Mahabarata Episode 14 Dubbing Indonesia

  • last week
Mahabarata Episode 14 Dubbing Indonesia

Category

📺
TV
Transcript
00:00God is great! God is great!
00:31I will open my eyes as I walk to the fire.
00:35Angry because of that, Destra Rastra rejected Dari.
00:39Satyawati handed over the administration of Hastinapura and the throne to her three grandchildren.
00:44Widura was disturbed between his love and his duty when Bisma advised him to choose the truth.
00:51The truth is the sun and love is the moon.
00:55But if what you choose is the truth,
00:57you will get the light, you will get your family, and all the people of our kingdom.
01:02Destra Rastra was training to say his first words as a king
01:06and said he deserved to be on the throne and the story continued.
01:14Who dares to disturb me?
01:16Wait!
01:24My Lord!
01:26My son, Destra Rastra!
01:32Mother!
01:41Are you ready, son?
01:43I've been ready for years, Mother.
01:46Greetings.
01:48I hope you live a long life.
01:50Today your wait will end soon.
01:53Today you will be the king of Hastinapura.
02:00For the first time in my life,
02:03I feel extraordinary happiness.
02:07Get ready, my son.
02:09When Widura and Pandu are sworn to his office,
02:12we must arrive at the palace.
02:14Let's go, Dari.
02:16Let's go.
02:22Tell him, Mother, he doesn't need to accompany me.
02:33When I step to the throne,
02:35if there is anyone who hinders my speed,
02:38then I will not be able to receive him.
02:46Let's go, my son.
02:48I don't know if you can follow him or not,
02:51but the prince of Kuru
02:53will not be able to sit on the throne without you.
03:17The King of Hastinapura
03:21The King of Hastinapura
03:25The King of Hastinapura
03:29The King of Hastinapura
03:33The King of Hastinapura
03:37The King of Hastinapura
03:47The King of Hastinapura
03:51The King of Hastinapura
03:55The King of Hastinapura
03:59Greetings, Sir.
04:01Greetings, Sir.
04:03May you live a long life.
04:05Greetings, Queen.
04:07Greetings, Queen.
04:09May you prosper.
04:16The King of Hastinapura
04:19The King of Hastinapura
04:22The King of Hastinapura
04:25The King of Hastinapura
04:27With this vinegar,
04:29I will plant justice
04:31in my intelligence.
04:38With this vinegar,
04:40I will plant dedication in my intelligence.
04:43With this vinegar,
04:45I will get justice
04:47and swear
04:49to abide it forever.
04:51With this vinegar,
04:53I will have patience.
05:13With this vinegar,
05:15I will get justice
05:17in my life.
05:20I will get courage.
05:42The King of Hastinapura
05:45The King of Hastinapura
05:48The King of Hastinapura
05:51The King of Hastinapura
05:53By accepting this gold crown,
05:55I accept
05:57the throne of Hastinapura,
05:59my Lord and Lordship.
06:01The King of Hastinapura
06:03The King of Hastinapura
06:05Because of that, from now on,
06:07all connections and desires
06:09will be the second.
06:10The throne of Hastinapura
06:12will inspire me
06:14to be braver and bolder to carry out my duties.
06:16Like this shield,
06:18I must protect the people of our kingdom.
06:21Like this sword,
06:23I must always lead in the war.
06:28The flag of this dynasty and kingdom
06:31will always be raised high.
06:33For the happiness and success of the people of Hastinapura,
06:36I swear to live with full struggle.
06:39For the reputation
06:41and independence of the Kuru Kingdom,
06:43I swear to live with full struggle.
06:49Long live Prime Minister Widura!
06:51Long live!
06:52Long live General Pandu!
06:53Long live!
06:54Long live Prime Minister Widura!
06:55Long live!
06:56Long live Prime Minister Widura!
06:57Long live!
06:58Long live Prime Minister Widura!
07:00Long live!
07:01Long live General Pandu!
07:02Long live!
07:03Long live General Pandu!
07:04Long live!
07:05Long live Prime Minister Widura!
07:06Long live Prime Minister Widura!
07:07Long live!
07:08Long live General Pandu!
07:09Long live!
07:10Long live Prime Minister Widura!
07:11Long live!
07:36Salam, Paman.
07:42Salam, Guruku.
07:43Salam!
07:49Salam, Ibu Ratu.
07:54Jaya lah putraku.
07:57Setelah selama dua puluh lima tahun
07:59tahta Hastinapura
08:01berjaya
08:03dan berjaya
08:04selama dua puluh lima tahun
08:06tahta Hastinapura
08:08akan memiliki penguasannya.
08:14Ini adalah peristiwa yang paling bahagia
08:17dalam hidupku.
08:19Hari ini kau akan mengambil alih tugas-tugas
08:21kerajaan ayahmu.
08:24Selama bertahun-tahun
08:26aku
08:28dan Bismah
08:30sudah berhasil menjaga tahta ini dengan baik.
08:32Sekarang waktunya sudah tiba, putraku
08:36untuk melakukan penobatanmu sebagai raja
08:39yang berkuasa di Hastinapura.
09:02PENOBATANMU
09:33PENOBATANMU
09:41Berhenti, Kak Desterastra!
10:02Perdana Menteri Widura
10:04apa alasanmu menghentikan upacara penting ini?
10:07Alasannya adalah
10:09karena aku telah mengambil sumpahku.
10:12Sebagai Perdana Menteri dari Hastinapura
10:15aku, Widura
10:16harus menegakkan
10:18kebenaran
10:19demi kepentingan dari tahta Hastinapura
10:21dan kebahagiaan seluruh rakyat kita.
10:24Aku tidak akan menyetujui semua acara ini.
10:26PENOBATANMU
10:31Hubunganku dan keinginanku harus jadi yang kedua bagiku.
10:35Karena itulah
10:37sudah jadi tugasku untuk menghentikan ketidakbenaran ini.
10:40Ketidakbenaran apa, Perdana Menteri?
10:43Upacara penobatannya, Ibu Ratu.
10:49Upacara penobatan ini
10:51sama sekali tidak benar.
10:53Seseorang yang sudah buta sejak lahir
10:55tidaklah pantas untuk jadi seorang raja.
11:02Apa yang mau kau lakukan, Perdana Menteri Widura?
11:05Apa ini sebuah pengkhianatan?
11:07Ini bukanlah
11:08usaha pengkhianatan, Ibu Ratu.
11:11Tapi ini tertulis di kitab kita
11:13bahwa seseorang yang sudah buta sejak lahir
11:16tidaklah pantas untuk jadi raja.
11:18Kadang kebenaran bisa sangat kejam, Ibu Ratu.
11:21Tapi kepentingan rakyat banyak.
11:23Kebenaran menuntut pengorbanan pribadi.
11:26Kenapa baru kau katakan sekarang, Perdana Menteri?
11:30Kau sudah tahu sebelumnya tentang upacara penobatan ini.
11:34Apa yang kau lakukan ini juga tidak benar.
11:37Kebenaran berubah berdasarkan keadaannya, Ibu Ratu.
11:41Kebenaran bisa berubah?
11:43Aku baru pertama kali mendengar ucapan itu.
11:46Meskipun, aku pernah mendengar ada tujuan yang berubah.
11:50Tapi kebenaran tidak.
11:52Hastinapura adalah kerajaan yang besar.
11:57Jadi mungkin kalian punya peraturan yang berbeda.
12:00Pangeran Sangkuni,
12:02di sini kau sama sekali tidak punya hak
12:04untuk ikutkan kebenaran ini.
12:07Kau tidak berhak untuk ikutkan kebenaran ini.
12:09Di sini kau sama sekali tidak punya hak
12:11untuk ikut campur dalam urusan keluarga kami.
12:16Mohon maafkan aku, Bisbayang Agung.
12:19Maafkan aku.
12:21Seorang kakak berhak untuk bicara atas nama adiknya sendiri.
12:27Itu sebuah hal yang wajar di seluruh daerah area.
12:32Apa itu masih jadi normal yang wajar di Hastinapura atau tidak?
12:35Hanya bisa dijawab oleh satu-satunya ahli
12:39yang menguasai kebenaran dan juga pengetahuan Widura.
12:44Aku juga bisa menjawab pertanyaanmu.
12:47Untuk melihat benar-benar tidak ada cacat pada salah satu kakak tertua
12:51adalah tugas dari seorang adik.
12:54Tapi saat kebaikan dan keburukan seorang raja sedang dibicarakan,
12:58untuk melihat di luar hubungan dari kakak tertua
13:01adalah tugas dari seorang perdana menteri.
13:06Tapi hanya anak tertua yang berhak untuk menjadi raja perdana menteri Widura?
13:12Saat semua anak memiliki kestaraan,
13:15hanya pada saat itulah anak tertua memiliki hak tersebut.
13:19Cuaca dari musim panas mendahului datangnya musim hujan.
13:23Tapi musim hujan sendiri jauh lebih penting.
13:26Karena pada saat itulah hujan paling banyak turun.
13:31Saat harus memutuskan antara usia dan kebajikan,
13:33akan bijak bila memilih kebajikan Ibu Ratu.
13:39Tertulis dalam kitab bahwa susu dari singa betina
13:43hanya bisa ditampung dalam sebuah wadah emas
13:46dan bukan yang terbuat dari tembaga.
13:48Begitu juga dengan kemampuan memimpin sebuah kerajaan
13:52hanya bisa dilakukan oleh sosok yang lengkap
13:55dan bukan yang tidak lengkap.
13:57Tidak lengkap!
14:04Aku tidak lengkap!
14:21Maafkan aku, Kak Destera Rastra.
14:23Diam!
14:27Diam!
14:28Diam!
14:33Aku sudah cukup merasa terhina dengan ucapanmu, Widura.
14:40Saat kau sudah selesai menyampaikan tentang apa
14:44yang kau sebut kebenaran di istana,
14:47maka beritahu aku!
14:58Tidak!
15:26Kak Destera Rastra!
15:28Tidak!
15:33Tolong bawa aku ke tuanku, Sugda.
15:36Baiklah, Putri.
15:40Hanya karena dia tidak punya penglihatan,
15:43puteraku tidak bisa menjadi raja?
15:48Aku tidak setuju dengan ini, Perdana Menteri Widura.
15:51Penglihatan adalah senjata pertama seorang raja, Ibu Ratu.
15:54Kalau seorang raja tidak bisa membaca ekspresi wajah Perdana Menterinya,
15:59maka dia tidak akan bisa mengenali musuh dari kerajaannya.
16:05Saat seorang raja pergi berburu,
16:07dia harus melihat keadaan dari sekelilingnya.
16:11Dia harus melihat kebahagiaan dan penderitaan.
16:16Saat ada yang datang menangis minta keadilan pada raja,
16:19selain dari mendengarkan suara tangisan,
16:21sangat penting juga untuk bisa melihat penderitaannya, Ibu Ratu.
16:26Bagaimana bisa orang buta melakukan semua itu?
16:32Untuk semua tugas itu,
16:34Perdana Menteri, Jenderal, dan Dewan Menteri
16:37harus hadir Perdana Menteri Widura.
16:40Maafkan aku, Ibu Ratu.
16:42Perdana Menteri, Dewan Menteri, dan Jenderal,
16:46semuanya adalah para pembantu raja.
16:48Jadi tugas mereka untuk mengikuti sang raja.
16:54Saat sang raja dalam keadaan lemah,
16:57Dewan Menteri dan lainnya pada saat itu tidak akan mungkin menggantikannya.
17:18Kak Destra Rastra!
17:21Kak, dengarkan aku!
17:22Pergilah!
17:24Mau bicara apa lagi, Pandu?
17:26Aku tidak lengkap! Aku...
17:28Orang yang sudah berjuang demi kepantasan seumur hidupnya!
17:31Orang yang berusaha sebaik mungkin untuk jadi normal,
17:33dan sekarang dibilang tidak normal!
17:35Dia yang terbaik! Aku tidak lengkap!
17:37Aku tidak bisa jadi raja!
17:39Itu menurut Widura, Kak.
17:41Sebagai seorang Perdana Menteri,
17:43mungkin itu adalah tugasnya.
17:45Tapi, kita tidak bisa memaksakan...
17:47Apa aku memohon pada mereka?
17:50Meski jadi anak tertua di dinasti ini,
17:53dan yang paling mampu,
17:55haruskah aku memohon untuk aku sendiri?
17:58Agota Istana, Dewan Menteri, dan juga yang lainnya,
18:02yang nantinya akan kugaji,
18:04dan akan menjadi pelayanku,
18:06haruskah aku memohon pada mereka?
18:10Aku mohon tenanglah, Kak.
18:12Aku tenang, Pandu!
18:13Kalau aku tidak tenang,
18:15aku pasti sudah membunuhmu atas pengkhianatan ini!
18:23Pengkhianatan?
18:25Kak, aku tidak pernah...
18:27Aku tahu semuanya!
18:29Kau dan anak pelayan itu,
18:31telah berkonspirasi untuk menentangku!
18:34Dengan segala alasan cinta, keadilan, dan kebenaran,
18:37kau ingin merenggut haku yang sebenarnya, Pandu!
18:40Kau pasti ingin menentangku!
18:41Benarnya, Pandu!
18:43Kau pasti ingin menjadi raja!
18:46Tuduhanmu ini tidak ada buktinya, Kak!
18:48Aku bahkan tidak pernah memimpikan hal seperti itu!
18:51Pergilah, Pandu!
18:54Kalau tidak, maka api kemarahanku ini akan membakarmu!
18:59Pergilah!
19:11Dewan Menteri, Dewan Menteri, dan Jenderal adalah pembantu raja.
19:16Sudah jadi tugas mereka untuk mengikuti raja.
19:19Saat raja dalam keadaan lemah,
19:22maka Dewan Menteri dan lainnya tidak akan bisa menggantikannya saat itu.
19:29Karena itulah kebenaran,
19:31menuntut agar kelengkapan dan keluhuran jiwa bisa didapat dari seorang raja.
19:36Dan kaulah orang itu, Idura yang bijaksana.
19:39Kau pasti telah menyatakan dirimu tepat untuk menjadi raja.
19:44Pangeran Gandara!
19:59Tolong kau jawab ucapan Pangeran Sangkuni, Perdana Menteri Widura.
20:08PANGERAN SANGKUNI
20:14Tugas dari Duri adalah melindungi pohonnya, Ibu Ratu.
20:20Entah dia memiliki keinginan atau kekuatan untuk menggantikan Bunga atau tidak.
20:28Aku adalah Duri dari pohon di kerajaan ini.
20:31Kapanpun pertanyaan mengenai keselamatan kerajaan ini muncul,
20:34maka aku akan muncul sebagai Duri.
20:40Aku tahu bahwa...
20:43bahwa Bunga itu ditawarkan pada Dewa.
20:47Tapi Duri haruslah yang pertama disingkirkan.
20:52Dan itu tidak membuatku sedih.
20:55Aku harus selalu memenuhi tanggungjawabku sebagai sebuah Duri.
21:08Ibu Ratu,
21:11bila untuk tahta kerajaan Hastinapura,
21:14pengabdian Widura,
21:16sedikit pun tidak pernah aku ragukan.
21:18Kau memang benar, putra Gangga.
21:22Tapi tahta ini tidak boleh kosong.
21:26Lebih lama lagi.
21:28Karena itulah aku sarankan,
21:30agar Pandu bisa dinobatkan sebagai raja.
21:48KENANG-KENANGAN
22:12Gandhari Ayah,
22:14dia telah mengalami ketidakadilan yang sangat besar
22:18dan kebenaran Gandhari inilah
22:21menusuk hatiku seperti sebuah belati.
22:25Ini menusuk hatiku
22:27seperti belati!
22:31Sangguni!