JAKARTA, POJOKBACA.ID - Berdasarkan rilis resmi Kementerian ESDM, sejauh ini program mandatori B35 di tahun 2023 berjalan dengan baik dan sukses menyalurkan B35 sebesar 12,15 juta kl. Kini di tahun 2024 pemerintah lakukan uji terap biodiesel B40 sebagai strategi mengurangi ketergantungan energi fosil.
Turut andil dalam isu tersebut, Pertamina Energy Institute bersama dengan Universitas Pertamina menyelenggarakan The 2nd Pertamina Energy Dialog 2024 dengan tema ‘Harnessing Biofuels For Resilient and Sustainable Energy’. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Auditorium Universitas Pertamina pada 5 Agustus 2024.
Dibuka dengan sambutan oleh Yohanes Handoko Aryanto selaku Pjs. VP Pertamina Energy Institute, yang menyampaikan bahwa pembahasan terkait biofuel di Indonesia ini sangat menarik untuk diperbincangkan lebih lanjut.
“Melihat isu biofuel yang tengah digalakkan oleh pertamina dan pemerintah ini sangat menarik untuk didiskusikan, dan pada kegiatan ini kita telah kehadiran berbagai macam ahli dan pakar, baik dari kebijakan, akademisi, ahli teknologi, dan ahli ekonomi. Semoga diskusi ini dapat menyatukan pemikiran dari para ahli dan bagi mahasiswa yang tertarik pada isu ini dapat mendapatkan ilmu dari kegiatan ini,” jelas Yohanes.
Pada sesi pertama terdapat paparan terkait expose pertamina energy outlook 2023: panduan transisi energi Indonesia yang disampaikan oleh Henricus Herwin sebagai SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero).
Kemudian dilanjutkan dengan panel session ‘the future of biofuel’ dengan diskusi bersama para ahli seperti Dr. Dina Nurul Fitria, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) menyampaikan peta jalan transisi energi menuju Net Zero Emission 2060. Dilanjutkan pemaparan oleh Vice Chairman Research & Technology Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Dr. Jummy BM Sinaga yang menyampaikan peluang industri biofuel terhadap ekonomi nasional.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Eng. Ir. Iman Kartolaksono memaparkan proses perjalanan riset biofuel skala laboratorium sampai akhirnya implementasi B30 di tahun 2020. Tidak hanya itu, Yohanes Handoko Aryanto dari Pertamina Energy Institute juga turut menyampaikan peran biofuel dalam pertumbuhan ekonomi dan membantu dekarbonisasi sektor transportasi.
Rangkaian diskusi berjalan dengan atraktif dengan antusias tinggi dari peserta dan tamu undangan. Kemudian dilanjutkan sesi penutup kegiatan yaitu pemaparan mengenai Indonesia NZE Aspiration: The role of energy state owned enterprises, yang disampaikan oleh Widhyawan Prawiraatmadja, Ph.D., Advisory Board Pertamina Energy Institute. Widhyawan menegaskan bahwa Target Net Zero Emission (NZE) adalah langkah maju menuju berkelanjutan.
Dengan berbagai pandangan dan diskusi mendalam yang tercermin dalam forum ini, diharapkan langkah-langkah konkret untuk pemanfaatan biofuel dan strategi energi yang lebih bersih dapat semakin terwujud.
Turut andil dalam isu tersebut, Pertamina Energy Institute bersama dengan Universitas Pertamina menyelenggarakan The 2nd Pertamina Energy Dialog 2024 dengan tema ‘Harnessing Biofuels For Resilient and Sustainable Energy’. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Auditorium Universitas Pertamina pada 5 Agustus 2024.
Dibuka dengan sambutan oleh Yohanes Handoko Aryanto selaku Pjs. VP Pertamina Energy Institute, yang menyampaikan bahwa pembahasan terkait biofuel di Indonesia ini sangat menarik untuk diperbincangkan lebih lanjut.
“Melihat isu biofuel yang tengah digalakkan oleh pertamina dan pemerintah ini sangat menarik untuk didiskusikan, dan pada kegiatan ini kita telah kehadiran berbagai macam ahli dan pakar, baik dari kebijakan, akademisi, ahli teknologi, dan ahli ekonomi. Semoga diskusi ini dapat menyatukan pemikiran dari para ahli dan bagi mahasiswa yang tertarik pada isu ini dapat mendapatkan ilmu dari kegiatan ini,” jelas Yohanes.
Pada sesi pertama terdapat paparan terkait expose pertamina energy outlook 2023: panduan transisi energi Indonesia yang disampaikan oleh Henricus Herwin sebagai SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero).
Kemudian dilanjutkan dengan panel session ‘the future of biofuel’ dengan diskusi bersama para ahli seperti Dr. Dina Nurul Fitria, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) menyampaikan peta jalan transisi energi menuju Net Zero Emission 2060. Dilanjutkan pemaparan oleh Vice Chairman Research & Technology Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Dr. Jummy BM Sinaga yang menyampaikan peluang industri biofuel terhadap ekonomi nasional.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Eng. Ir. Iman Kartolaksono memaparkan proses perjalanan riset biofuel skala laboratorium sampai akhirnya implementasi B30 di tahun 2020. Tidak hanya itu, Yohanes Handoko Aryanto dari Pertamina Energy Institute juga turut menyampaikan peran biofuel dalam pertumbuhan ekonomi dan membantu dekarbonisasi sektor transportasi.
Rangkaian diskusi berjalan dengan atraktif dengan antusias tinggi dari peserta dan tamu undangan. Kemudian dilanjutkan sesi penutup kegiatan yaitu pemaparan mengenai Indonesia NZE Aspiration: The role of energy state owned enterprises, yang disampaikan oleh Widhyawan Prawiraatmadja, Ph.D., Advisory Board Pertamina Energy Institute. Widhyawan menegaskan bahwa Target Net Zero Emission (NZE) adalah langkah maju menuju berkelanjutan.
Dengan berbagai pandangan dan diskusi mendalam yang tercermin dalam forum ini, diharapkan langkah-langkah konkret untuk pemanfaatan biofuel dan strategi energi yang lebih bersih dapat semakin terwujud.
Category
🗞
Berita