KOMPAS.TV - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, menanggapi pertemuan Presiden ke-7 RI, Jokowi, dengan peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah Polri.
Sahroni menyebut, menurut pendapat pribadinya, pertemuan tersebut sah-sah saja, asalkan tidak perlu diunggah ke media sosial karena dapat memunculkan anggapan post-power syndrome.
Lantas, bagaimana membaca kunjungan peserta didik Sespimmen Polri ke kediaman Presiden ke-7 Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah?
Simak dialog KompasTV selengkapnya bersama Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni.
Baca Juga Sorotan Peserta Sespimmen Polri Temui Jokowi di Solo, Apa yang Jadi Bahasan? di https://www.kompas.tv/nasional/588657/sorotan-peserta-sespimmen-polri-temui-jokowi-di-solo-apa-yang-jadi-bahasan
#jokowi #sespimmenpolri #polisi #kunjunganrumahjokowi #dpr
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588660/full-buka-bukaan-ahmad-sahroni-soal-pertemuan-jokowi-sespimmen-polri-ada-post-power-syndrome
Sahroni menyebut, menurut pendapat pribadinya, pertemuan tersebut sah-sah saja, asalkan tidak perlu diunggah ke media sosial karena dapat memunculkan anggapan post-power syndrome.
Lantas, bagaimana membaca kunjungan peserta didik Sespimmen Polri ke kediaman Presiden ke-7 Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah?
Simak dialog KompasTV selengkapnya bersama Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni.
Baca Juga Sorotan Peserta Sespimmen Polri Temui Jokowi di Solo, Apa yang Jadi Bahasan? di https://www.kompas.tv/nasional/588657/sorotan-peserta-sespimmen-polri-temui-jokowi-di-solo-apa-yang-jadi-bahasan
#jokowi #sespimmenpolri #polisi #kunjunganrumahjokowi #dpr
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588660/full-buka-bukaan-ahmad-sahroni-soal-pertemuan-jokowi-sespimmen-polri-ada-post-power-syndrome
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Saudara bagaimana membaca kunjungan peserta didik sekolah staf dan pimpinan menengah atau sespimen Polri kekediaman Presiden ke-7 Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah?
00:10Kita akan bahas bersama Wakil Ketua Komisi 3 DPR RI dari fraksi Nasdem Ahmad Saroni.
00:16Selamat petang Bang Saroni, terima kasih sudah bergabung bersama kami di Kompas Petang.
00:20Bang Saroni, selamat petang.
00:21Kalau menurut Anda, ini salah atau sah-sah saja atau apa sebenarnya yang ingin diperlihatkan dari kunjungan peserta didik sespimen Polri ini kekediaman Presiden ke-7?
00:34Sebenarnya sah-sah saja, tidak apa-apa.
00:38Kan ada biasanya program kegiatan mahasiswa yang notabene untuk pertemuan dengan para tokoh di Republik Indonesia.
00:50Tapi, kalau sifatnya tertutup, tidak apa-apa.
00:56Kan namanya mantan Presiden, terus anak didik kebetulan ajudannya Bapak-Bapak Jokowi ada di situ.
01:04Dan untuk memberikan masukan atau pandangan terhadap leadership yang disampaikan Pak Jokowi, itu benar.
01:12Tapi yang salah adalah, tidak usah diposting di media sosial.
01:17Sifatnya tertutup, tidak apa-apa.
01:20Kan nanti anggapannya adalah, ini kenapa kok ya nerima tapi dipublikasi.
01:27Oke.
01:28Jadi, seolah-olah jadi kayak post power syndrome yang saya sampaikan.
01:32Jadi, aktivitas terus.
01:35Nah, ya berharap Pak Jokowi untuk memberikan masukan kepada anak-anaknya yang akan menjadi pemimpin masa depan.
01:44Itu baik sekali, malah.
01:46Bagus.
01:47Tapi, jangan diumbar di media sosial.
01:51Oke, kalau menurut Anda bisa jadi dengan diposting ada dugaan post power syndrome.
01:56Tapi, sebenarnya dengan diposting ini ada tujuan lainkah sehingga yang menurut Anda seharusnya bisa dilakukan dan sah saja-sah saja tanpa diposting?
02:07Ya, sebenarnya boleh-boleh aja.
02:09Dalam kapasitas kan tadi kalau melihat penjelasan Pak Jokowi adalah banyaklah orang datang bertamu.
02:15Iya, karena kebanyakan tamu yang datang masyarakat pada umumnya, kan kalau waktu itu menemui Pak Jokowi kan susah karena sebagai presiden.
02:26Kalau sekarang kan mantan presiden yang welcome semua bisa hadir.
02:31Semua bisa hadir, nggak apa-apa.
02:32Tapi, kalau yang sifatnya institusi dalam komposisi yang berbeda, mohon kiranya bukan ngajarin.
02:40Ya, janganlah.
02:40Kalau masyarakat boleh lah, di posting nggak apa-apa.
02:45Ini kan institusi takutnya.
02:47Anggepan para pihak itu menganggap bahwa institusi ini tidak memiliki komandan besar.
02:57Komandan besar siapa?
02:58Kan sekarang presidennya udah Pak Prabowo sementuh.
03:02Kan nanti dianggapnya loh.
03:03Loh, loh, loh, loh.
03:04Kok ini, kok pendidikan notabene pertemuan ini.
03:08Kenapa nggak sekalian ajudannya Pak Jokowi ketemuin untuk tokoh nasional?
03:14Misalnya, langsung aja kepada Presiden Republik Indonesia, yaitu Pak Prabowo sementuh.
03:18Bang Saroni, kalau tadi Anda sebut seharusnya ada komandan besar.
03:22Dalam hal ini kan kita tahu bahwa institusi komandan besarnya adalah RI1 yang saat ini dijabat oleh Pak Prabowo.
03:28Apakah ini ada kaitannya dengan kemunculan isu matahari kembar?
03:32Nah, iya kan jadi isunya bahwa loh, ini kok ada matahari kembar gitu.
03:39Nah, ini kan harusnya, harusnya.
03:42Kayak mantan Presiden sebelumnya lah Pak SBE.
03:45Nggak pernah melakukan tindakan-tindakan yang akhirnya menjadikan seolah-olah masih berstatus kayak sebagai Presiden.
03:57Nah, Presiden sekarang kita adalah Pak Prabowo Subianto.
04:02Bang Saroni, apakah ini artinya dengan memposting dan memperlihatkan serta mempertontonkan ke masyarakat
04:09sekaligus menekankan bahwa pertemuan ini dilakukan in purpose dengan ada tujuan?
04:18Ya, mungkin tujuannya secara positif thinking kita adalah Pak Jokowi pengen mengajarkan anak-anaknya lah.
04:26Kan Sarif sebagai ajudan udah dianggap sebagai anaknya.
04:30Memberikan satu masukan, leadership.
04:33Sangat baik.
04:36Tapi yang nggak baik adalah, tolong dong, jangan diposting.
04:39Posting.
04:40Tapi ini...
04:41Kan orang kasihan loh, tanggepannya jadi beda gitu.
04:44Nah, pertanyaannya adalah ketika hanya memberikan masukan,
04:48tapi kan foto yang diposting ketika para sespimen ini berkunjung dengan menggunakan seragam.
04:56Artinya ada di bawah institusi?
04:57Nah, itu yang kemarin saya bilang.
05:00Kalau sifatnya silaturahmi, lepas itu bajunya, sespimennya.
05:05Lepas layaknya manusia, masyarakat biasa yang datang silaturahmi.
05:11Itu saya angkat jempol.
05:13Tapi kalau udah pake baju institusi, kan dia harus juga laporan sama komandan.
05:18Misalnya komandan sespimnya.
05:21Komandan sespim juga harus lapor di atasnya lagi.
05:24Di atasnya lagi ada Pak Kapolri gitu.
05:26Nah, ini kan jadi nanti seolah-olah, mohon maaf,
05:30seolah-olah nanti mengabaikan perintah daripada perintah tertinggi,
05:35yaitu siapa? Pak Kapolri.
05:37Walaupun niatan adik-adik ini, niatannya sangat baik.
05:42Meminta masukan, pandangan.
05:44Pak Kapolri tau gak sih, Bang Saroni?
05:45Maaf saya potong.
05:46Kapolri tau gak sih?
05:47Kita gak tau.
05:49Kita belum tanya gitu pada posisi ini.
05:50Komisi 3 akan menanyakan langsung ke Kapolri tidak?
05:52Nanti pada mungkin pada saat rapat kita akan bertanya gitu.
05:58Tapi se-yogianya, selayak institusi,
06:01kan ada pemimpin tertingginya,
06:03pemimpin tertingginya itu Pak Kapolri.
06:06Jangan sampai orang mengadu domba
06:08terkait dengan institusi yang di bawah sespimen ini
06:13dengan mantan presiden.
06:15Nah, kita hindari ini supaya jangan ada isu
06:17seolah-olah jadi ada matahari kembar gitu.
06:21Baik.
06:21Baik, terima kasih Bang Saroni
06:23atas perspektifnya.
06:25Terima kasih Wakil Ketua Komisi 3 di PRRI,
06:27Fransi Nasdem Ahmad Saroni.
06:28Terima kasih Wakil Ketua Komisi 3 di PRRI.