• 2 days ago
Perayaan Tahun Baru Imlek sarat dengan berbagai tradisi yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Tionghoa. Tidak hanya sekedar tradisi tahunan, imlek juga merupakan momen penuh makna bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia dan menjadi waktu untuk merefleksikan perjalanan hidup selama setahun terakhir, menyambut tahun baru dengan penuh harapan serta memperkuat nilai-nilai penting seperti kebersamaan, rasa syukur dan penghormatan terhadap leluhur.

Category

📺
TV
Transcript
00:00musik
00:05musik
00:19musik
00:35pemirsa perayaan tahun baru Imlek
00:37syarat dengan berbagai tradisi
00:39yang memiliki makna mendalam
00:41bagi masyarakat Yongkong
00:43dimana tradisi ini terbagi menjadi
00:45dua tahap utama yaitu
00:47persiapan penyambutan dan pelaksanaan
00:49perayaan tahun baru
00:51dengan berbagai rangkaian kegiatan
00:53yang penuh simbol serta nilai budaya
00:55tahap persiapan penyambutan
00:57dimulai pada tanggal 7 hingga
00:5928 Januari 2025
01:01dimana pada periode ini
01:03masyarakat Yongkong biasanya
01:05membersihkan rumah, memasang dekorasi
01:07khas Imlek dan mempersiapkan
01:09hidangan khusus untuk menyambut tahun baru
01:11dengan suasana yang bersih, harmoni
01:13serta penuh harapan baik
01:15setelah tahap persiapan selesai
01:17perayaan tahun baru Imlek pada
01:1929 Januari 2025
01:21yang bertepatan dengan hari pertama
01:23Imlek hingga hari kelima belas
01:25pada 12 Februari 2025
01:27akan diisi dengan
01:29berbagai tradisi seperti
01:31makan malam bersama keluarga
01:33membagikan angpau, mengunjungi saudara
01:35dan kerabat, serta ditutup
01:37dengan perayaan cap gomeh yang meriah
01:39seperti diketahui
01:41perayaan tahun baru Imlek
01:43bukan hanya sekedar tradisi tahunan
01:45namun juga merupakan momen penuh makna
01:47bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia
01:49dimana Imlek menjadi
01:51waktu untuk merefleksikan perjalanan
01:53hidup selama setahun terakhir
01:55menyambut tahun baru dengan penuh harapan
01:57dan memperkuat nilai-nilai penting
01:59seperti kebersamaan, rasa syukur
02:01serta penghormatan terhadap
02:03leluhur
02:05di sisi lain, tradisi Imlek juga
02:07melambangkan keberuntungan dan doa
02:09untuk masa depan yang lebih cerah
02:11sekaligus menjadi ajang untuk menjaga
02:13kelestarian budaya dan tradisi
02:15yang telah diwariskan secara turun-temurun
02:17dengan semangat
02:19kebersamaan dan harapan baru
02:21Imlek mengajarkan pentingnya
02:23menghargai nilai-nilai kehidupan
02:25mempererat hubungan keluarga
02:27dan menciptakan harmoni yang bermanfaat
02:29bagi masyarakat luas
02:31Selamat tahun baru Imlek
02:33Semoga di tahun Imlek
02:35Ular Kayu ini kita mendapatkan
02:37keberkahan yang semakin berlimpah
02:39dan juga kebahagiaan
02:41Kembali bersama saya Rosalind Juyo
02:43di program Hangout Pemirsa
02:45Senang sekali saat ini saya sudah berada
02:47di Kelenteng Buntek Bio
02:49dan saya akan berkeliling nanti
02:51kita lihat bersama
02:53di Kelenteng Buntek Bio ini
02:55sebetulnya merupakan
02:57Kelenteng Kampung Bintang
02:59Kelenteng Buntek Bio ini sebetulnya merupakan
03:01Kelenteng tertua di Tangerang yang didirikan
03:03pada tahun 1684
03:05oleh komunitas Yonghua Petak 9
03:07Kita lihat bersama disini
03:09seperti biasa para umat ini
03:11melakukan doa
03:13kepada Dewa Dewi
03:15kemudian juga melakukan sembayang
03:17dan juga ada pembakaran dupa
03:19ataupun lilin yang kita lihat bersama
03:21Kemudian Pemirsa Hangout
03:23hari ini tidak hanya di Kelenteng
03:25tapi juga saya akan
03:27mengajak Anda berjalan-jalan nantinya
03:29seperti halnya ke
03:31oleh-oleh khas Imlek ataupun Sincia
03:33yang terkenal di Kota Tangerang
03:35Penasaran seperti apa? Ikutin saya selengkapnya
03:43Mirsa, Kelenteng Buntek Bio
03:45merupakan Kelenteng tertua yang ada
03:47di daerah Kalipasir, Tangerang
03:49dan diperkirakan telah dibangun
03:51secara gotong royong sejak tahun
03:531684
03:55dimana pemberian nama Buntek Bio
03:57memiliki magna tertentu
03:59yakni bun berarti intelektual
04:01tek berarti kebajikan
04:03dan bun berarti tempat ibadah
04:07Setelah dibangun pertama kali pada tahun
04:091684
04:11Kelenteng Buntek Bio kemudian dipugar
04:13pada tahun 1844
04:15yang berlangsung selama 12 tahun
04:17dan selesai pada tahun
04:191856
04:21Bahkan keberadaan Buntek Bio
04:23tidak hanya difungsikan
04:25sebagai tempat persembahyangan
04:27lainkan juga sebagai cagar budaya
04:29Kota Tangerang
04:31dimana penetapan Kelenteng Buntek Bio
04:33sebagai cagar budaya Kota Tangerang ini
04:35juga beriringan dengan penetapan
04:37Masjid Jami Kalipasir
04:39sebagai cagar budaya
04:41Oleh karena itu, dalam rangka
04:43menyambut tahun baru Imlek 2025
04:45Kelenteng Buntek Bio
04:47melakukan berbagai persiapan
04:49antara lain pembersihan Kelenteng
04:51dan pemasangan lampion di Kelenteng
04:59Mirsa membahas tahun baru Imlek
05:01tentu tidak lengkap tanpa adanya kue keranjang
05:03Nah, kali ini
05:05saya akan berkunjung dan mencicipi
05:07kuliner khas Imlek tersebut
05:09Seperti apa keseruannya?
05:11Jangan kemana-mana, tetaplah di Hangout
05:19Imlek 2021
05:37Perayaan Tahun Baru Cina
05:39atau Imlek tidak lengkap rasanya
05:41tanpa hidangan kue keranjang
05:43Ya, kue
05:45yang terbuat dari adonan tepung ketan
05:47dan gula ini telah mendapatkan
05:49tempat khusus sebagai kue
05:51sesaji dalam upacara menjerang Imlek
05:53dan juga wajib
05:55tersedia karena dianggap dapat
05:57membawa keberuntungan
06:01Seperti diketahui, selama momen
06:03perayaan Imlek, kue keranjang
06:05menjadi salah satu makanan wajib
06:07yang banyak dicari oleh masyarakat
06:09Tionghoa yang merayakan
06:11Di mana permintaan akan kue keranjang
06:13biasanya meningkat secara signifikan
06:15menjelang Imlek
06:17dikarenakan banyak orang membelinya
06:19untuk keperluan pribadi
06:21maupun sebagai hadiah
06:25Dengan semakin banyaknya orang yang tertarik
06:27atau membutuhkannya, membuat pasar
06:29untuk kue keranjang kali ini
06:31juga semakin terus berkembang
06:33Wajar saja, kue keranjang selalu
06:35ramai pesanan, lantaran pembelinya
06:37datang dari berbagai daerah
06:39mulai dari Surabaya, Gresik
06:41Sidoarjo, Jakarta
06:43Bali, Tangerang hingga Ambon
06:45sehingga tidak heran
06:47bisnis kue keranjang menjadi peluang
06:49yang menjanjikan di hari Raya Imlek
06:55Ada pun sebagai makanan khas yang melambangkan
06:57keberuntungan dan keberhasilan
06:59terdapat sejumlah hal dan tips yang harus diperhatikan
07:01saat akan menjalankan
07:03bisnis kue keranjang
07:05Pertama ialah melakukan riset pasar
07:07untuk memahami permintaan
07:09dan preferensi pelanggan lokal
07:11dengan menghadirkan bahan-bahan berkualitas
07:13dan rencana produksi yang efisien
07:15untuk menghadapi
07:17peningkatan permintaan menjelang Imlek
07:21Kedua ialah pastikan kualitas produk
07:23kue keranjang tetap konsisten
07:25dengan menggunakan bahan-bahan premium
07:27dan pertimbangkan untuk menciptakan
07:29variasi produk maupun inovasi
07:31yang dapat menarik perhatian pelanggan
07:33Yang terakhir ialah
07:35menfaatkan media sosial dan platform
07:37online lainnya untuk memproposikan
07:39produk kue keranjang
07:41dengan tema Imlek yang menarik
07:43dan jangan lupa berikan diskon
07:45atau penawaran spesial sebagai insentif
07:47untuk pembelian menjelang Imlek
08:05Halo teman-teman, kembali bersama saya
08:07dan kali ini saya sudah bersama dengan Ibu Rendy
08:09yang merupakan pengelola dari bisnis Dodol
08:11dan juga kue keranjang dari Nyonyalaw 55
08:13Apa kabar Ibu Rendy?
08:15Kabar baik ya?
08:17Sehat Bu? Sehat
08:19Tadi sehat kayaknya capek banget gitu ya
08:21Orderannya banyak banget ya Bu kalau Imlek
08:23Iya biasa menjelang Imlek
08:27Nah mungkin boleh diceritakan sedikit nih Bu
08:29Sebetulnya kan produksi dari Dodol
08:31kue keranjang ini banyak sekali ya Bu
08:33Ini ada Nyonyalaw 55
08:35Nyonyalaw 55 ini berdiri
08:37dari tahun berapa sih Bu?
08:39Nyonyalaw 55 ini udah tiga generasi
08:41Tiga generasi? Iya
08:43Jadi generasi satu, kedua, dilanjutin oleh
08:45saya dan suami generasi ketiga
08:47Sejak 1962
08:49di generasi kedua
08:51Sejak 1962 generasi kedua
08:53berarti sebenarnya generasi pertamanya udah
08:55lama banget ya Bu ya?
08:57Mungkin boleh diceritain Bu perjalanan ini kan dari 1962
08:59sudah 2025 sekarang ya sudah
09:01lama sekali, pertama kali
09:03Nyonyalaw ini berdiri dari
09:05usaha rumahan atau seperti apa sih Bu?
09:07Iya dulu kan awalnya juga
09:09kan gak sebesar ini
09:11Mula-mula juga kan kita
09:13dulu orang tua, ibu
09:15mertua saya tawarin dari rumah ke rumah
09:17bawa keranjang
09:19door to door gitu kan
09:21nongkrong di tempat hiburan
09:23jadi lama-lama orang pada tahu
09:25seiring dengan berkembangnya
09:27telekomunikasi ada telpon
09:29ada sosial media
09:31makin lama bisa semakin besar
09:33dari door to door sampai bisa
09:35punya pabrik seperti ini ya Bu ya
09:37nah mungkin untuk
09:39Nyonyalaw 55
09:41kalau lihat dari namanya sendiri nih Bu
09:43Nyonyalaw 55
09:45kenapa namanya 55 deh Bu, terus kemudian
09:47sosok Nyonyalaw ini sosok siapa Bu?
09:49Kalau Nyonyalaw ini
09:51lebih, itu
09:53ibu mertua saya ya
09:55nama aslinya Otheonyo
09:57lalu 55 itu
09:59itu kan nomor rumah
10:03jadi sebetulnya waktu generasi pertama
10:05hanya menjual dodok
10:07kue keranjang gitu tapi belum ada namanya
10:09yang punya di generasi kedua
10:11cuma orang lama-lama kenal
10:13yang jualan Uncimlaw
10:15akhirnya jadi Nyonyalaw
10:17nah Bu Reni sendiri
10:19sudah meneruskan generasi ketiga
10:21dari tahun berapa berarti Bu?
10:23dari 2004
10:25sampai sekarang sudah 20 tahun lebih ya Bu ya
10:27mungkin boleh
10:29sedikit diceritakan Bu perjalanannya
10:31supaya bisnis kue keranjang atau dodol ini
10:33ada perbedaan signifikan kamu dari tahun
10:352004 sampai 2025
10:37sekarang ini Bu?
10:39Kalau untuk hari raya sih, hari raya Imlek
10:41tetap ya permintaan sama aja
10:43jadi dari tahun ke tahun
10:45tetap meningkat
10:47dan kemudian ketika Imlek
10:49memang sekalipun mungkin ada
10:51beragam variasi kue-kue, snack dan lain-lain
10:53tapi kue keranjang tetap yang
10:55paling dicari ya Bu ya?
10:57nah mungkin boleh
10:59sedikit diceritakan juga nih Bu
11:01dari tahun ke tahun itu apakah
11:03penjualannya selalu signifikan
11:05ketika hari raya
11:07ataukah mungkin ada tahun-tahun tertentu misalnya
11:09waktu pandemi, ada tantangan
11:11tersendiri nggak boleh tahun-tahun tertentu
11:13nggak sih ya sama aja kalau buat kita
11:15sama aja selalu ada pesenan ya Bu ya
11:17karena sudah ada online juga
11:19sudah bisa via telpon
11:21nah untuk
11:23yang membedakan dari
11:25dodol ataupun kue keranjang dari Nyonya Law
11:27dengan produk-produk lainnya
11:29itu seperti apa sih Bu?
11:31kalau menurut konsumen saya, kalau produk saya
11:33itu memang rasanya manisnya pas
11:35kenyalnya juga pas
11:37jadi karena memang nggak pakai bahan pengawet
11:39atau tanpa pemanis
11:41buatan, disimpan lama pun rasa
11:43nggak berubah
11:45dan nih kalau kita sudah ada
11:47di tempat Nyonya Law 55 sendiri
11:49ini, selain toko
11:51proses produksinya juga ada di dalam ya Bu ya?
11:53ada di belakang, nah saya tuh pengen lihat
11:55proses pembuatan kue keranjang dan dodol
11:57sebenarnya seperti apa, boleh kita
11:59lihat ke dalam? ya boleh, oke kalau gitu
12:01langsung kita belajar di dalam ya Bu
12:21Nah Pemirsa Hangout, saat ini saya dan juga Bu Renny
12:33ini sedang ada di tempat
12:35pelapisan kue keranjangnya ya Bu ya?
12:37nah biasanya nih Pemirsa Hangout
12:39kalau saya jalan-jalan ke supermarket
12:41gitu ya Bu ya, kalau lihat kue keranjang tuh
12:43biasanya dilapisin plastik
12:45saya tuh baru tahu malah ternyata
12:47kue keranjang yang otentik dan lebih harum
12:49itu ternyata dibuat, dilapisi dengan
12:51daun pisang, boleh diteritakan sedikit nih Bu
12:53prosesnya gimana? kalau kasnya
12:55Nyonya Law 55 memang menggunakan
12:57daun pisang, jadi
12:59konsumen lebih seneng karena
13:01ada harum dari
13:03daunnya itu
13:05ada harum dari daunnya ya Bu ya?
13:07nah berarti proses pertama kali
13:09banget pembuatan kue keranjangnya
13:11sebetulnya seperti apa Bu? pertama daunnya
13:13ini kita bikin layu dulu
13:15dengan cara dipanggang, setelah setengah layu
13:17kemudian dilapisi ke dalam
13:19keranjang ini
13:21lapisinya harus rapi
13:23harus rapi
13:25jadi nanti setelah
13:27udah jadi begini, dimasukin adonan
13:29kemudian dikukus
13:31kurang lebih 12 jam
13:33nah kalau kita lihat nih di belakang
13:35saya dan Bu Reni Pemirsa
13:37ada banyak sekali ibu-ibu yang
13:39melakukan
13:41apa ya Bu ya, dibersihkan
13:43gitu ya Bu? ya ini aktivitas
13:45membersihkan daun pisangnya
13:47kemudian sebelah sini
13:49melapisi keranjang dengan daun pisang
13:51melapisi keranjang dengan daun pisang
13:53nah ini ada banyak sekali nih Bu
13:55pekerja ataupun
13:57ibu-ibu yang kemudian membantu ibu ketika
13:59menjelang hari raya ya
14:01biasanya Bu kalau hari
14:03dari hari ke hari ini memang selalu sebanyak ini atau seperti apa Bu?
14:05kalau menjelang
14:07Imlek memang seperti ini
14:09udah biasa dari setiap tahun
14:11seperti ini. Sampai berapa orang Bu?
14:13kira-kira yang bantu? kurang lebih
14:15120 orang
14:17120 orang kalau Imlek
14:19kalau hari-hari biasa gimana Bu?
14:21kalau hari biasa kita enggak produksi
14:23kue keranjang tapi kita produksi
14:25dodol. Oh jadi berarti
14:27kue keranjang itu seasonal hanya di Imlek
14:29dan juga Idul Fitri
14:31dan akan sangat banyak sekali
14:33teman-teman yang membantu ibu untuk
14:35produksinya gitu ya Bu ya?
14:37biasanya ibu-ibu
14:39pekerjaan ini dari mana nih Bu?
14:41kalau pekerjaan ini biasanya dari sekitar
14:43Tangerang aja sih
14:45yang sudah terbiasa membantu saya setiap tahun
14:47membantu setiap tahun dari
14:49turun temurun ya Bu ya?
14:51oke luar biasa. Nah saya juga penasaran
14:53nih Bu proses lainnya untuk
14:55membuat kue keranjang ini tadi setelah udah
14:57dilapisi, dikukus akan seperti apa lagi?
14:59kita lihat kelanjutannya seperti apa ya Bu ya?
15:01oke
15:03Nah Bu dan juga
15:05Pemirsa Hangout. Tadi kita
15:07sudah lihat ya proses pelapisannya
15:09sekarang proses lanjutnya nih
15:11berarti adonannya ini kan dimasukkan
15:13ke dalam
15:15sekarang adonannya
15:17dimasukin ke dalam cetakannya
15:19nah ini boleh diceritain
15:21adonannya itu sebetulnya isinya apa aja Bu?
15:23ini bahan-bahannya
15:25cuma tepung ketan
15:27dicampur dengan air gula putih
15:29kemudian diaduk sampai tercampur
15:31rata, dimasukin
15:33ini dikukus selama
15:3512 jam
15:37bahannya sebenarnya sederhana ya, hanya tepung ketan
15:39dan juga air gula
15:41tapi kemudian yang membuat
15:43otentik dari Nyonya Law 55 ini adalah
15:45tidak menggunakan bahan pengawet ya Bu
15:47asli
15:49dan kemudian juga rasanya gak macam-macam
15:51original aja
15:53tapi kemudian dikukus 12 jam jadinya wangi
15:55wangi, nanti dia akan
15:57berubah menjadi warna kecoklatan
15:59nanti akan berubah menjadi
16:01warna kecoklatan karena 12 jam tadi dikukus
16:03nah sebetulnya Bu
16:05ketika berhadapan dengan
16:07dari tahun 1962 ya Bu ya
16:09dari tahun 1962 berhadapan dengan banyak sekali
16:11produsen kue keranjang
16:13mungkin ya Bu ya, Ibu lihat sebetulnya
16:15kue keranjang ini minati dari tahun ke tahun itu
16:17apakah berubah atau sebetulnya masih sama Bu?
16:19kalau dari pihak saya sih
16:21dari tahun ke tahun
16:23permintaan pelanggan
16:25tetap yang itu-itu aja ya, jadi mereka
16:27lebih suka yang memang yang rasa original
16:29oh berarti dari tahun ke tahun
16:31memang walaupun gemburan
16:33produksi kue keranjang banyak sekali
16:35tapi mereka malah kembali mencari yang
16:37otentik ya Bu ya, dari turun temurun
16:39nyonya law ini sudah
16:41ada gitu ya Bu ya, menghadirkan yang
16:43otentik dan juga asli
16:45daun pisang rasa original
16:47nah setelah ini Bu ketika sudah
16:49dikukus disitu berarti ya Bu?
16:5112 jam berarti proses berikutnya
16:53kayak apa? nanti prosesnya setelah
16:55diangkat nanti kita dinginkan kurang lebih
16:573-4 jam
16:59baru kemudian siap untuk
17:01customer. oh didinginkan 3-4 jam
17:03terus langsung siap
17:05berarti kalau misalnya sudah
17:07dalam proses peninginan, sudah di packaging
17:09gitu ya Bu sampai ke tangan konsumen
17:11tahan berapa hari sih Bu? karena kan tadi
17:13enggak pakai pengawet ya? kalau kue keranjang saya
17:15bisa tahan 6 bulan juga tahan
17:17cuma dia simpannya
17:19harus di tempat terbuka
17:21jadi dia untuk mengurangi jamur
17:23kalau misalnya
17:25ada konsumen yang kemudian
17:27selalu bilang itu kue keranjang
17:29bisa lama-lama, emang biasanya dia
17:31berjamur itu berapa hari Bu? kalau saya
17:33punya
17:35kalau misalnya ditaruh di dalam box itu
17:373-4 hari dia sudah mulai keluar jamur
17:39jadi kalau begitu terima
17:41dari dalam box itu langsung dikeluarin
17:43langsung dikeluarin? iya ditaruh di atas
17:45meja aja. oh berarti
17:47saya barunga juga kenapa kalau main
17:49ke rumah kakek, nenek atau
17:51kenapa kue keranjang nggak pernah didiamin di dalam dos
17:53lalu dibuka di atas meja
17:55supaya nggak lembab
17:57nggak cepat berjamur
17:59karena sebetulnya bisa tahan 6 bulan
18:01nah selain daripada kue keranjang
18:03Bu, sebetulnya kalau hari ke hari
18:05apakah kalau bukan Imlek
18:07bukan Ilufitri tetap produksi kue keranjang
18:09atau nggak nih Bu?
18:11kalau kue keranjang momennya kita hanya
18:13Imlek dan Ilufitri, kalau hari
18:15biasa kita produksi Dodol
18:17tiap hari. Produksi Dodol
18:19berarti yang dicari
18:21oleh orang-orang di luar hari biasa
18:23itu adalah Dodol. Nanti saya mau
18:25lihat-lihat juga nih Bu, buat produksi Dodol
18:27seperti apa boleh ya Bu? ya boleh. Oke kita langsung
18:29menuju ke sana aja ya Bu
18:41nah Pak Mirsa hangout tadi setelah
18:43menjalani beberapa tahap proses ya Bu ya
18:45akhirnya sudah 12 jam dikukus
18:47dilapisi lagi sama
18:49daun pisang dan ternyata bendoknya
18:51cantik ya seperti ini ya
18:53jadi aromanya beda gitu ya Bu ya
18:55pas dibuka ya. Iya ini lebih wangi
18:57lebih wangi gitu ya. Nah terus
18:59ada juga nih yang menarik, ternyata
19:01kalau misalnya hari-hari biasa
19:03produksinya itu lebih ke Dodolnya ya Bu ya
19:05iya, kalau biasa Dodol setiap hari
19:07Dodolnya satu bentuk berarti ya Bu ya
19:09panjang-panjang seperti ini. Nah untuk
19:11rasanya tuh ada apa aja nih Bu?
19:13Dodol ada 8 macam
19:158 macam. Ini yang Wijen Bu
19:17Wijen. Yang Wijen. Original
19:19yang paling favorit biasanya yang mana Bu?
19:21Beselernya Wijen.
19:23Tapi ada Durian juga katanya. Ada
19:25Durian, Pedak, Durian Wijen
19:27Metek, Nari, Lapis
19:29Oh oke. Dan kalau Dodol itu
19:31tiap waktu-waktu nggak hanya
19:33Imlek dari Dulfitri selalu ada peminatnya ya Bu ya
19:35Selalu ada. Oke. Nah sekarang
19:37saya mau bantuin Ibu ya biar saya nggak sia-sia
19:39udah ke sini ya Bu ya. Tadi saya lihat yang pesen
19:41banyak banget. Ibu orderannya
19:43juga sendiri gitu ya. Kita
19:45mau packing bareng-bareng kalau gitu ya Bu ya
19:47Ini dimasukin ke dalam sini ya
19:49Isinya 2 ya Bu ya? Isinya 2
19:51Kotak gitu. Oke
19:53Isinya 2
19:55Nah ada kendala atau
19:57tantangan tersendiri nggak sih Bu ketika
19:59kemudian kalau Imlek Dulfitri kan
20:01permintaannya banyak banget ya Bu
20:03Menjaga kualitasnya, kemudian
20:05rasanya, semuanya sama
20:07itu sulit nggak sih Bu?
20:09Kalau menjaga kualitas
20:11kita berusaha aja tetap menggunakan
20:13pakai bahan-bahan yang alami tetap ya
20:15Ya menjaga
20:17supaya pelanggan
20:19tetap setia
20:21sama kita. Jadi rasanya tetap
20:23kita bentuknya juga kita
20:25jaga supaya tetap bagus
20:27Supaya tetap bagus ya Bu ya
20:29Nah kemudian biasanya tuh Bu
20:31di pasarinnya itu apakah
20:33hanya di toko aja atau kemudian di
20:35sosial media juga Bu?
20:37Kalau pemasaran itu
20:39biasanya kita langsung
20:41pembeli langsung pesen PWA ke
20:43toko. PWA ke toko
20:45Nanti mereka ada yang buat jual lagi
20:47atau buat bagi-bagi itu
20:49terserah mereka
20:51Tapi katanya kalau misalnya
20:53hari biasa dodolnya ini dijual
20:55di e-commerce juga ya Bu ya?
20:57Iya ada di e-commerce
20:59Kemudian juga
21:01kalau mau pesen lewat
21:03Medsos, lewat WA gitu bisa ya Bu ya?
21:05Oke, nah
21:07berarti untuk Ibu
21:09Reni sendiri kan generasi ke
21:11tiga ya Bu ya?
21:13Dari pertamanya
21:15belum tau tahun kapan
21:17udah lama banget ya Bu ya?
21:19Tapi generasi kedua mulai 1962
21:21kemudian dilanjutkan Ibu
21:23Ada tantangan tersendiri
21:25nggak sih Ibu melanjutkan bisnis yang
21:27dari turun temurun sudah
21:29sangat legendaris gitu Bu?
21:31Ya itu ada sih tantangan tersendiri
21:33Jadi kita mesti berusaha
21:35gimana caranya yang kita
21:37pegang ini tetap
21:39jangan sampai turun
21:41Jangan sampai turun ya
21:43Dan ternyata dari tahun ke tahun
21:45malahan pasarnya semakin
21:47lama gitu ya Bu ya?
21:49Kita tetap bersyukur sih ya
21:51walaupun gimana keadaannya
21:53Kue Keranjang Dodolnya Nyala 55
21:55itu tetap banyak peminatnya
21:57Ada target ke depan
21:59nggak Bu? Mungkin pengen
22:01memperluas lagi atau generasi yang
22:03nanti meneruskan seperti apa nih Bu?
22:05Ya ada sih target saya
22:07kalau misalnya itu mau
22:09bikin satu gerai toko
22:11oleh-oleh yang lebih besar lagi
22:13jadi pelanggan saya
22:15konsumen saya, kalau sekarang kan tempat
22:17kecil gitu kan
22:19nanti pelanggan saya bisa lebih
22:21nyaman lah belanjanya
22:23Bisa jadi tempat oleh-oleh ya Bu ya?
22:25Ternyata ada banyak
22:27makanan-makanan lain
22:29yang dijual juga gitu ya
22:31peminatnya sangat banyak kalau mendekati musim
22:33ataupun hari raya besar
22:35gitu ya Bu ya?
22:37Terima kasih banyak
22:41Semoga semakin berlimpah rejeki
22:43semakin penuh kasih
22:45di tahun ular kayu ini ya Bu ya?
22:47Semoga semakin sukses juga
22:49untuk Nyonya Law 55
22:51Salam sehat Ibu, terima kasih banyak
22:53Dan pemirsa Hangout, semoga tadi
22:55perjalanan kita keliling-keliling
22:57lihat produksi dari Dodol
22:59lihat produksi dari Kue Keranjang
23:01ini bisa menjadi inspirasi
23:03menyenangkan juga buat pemirsa Hangout
23:05Jangan lupa terus saksikan Hangout
23:07juga Women's Talk hanya di IDX Channel
23:09Your Transparent and Comprehensive Investment
23:11Reference Channel
23:13Sampai jumpa
23:35Sampai jumpa