita dengarkan dulu ya bagaimana si penipu ini ya.
02:31Jenderal sampah masyarakat manipulator unum.
02:35Otak rekayasa dari video CCTV ini.
02:39Dia dipanggil atau datang memberikan seramah atau seminar di depan para hakim tinggi mahkamah agung.
02:49Untuk apa?
02:51Meyakinkan mereka bahwa dia itu bukan penipu.
02:55Jadi inilah versi digital forensik Krishnamurti.
03:00Menghancurkan resolusi yang tajam menjadi kabur.
03:03Dari 2 jutaan piksel menjadi setengah jutaan piksel per frame.
03:07Tetapi apa yang diakui di depan umum?
03:09Seolah-olah dia melakukan dengan SOP ya.
03:13Sesuai dengan SOP-nya.
03:15Sesuai dengan kaedah-kaedah ilmiah.
03:17Tetapi yang dilakukan di belakang layar.
03:21Ya ini kan karena di depan umum dia SOP malekat ya.
03:25Di belakang layar ya dihancurkan itu resolusi.
03:28Itu-itu lah versi digital forensik versi Krishnamurti.
03:35Jenderal sampah masyarakat penipu manipulator unum dan pengecut juga sekarang ya.
03:41Kalau dia berani ya tersangkakan saya.
03:44Tersangkakan saya saja kalau saya hoax.
03:47Kau kan jenderal tinggal lapor ke Mabes Polri.
03:50Respond to hoax tangkap.
03:52Kan begitu.
03:53Pengecutnya kau ya.
03:55Tinggal itu aja sekarang.
03:57Ajak semua ahli mu kan matematika sederhana mau kalian sanggah.
04:04Oke kita dengarkan saudara.
04:07Ya digital forensik kami gunakan untuk menentukan memberikan petunjuk tentang alibi pelaku korban saksi semua.
04:16Dari mulai dan perjalanannya kopi.
04:19Ya digital forensik dan itu alhamdulillah kami mendapatkan CCTV.
04:24Tapi CCTV itu adalah petunjuk barang bukti yang mati yang tidak bisa bicara.
04:31Dan untuk menjadikan dia bicara maka diharuskan dihadirkan ahli-ahli yang sangat ahli.
04:38Ini lulusan Australia lulusan mana-mana ini.
04:41Nah itulah ya.
04:42Jadi dia mengatakan CCTV itu dihadirkan ya untuk mengupas menganalisa CCTV itu.
04:51Dengan panggil lah lulusan Australia.
04:54Christopher Hariman Rianto.
04:57Lulusan Inggris.
04:59S1 Sriwijaya.
05:01S2nya Inggris.
05:03Mohamad Nualazar.
05:04Inilah yang dipakai ya penipu-penipu itu yang dipakai.
05:08Oleh Christopher Hariman.
05:11Siapa ini?
05:12Krishnamurti ini.
05:13Ya untuk apa?
05:14Ya itu untuk melancarkan ya rekayasa mereka dengan cara apa ya.
05:20Mengabuhkan ya.
05:21Menghancurkan resolusi secara spasialnya ya.
05:25Dari lebarnya 1 menjadi seperempat saja.
05:29Dari pergerakan objek harusnya 25 frame.
05:3325 gambar per detik menjadi 10.
05:36Ini lah luar biasa.
05:38Forensik digital atau digital forensik versi siapa ini ya?
05:42Jenderal penipu sampah masyarakat ini ya?
05:45Krishnamurti ini.
05:47Ya inilah bukti kebrutalan dari digital forensik versi Krishnamurti ya.
05:54Yang saya tampilkan sering di sini ya.
05:57Bukan hanya isi place disk yang diubah-ubah sesuka mereka.
06:02Padahal kamera CCTV 7 dan 9 kamera makota tapi isinya berubah-ubah terus.
06:08Jumlah folder berubah.
06:10Kamera 3 dibuat keabuhan.
06:13Kadang isinya 2, folder CCTV 3, kadang 3.
06:17Aduh luar biasa kebrutalannya si Krishnamurti ini ya.
06:21Kalau mengikuti kaedah-kaedah ilmiah sesuai dengan digital forensik ya.
06:26Satu bit pun tidak boleh diubah secara manual.
06:29Kecuali untuk memperterang, membuat lebih cerah ya pakai filter.
06:34Tapi tidak secara manual tetapi pakai algoritma.
06:39Tapi inilah isi folder berubah ya.
06:42Ribuan frame dibuang.
06:4496 ribu frame dibuang ketika rangga menyiapkan
06:48apa namanya menyiapkan kopi.
06:5296 ribu frame itu padahal cuma dari 98 ribu frame itu dibuang.
06:56Dari CH-17 100 frame hilang ya.
07:01Ini di Muhammad Nuh Al-Azhar ini.
07:07Dari metadata-nya 50.910.
07:11Tetapi yang dia temukan katanya 50.810.
07:15Kemana 100 frame itu?
07:17Kalau 10 frame per detik itu kan 10 detik itu.
07:21Di kamera 9 itu 10 detik.
07:25Inilah yang kita duga yang di tangannya pergerakan tangan itu
07:31yang harusnya dihadirkan di persidangan yang dipegang oleh
07:35Bapaknya Al-Murhumina Mirnah.
07:38Yaitu Edi Salihin.
07:41Inilah 10 detik ini.
07:4510 detik durasi.
07:48Karena sudah di-downscaling secara temporal menjadi 10 dari 25.
07:5410 detik itu hilang.
07:56Itulah yang di tangannya Edi Salihin.
07:59Padahal kalau tajam itu
08:02bergerak sesuai dengan autentiknya
08:061920 x 1080, 25 frame per detik.
08:10Jadi apa yang ada di tangan
08:13video yang ada di tangan Edi Salihin itu bisa kita lihat pergerakan tangan Jessica.
08:19Apakah mengambil sesuatu, meletakkan sesuatu.
08:22Apa yang diambil
08:26atau apa yang diletakkan itu kan jelas seharusnya.
08:29Tetapi disitulah justru frame-frame tersebut, 100 frame tersebut
08:33dibuang sengaja oleh si Krishnamurti dan Tito Karnavian.
08:38Inilah versi digital forensik versi Polda Metro Jaya 2016
08:43dengan ahli forensik digitalnya dari Mabes Mowry.
08:46Muhammad Noah Lazar. Parah ya.
08:49Ini juga di kamera 7.
08:52Itu ada selisih
08:55di BAP-nya Christopher 120.950.
09:00Di BAP-nya Muhammad Noah Lazar total frame-nya 1220.900.
09:07Kalau di Christopher, 120.950.
09:11Resolusinya otentik, 1920.
09:16Kalau di sini, 9657.
09:19Masih dari sekolah, downscaling video CCTV yang sama.
09:221557-1717, satu menit sebelum Mirna Salihin datang.
09:29Dia lakukan downscaling, merusak resolusi.
09:32Merusak laju frame, 25 frame per detik.
09:35Ini variable, suka-suka dia mengubah.
09:38Jumlah frame-nya juga dia pangkas oleh Muhammad Noah Lazar.
09:42Ada 50 frame ini hilang.
09:4550 frame ini hilang, kita duga adalah
09:4950 frame pergerakan dari tangan Mirna Salihin dan lain-lainnya.
09:58Kita tidak paham apakah 50 frame yang hilang itu
10:02apakah di satu blok frame
10:07atau beberapa blok frame yang dia buang.
10:10Bisa 5 frame di 10 tempat,
10:14bisa jadi 10 frame di 5 tempat,
10:19bisa 5 frame di 1 tempat,
10:21atau 5 frame di 2 tempat.
10:23Tetapi yang pasti adalah ada 50 frame yang dibuang
10:28Dari kamera 7 ya, 1557-1717, ini BAP-nya Muhammad Noah Lazar.
10:35Ini metadata-nya, 1557.
10:39Ini total frame-nya katanya 120.900 frame.
10:43Lebar 960, tinggi 576.
10:47Color space, UV warna.
10:49Tetapi di BAP-nya Christopher untuk video CCTV yang sama,
10:561557-1717, frame rate-nya 25.
11:02Mungkin silap mereka mengedit metadata-nya.
11:07Lebar 920, tinggi 1.0.
11:10Inilah panjang frame atau total frame 120.950.
11:15Ini dia.
11:16Itulah, ada 50 frame dibuang dari ini.
11:19Jadi bukan hanya dikaburkan,
11:21dibuat pergerakan menjadi kasar dengan laju temporalnya,
11:26dibuang juga 50 frame di situ.
11:29Inilah luar biasanya mereka dua ini.
11:31Inilah yang dibanggakan oleh si penipu,
11:35jenderal penipu sampah masyarakat,
11:39jenderal manipulator unung,
11:41Krishnamurti dan Dito Karnavian.
11:45Jadi kalau kita lihat rekayasanya si Krishnamurti ini,
11:50pasti menggiring publik, menipu di persidangan,
11:54dan menggiring hakim juga.
11:56Jadi narasi mereka, narasi rekayasa mereka lancar.
12:01Mungkin mereka kira tidak berani ada orang lain yang membongkar.
12:06Salah besar kalau Krishnamurti penipu.
12:09Jadi inilah keputusan bin Sargultum.
12:12Yang pertama adalah pada saat menguji perubahan
12:16warna kopi dengan membandingkan warna kopi saat disajikan Agustriono
12:20dengan warna kopi saat diambil Sari
12:24pada video CCTV9.
12:26Di sini Christopher Hariman Rianto merekayasanya
12:29dengan membandingkan yang versi downscaling dengan versi authentic.
12:34Pada saat Agustriono downscaling,
12:37pada saat si Sari mengambil kopi setelah diminum Myrna Sali
12:47itu 1080p.
12:50Jadi kesimpulan dia ada indikasi perubahan warna
12:57padahal karena sudah direkayasa dia.
12:59Bagaimana versi yang sudah di-downscaling itu dibandingkan dengan yang authentic.
13:04Pastikan nilai-nilai yang mewakili warna itu
13:07akibat downscaling itu kan berubah nilai-nilai integer
13:11atau nilai-nilai heksadesimal.
13:13Jadi ya pastilah ada indikasi perubahan warna
13:16padahal ini adalah pintu masuk penting bagi Nusambram Subandi
13:20dan Imade Agus Gelgel.
13:25Ada perubahan warna dari BAP Christopher Hariman Rianto.
13:30Nah disini pintu masuk mereka.
13:32Disamping sedotan yang sudah ada di dalam gelas
13:35kesaksian dari Marlon Navitupulu.
13:39Yang kedua, pada saat menyimpulkan sedotan sudah ada dalam gelas
13:43ketiga hakim hanya bersandar murni pada pengakuan Marlon Navitupulu
13:48padahal harusnya bisa dijejak dari perpindahan sedotan itu
13:53harusnya di atas meja ketika diletakkan Agustriono
13:57dan pada saat Marlon Navitupulu datang sesuai kesaksiannya
14:00tetapi tidak ya, ditelan bulat-bulat saja itu.
14:04Dalam 30 menit 30 detik itu perpindahan sedotan ya
14:08ditelan bulat-bulat saja oleh Marlon Navitupulu
14:11ditelan oleh hakim kesaksian Marlon Navitupulu itu ya
14:16ditelan bulat-bulat dan dijadikan pertimbangan dalam keputusan mereka
14:21ini kan bahaya ya.
14:23Tiba-tiba pindah 30 menit 30 detik
14:29perpindahan sedotan itu yang dituduhkan itu tetapi tidak ada
14:33apa penjejakan secara frame demi frame 30 menit 30 detik itu
14:37murni dari kesaksian Marlon Navitupulu dan itu dijadikan pertimbangan hakim
14:43bahaya sekali kalau
14:48pengadilan kita
14:50yang hanya bersandar pada kesaksian semua pun bisa kita jadi terdakwa kalau begini
14:57yang ketiga pada saat Jessica Wong Soe dituduh mengambil Sianida dari dalam tas
15:02dan memasukkannya ke dalam gelas ya
15:05yang dituduh sedotan sudah ada di dalam gelas
15:09pada pukul 16.29.50 pergerakan tersebut justru dikaburkan oleh
15:15dengan mendownscaling spasial maupun temporalnya video CCTV7
15:21padahal harusnya kalau ingin mencari duduk berkara peristiwa sebenarnya
15:28ya harusnya tidak dikaburkan, inilah versi digital forensik dari
15:34si penipu Krishnamurti itulah, inilah justru dikaburkan pergerakan itu
15:39jadi hakim pun
15:41itulah
15:42kopas saja dari penjelasan dari Mohamad Nualasar dan Christopher Harimaryanto
15:49jadi lah itu barang ya, siapapun kita bisa dijadikan terdakwa dengan
15:54kemampuan licik manipulasi dari Krishnamurti
15:59siapapun kita, kalau sudah mereka yang pegang barang bukti digital
16:03dan mereka mengabur-ngaburkan, menganimasi
16:07dan hakim pun percaya sama mereka, siapapun bisa
16:10bukan hanya saya sebagai rakyat kecil, bahkan lawan politik pun bisa
16:14dijadikan terdakwa seperti ini
16:17dan pada saat dijadikan keputusan ya
16:21timbang keputusan hakim pun tidak bisa memastikan Xenide itu
16:25bentuk kristal seperti pasir atau bongkang kecil
16:29padahal kan kalau CCTV7 itu tidak direkayasa
16:34harusnya bisa dilihat apakah benar ada
16:38Xenide berbentuk pasir
16:40atau kristal seperti pasir atau bongkang kecil
16:44dari tangannya itu kan
16:47tapi itulah ya, karena tidak ada ya direkayasa saja lah
16:51tos juga, si Krishnamurti menyimpulkan tidak akan ada
16:55berani membongkar itu
16:57ya saya hidup dengan tenang, general
17:00ya sekarang Irjen, besok Komjen
17:03siapa tau bisa jadi Kapolri, ya kan
17:09oke selanjutnya kita lanjutkan mendengarkan
17:13penipuan si apa ini ya, general sampah ini ya
17:16harusnya dikurung di musyakambangan orang ini sekarang
17:19kalau kita masih percaya pada penegakan hukum ya
17:23bagaimana seorang general tapi hasil rekayasa dan manipulasi
17:27kita ini negara apa sih?
17:29negara Barbara atau negara hukum Pak Kapolri?
17:33jangan dirindungi orang semacam ini
17:36daripada nanti viral
17:39malah lebih rusak
17:41kepolisian
17:43jadi semua orang polisi malu padahal yang melakukan orang-orang ini
17:47kan kasihan polisi yang lain
17:50tapi anda bersikeras
17:52tidak mau memeriksa 37 buktinya itu, mungkin sudah diperiksa dan malu
17:56akhirnya kalian tutup itu
17:58apa itu lumas presisi itu
18:01supaya jangan saya jadikan konten terus
18:04nah yang paling penting adalah ahli toksikologi
18:07kami punya dua di Indonesia, dua-duanya ahli
18:10dan dua-duanya kami undang
18:12yang satu dari Bali, yang satu sudah purna dari Polri
18:15yang menjelaskan proses masuknya racun ke dalam tubuh
18:20dan yang paling penting
18:22yang bersangkutan kedua ahli itu
18:25bisa menjelaskan fakta-fakta
18:27kapan racun itu masuk ke dalam gelas
18:31jadi yang membuktikan Jessica bersalah itu
18:34bukan karena dia tindak lakunya
18:37atau dia menggeser tas dan sebagainya, tidak
18:40yang kami yakinkan kepada JPU adalah
18:45ahli toksikologi menjelaskan
18:48bahwa racun masuk pada pukul 17.26 sampai 17.34 sekitar itu
18:54ketika kopi ada di meja
18:56ketika kopi itu dikuasai hanya satu orang
18:58dan tidak ada orang lain yang lain itu
19:00mengindikasikan bahwa masuk itu
19:02diduga kuat dimasukkan oleh yang bersangkutan
19:05maaf pak Chris, 10 menit lagi
19:07oh siap
19:09Alhamdulillah 10 menit lagi
19:11dengan honor yang terbesar
19:12jadi seperti itulah ya
19:15pengakuan dia bahwa 17.26 sampai 17.34
19:20katanya hasilnya sama
19:22menurut Samperan Subandi
19:24dan Imade Agus Gelgel
19:27oke kita buka lagi
19:29kita periksa lagi statement penipuannya si Krishnamurti
19:33seperti yang saya katakan tadi
19:37bahwa rujukan dari
19:39Imade Agus Gelgel
19:41dan menurut Samperan Subandi itu ada dua
19:43pertama adalah
19:46kesaksian Marlon Wabi Tufu
19:48yang mengaku sedotan sudah ada di dalam gelas
19:51yang tidak diverifikasi
19:53dengan kamera CCTV 7
19:56dan ditelan begitu saja oleh hakim
19:58satu kesaksian luar biasa ya
20:01bisa membuat kita semua
20:04menjadi terdakwa di dunia ini
20:06di Indonesia ini ya
20:07jadi butuh seorang Marlon aja
20:09bisa kita terdakwa semua ya
20:12ditelan mentah-mentah
20:14padahal ada video di digital video
20:16kamera 7 ya
20:18perpindahan sedotan itu
20:20memang berpindah
20:22dari atas meja
20:24ke dalam gelas itu
20:26tapi itulah ya tinggal ditelan mentah-mentah
20:28supaya
20:30saya yakin itu sebenarnya ya
20:32si Bin Sargultum dan kawan-kawannya
20:34juga sudah berkomplok dengan
20:36Krishnamurti ya
20:37harusnya kalau mereka tidak berkomplokan
20:39ya mereka bisa
20:41mencerdas itu ditampilkan di CCTV
20:44coba itu ya
20:45mulai dari kamera depan
20:46kamera CCTV 7
20:48pada saat Agustriono
20:50kapan datang?
20:5116.24.18
20:53Marlon Napitapuru datang
20:5516.27.48
20:57itu kan ada 3 menit 30 detik
20:59harusnya
21:00coba dari kamera depan itu
21:02bisa gak kita lihat itu?
21:04kan gitu?
21:05enggak, diterima aja bulan-bulan
21:07oleh si Bin Sargultum itu
21:09luar biasa ya
21:11jadi ya
21:12terus rujukan yang kedua adalah
21:14indikasi perbandingan warna kopi
21:16yang sudah direkayasa oleh
21:18Christopher Harimandriarto ya
21:20perbedaan 2 titik pada saat diambil
21:22oleh Agustriono maupun
21:24ketika diambil oleh Sari ya
21:26setelah diminum mirna salihin
21:27dan itu sudah hasil rekayasa ya
21:29karena hasil downscaling dengan
21:31otentik ya jelas ya nilai-nilai integer
21:33atau nilai-nilai heksadecimal
21:35yang mewakili warna tersebut
21:37ya di versi downscaling ya sudah hancur-hancuran
21:39itu sudah jauh berbeda ya
21:41ya kalau orang belajar
21:43image processing pasti paham itu
21:45itulah yang dilakukan ya
21:47jadi 2 rujukan itu
21:49satu kesaksian marlon
21:51tentang segotan sudah ada
21:53dalam gelas, rujukan kedua indikasi
21:55perubahan warna adanya
21:57cyanida di 2 titik itu
21:59perbeda warna padahal itu hasil rekayasanya
22:01si Christopher
22:03nah itulah rujukan Nur Samran Subadi
22:05dan siapa si
22:07Imadi Agus Gelgel ya
22:09oke
22:11jadi tadi pengakuannya
22:13si penipu Krishnamurti itu
22:15kedua seolah-olah konsisten
22:17hasilnya berapa tadi
22:1917.26 sampai 17.34
22:21katanya ya
22:23padahal disini kalau kita lihat
22:25dari prediksinya siapa
22:27Nur Samran Subadi
22:29itu berapa itu
22:316 Januari 16.39
22:3336 detik
22:35jadi dia simpulkan dalam retang
22:3716.30
22:39sampai 16.45 ya
22:41sesuai dengan animasi
22:43pergerakan Jessica
22:45yang dilakukan di rekayas oleh
22:47Mohamad Noah Lazar ya
22:49inilah 16.39
22:51lewat 36 detik
22:53itulah dia ya
22:55padahal ini pun salah
22:57bagaimana mungkin ya
22:59rujukannya kan referensi
23:01waktunya kan
23:0310 Januari 2016
23:0510.30 siang
23:07terus dikurangi 90 jam
23:099 menit 36 detik
23:11ini kan salah
23:13inilah supaya cocok-cocokan
23:15ya sudah lah, nanti juga
23:17nggak ada yang beriksa, mungkin itu katanya
23:19dalam hatinya Nur Samran Subadi
23:21ya kan, rujukannya
23:23apa namanya
23:25evaluasi dia
23:27eksperimen dia
23:2910 Januari 2016
23:3110.30 siang, dikurangi ini
23:33hasil
23:35pemodelan matematika dia dengan kuadratik
23:3790 jam
23:399 menit 36 detik
23:41jadi ini 10 Januari 2016
23:4310.30 siang
23:45dikurangi 90 jam 9 menit 36 detik
23:47hasilnya ini
23:49menurut dia
23:5116.39.39 detik
23:53padahal salah ya
23:55ini perhitungan mundur sudah kita sering lakukan
23:57inilah perhitungan mundur
23:59sederhana aja ini
24:01untuk menghitung waktu mundur
24:0310 Januari 2016
24:0510.30 siang
24:07dikurangi 90 jam 9 menit
24:09dan 36 detik
24:11ini sudah saya
24:13buatkan
24:15langkah-langkahnya, ada 6 langkah
24:17saya sederhana, dan ini
24:19bisa diperiksa oleh semua orang
24:21jadi saya tampilkan aja di sini
24:23kalian periksa sendiri
24:25saya selalu siap untuk dikoreksi
24:27kalau salah ya, karena saya sudah 10 kali
24:29sampai 100 kali
24:31saya ulang-ulang
24:33ini, perhitungan mundur ini
24:35jadi hasilnya seharusnya Nur Samran Subandi
24:37sesuai hitungan dia adalah
24:3916.20
24:4124, kalau dari hitungan dia
24:4316.20 menit
24:4524 detik
24:47Jessica saat itu sudah tidak ada di Kasir
24:49kalau lewat
24:51program saya, inilah hasilnya
24:53kalau dia pakai Excel
24:55kalau saya pakai program sendiri
24:57Python, jadi 16.20.10
24:59harusnya menurut
25:01hitungan dia, hitungan mundurnya ini
25:03jadi ini sengaja
25:0516.39 dibuat ini, supaya
25:07tetap dalam rantang
25:0916.30, 16.45
25:11kalau sesuai hitungan mundur dia, 16.20
25:13Jessica masih ada
25:15di dalam, di Kasir yang
25:17membayar
25:19untuk gross bill itu, inilah
25:21hitungan saya secara program
25:23Python, sederhana saja, sama
25:25kelupanya, inilah dia
25:27pakai kuadratik, malah
25:29konsentrasi Sianida menurut
25:31persamaan Nur Samran Subandi
25:33malah naik dengan
25:35pertambahan waktu atau jamnya
25:37luar biasa, jadi inilah
25:39harusnya hasil sebenarnya
25:41kalau kita merujuk perhitungannya
25:43dan model matematikanya Nur Samran
25:45Subandi 16.20
25:47jadi inconsistent
25:49ini kan harus, Jessica
25:51masih ada di apa ini ya, di
25:53mana itu
25:55di Kasir
25:57kalau ini
25:59Agus Gelgel, Imadi Agus Gelgel
26:01saya tidak tahu
26:03di BAP dia yang
26:05dirujuk oleh naskah
26:07keputusan itu cuma begini saja
26:09dia tidak menerangkan
26:11pemodelan matematika dia secara dalam
26:13tinggal melompat saja, jump into conclusion
26:1516.30
26:1716.45, menurut dia itu
26:19tapi menurut Nur Samran
26:21harusnya ini ya, perhitungan
26:23menurut dia yang salah, 16.20, kan ini
26:25inconsistent ini
26:27di sini 16.30, 16.45
26:29Imadi Agus Gelgel
26:31di sini 16.20
26:33jadi jauh sekali rentang
26:35jadi mereka hasilnya inconsistent
26:37salah satu salah atau
26:39keduanya salah, karena inconsistent
26:41belum lagi
26:43saya baca BAPnya
26:47Imadi Agus Gelgel ini
26:49langsung jump into conclusion
26:51dia cuma di persidangan
26:53contohnya saya memodelkan
26:55matematika dengan software
26:57atau program yang dia pakai
26:59ketika dia
27:01mengambil gelar dokternya di Jerman
27:03tidak bisa seperti itu harusnya
27:05sebutkan nama softwarenya
27:07bukan berarti Anda dokter
27:09langsung bisa dipercayai semua orang
27:11ilmiah itu
27:13bukan karena siapa yang ngomong
27:15tetapi hasilnya itu harus bisa
27:17diverifikasi oleh ahli lain
27:19apalagi ini cuma
27:21model matematika sederhana
27:23by exponential menurun
27:25by decreasing exponential
27:27ini kan program
27:29SMA saja sudah dapat
27:31model matematika
27:33sederhana seperti ini
27:35tapi dia jump into conclusion
27:37yang tidak tahu ini
27:3916.30 sampai 16.45
27:41di persidangan juga saya tonton
27:43Imadi Agus Gelgel
27:45cuma ini
27:4716.30 sampai 16.45
27:49tidak tahu dari mana
27:51ketika saya membuat program sendiri
27:53dengan
27:55by decreasing
27:57exponential, ini hasilnya
27:59untuk
28:01modelnya
28:03Imadi Agus Gelgel
28:05dengan program Python
28:07saya akan seperti ini
28:09inilah dia
28:11waktu
28:13estimasinya untuk
28:15model 1 16.28
28:17waktu estimasi 2
28:1916.44
28:21jadi 16.28 dan
28:2316.44 rentangnya
28:2516.28 kan Jessica
28:27masih ada di mana ya
28:29masih ada duduk
28:31duduk di situ ya, megang-megang
28:33hp atau chat segala macam
28:35jadi inilah
28:37jadi tidak konsisten hasil mereka
28:39jadi itu penipuannya
28:41Krishnamurti itu konsisten
28:43dan penipuannya
28:45di Ares ya
28:47siapa itu, guru besar hukum
28:49didana otak
28:51guru besar otak kerdil itu ya
28:53cuma baca PAP ya, tidak diverifikasi
28:55hanya karena dia
28:57Nur Samran Subandi doktor
28:59terus Imadi Agus Gelgel
29:01doktor, sudah profesor, tidak bisa
29:03seperti itu, sains itu harus
29:05diuji oleh orang lain
29:07jurnal saja harus ada
29:09peer review-nya
29:11harus ada
29:13peer review-nya, apalagi kita bicara
29:15patent ya, kalau saya di Jepang itu bisa
29:1710 kali, 20 kali
29:19itu diperiksa oleh orang lain
29:21universitas lain, profesor lain
29:23universitas lain, ya bisa
29:25diseminarkan di
29:27uji user
29:29user itu end user kita
29:31misalnya, apa namanya
29:33perusahaan, jadi
29:35itulah ilmiah, jadi bukan karena
29:37Einstein dia
29:39pasti kalau Einstein sudah benar
29:41tidak bisa seperti itu
29:43harus peer review
29:45review oleh orang lain
29:47yang membidangi hal yang sama
29:49ya karena ini model matematika
29:51biasa ya, saya juga bisa
29:53karena skripsi saya
29:55juga, disertasi saya juga
29:57bicara tentang
29:59pemodelan matematika
30:01untuk model tak linear
30:03dalam hal enkripsi
30:05elliptic curve itu ya
30:07model matematika elliptic untuk
30:09mengamankan video digital
30:11jadi ya, ini ya terbilang
30:13sederhana lah ya, by exponential
30:15menurun ini, karena SMA saja
30:17pun sudah di belajar ini
30:19ya jadi kesimpulannya
30:21itu ya, hasilnya mereka dua
30:23inconsistent, jadi tidak convergent
30:25satu 1620
30:27satu ini
30:29entah dari mana ini 1630
30:31sampai 1645, Nusamran Subandi
30:33di persidangan cuma
30:35eh siapa, Imad Yagus Gelgel
30:37Gelgel cuma apa ya
30:39dia bilang 1630
30:41sampai 1645 aja
30:43dengan rujukan tidak ada
30:45cuma mengacu pada sopir yang digunakan
30:47program doktor dan tidak ada
30:49analisis pendekatannya
30:51bagaimana dia mendapatkan model matematika
30:53ini, tidak ada
30:55tidak ada dijelaskan model matematika
30:57kenapa dapat CN1
30:59sekian, CN2 sekian
31:01gitu ya, itulah
31:03jadi hasil mereka dua ini inconsistent
31:05sudah inconsistent kan
31:07tidak bisa dijadikan rujukan ini
31:09waktu estimasi masuknya CN2
31:11Nusamran Subandi
31:131620, ini satu
31:151630 sampai 1645, ini kan jauh
31:17kali nih, secara matematika
31:191630 hingga 1645
31:21jauh kali nih
31:25Imad Yagus Gelgel
31:27Imad Yagus Gelgel
31:29oke kita lanjutkan lagi ya
31:31penipuan dari Krishnamurti
31:33yang begitu besar
31:35saya tadi
31:37di persidangan
31:39tentang
31:41kegunaan dalam pembuktian
31:43karena kalau kita
31:45tidak menggunakan forensik
31:47manusia-manusia itu bisa berjusta
31:49saya kasih tahu
31:51Jessica itu lebih hebat
31:53dari Sambo, Sambo diperiksa
31:55geter, Sambo itu diperiksa
31:57tadinya mau bertahan
31:59saya tidak membunuh, itu tembak-tembakan
32:01kan saya bertemu dia, kan bapak ibu pasti
32:03nonton yang viral-viral di mesej saya
32:05mantan, mantandirnya
32:07ya kan
32:09begitu ditekan
32:11eh, lu kalau lu gak mau ngaku
32:13gak mau cerita yang sebenarnya
32:15gampang, bini lo si
32:17diperiksa terus istrinya
32:19lulu, Sambo nawar, oke lah
32:21tapi istri saya jangan
32:23tapi gak mungkin istrinya tidak terseret
32:25karena itu tali temaling, gak mungkin
32:27gak mungkin satu yang terputus, peristiwa yang terputus
32:29nah
32:31dalam konteks persidangan
32:33bapak ibu berhadapan dengan
32:35manusia-manusia yang pandai bersaniwara
32:37Jessica itu bilang
32:39ayo pak kita adu di pengadilan
32:41versi bapak, versi saya
32:43kalau dalam interograsi
32:45seperti tadi, proses interograsi
32:47saya menggunakan
32:49teknik interograsi, ya tidak, selesai dia
32:51terjepit dengan lustanya
32:53ya tidak, ya tidak
32:55apa kamu jam sini ke sini, ya pak
32:57kamu jam sini ke sini, iya pak
32:59kamu bawa tas tiga, iya pak
33:01tas itu kamu taruh di depan, tidak pak
33:03saya ingetin, kamu taruh di depan, enggak pak
33:05di belakang, saya ingetin
33:07kamu duduknya sini kan, iya pak
33:09habis itu kamu gesetnya, enggak pak
33:11saya dari awal di sini pak
33:13tapi di sidang pengadilan, bapak ibu gak bisa begitu
33:15bapak ibu bertanya
33:17dengan pertanyaan terbuka, betul tidak?
33:19kalau hakim ya tidak, hakim
33:21dianggap itu, nah itulah yang kami
33:23ceritakan di belakang layar
33:25itulah kesulitan kami dalam proses penyidikan
33:27bagaimana drama
33:29di sidang pengadilan dijadikan panggung
33:31sementara ada proses penyidikan
33:33ketika interograsi kami mampu
33:35mengungkap fakta-fakta itu
33:37penipuan dia lagi ya
33:39dia menganggap Jessica yang menipu
33:41sambur
33:43Kak Saja kalah dengan penipuannya Jessica
33:45kalau menurut saya, setelah
33:47saya sudah kupas semua
33:4937 bukti
33:51rekayasa video CCTV ini
33:53bahkan karena capek
33:55saya mengumpulkan sebenarnya bisa
33:5750 lebih itu
33:59kalau kesimpulan saya
34:01ya si
34:03Krishnamurti ini jauh lebih
34:05penipu ulum daripada sambur
34:07jauh nih orang
34:09lebih licik, lebih penipu
34:11karena dia menganggap dia
34:13lebih baik daripada sambur, padahal dia
34:15lebih menipu daripada sambur
34:17ya minimal sambur mengaku maaf
34:19minta maaf, mengaku salah
34:21kau sampai sekarang pengecut kau
34:23Krishnamurti
34:25sampai sekarang kau
34:27tidak mau mengakui penipuanmu
34:29rekayasa brutalmu, barbarmu
34:31biadabmu, kepada
34:33seorang anak manusia
34:35anak orang lain
34:37anak perempuan orang lain
34:39kau rekayasa video CCTV itu
34:41kau masukkan dia ke Celtipus
34:43dengan bukti CCTV
34:45rekayasamu itu
34:47berkomplot kau dengan para
34:49yang hianat itu mengubah
34:51ubah isi plastik
34:53parah sekali, kau lah manusia
34:55paling licik, paling monafik di Indonesia
34:57makanya kalau ini
34:59sempat kita bongkar ke media TV
35:01rakyat harus menuntut orang ini
35:03di penjara seumur hidup
35:05jangan sampai lagi ada
35:07jenderal sampah seperti ini
35:09jenderalnya
35:11naik karena produk
35:13rekayasa, kita harus
35:15menuntut kepada seluruh
35:17masyarakat yang berwenang
35:21rakyat, netizen harus menuntut
35:23Tito Karnavian
35:25dan Krishnamurti ini dihukum
35:27seberat-beratnya
35:29kalau bisa seumur hidup
35:31kalau tidak bisa
35:33hukuman mati ya seumur hidup
35:35supaya pelajaran bagi
35:37di Republik ini jangan ada lagi
35:39manusia-manusia sampah seperti ini
35:41digaji oleh keringat rakyat
35:43oke pemirsa
35:45sampai sekian dulu
35:47sampai jumpa di video kami
35:49selanjutnya salam dari kami
35:51Balik Akademi di Tepian
35:53dan Etoba yang indah
35:55Horas

Recommended