EDWARD OMAR SHARIF HIAREJ KOMPLOT ATAU DITIPU? MENELAN BULAT-BULAT KESAKSIAN MARLON NAPITUPULU

  • 3 months ago
Hitungan mundur manual Nursamran Subandi saja salah tentang waktu prediksi masuknya sianida, seharusnya 16:20 WIB, malah jadi 16:39 WIB, inilah potret buruk bagaimana hancurnya scientific crime investigation yang selalu didengungkan kapolri Listyo Sigit Prabowo! Entah Nursamran Subandi ini berkomplot atau tidak dalam merekayasa kasus ini, biarkanlah itu keluar dari mulut Tito Karnavian dan Krishna Murti.

Video CCTV yang telah direkayasa diputar di persidangan dan diberikan kepada sejumla ahli: psikolog Antonia Ratih Anjayani dan Sarlito Wirawan Sarwono, kriminolog Ronny Nitibaskara, psikiater Natalia Widiasih Raharjanti, toksikolog Nursamran Subandi dan I Made Agus Gelgel, dan kepada ahli huku pidana Edward Omar Sharif Hiariej.

Keenam jaksa penipu Ardito Muwardi, Shandy Handika, Sugih Carvallo, Hari Wibowo, Wahyu Oktaviandi, dan Maylany Wuwung berkomplot dengan sesama penipu perekayasa video CCTV Muhammad Nuh Al-Azhar (Ketua Asosiasi Forensik Digital Indonesia AFDI 2015-2019) dan Christopher Hariman Rianto yang diorkestrasi oleh Krishna Murti dan Tito Karnavian.

Isi flashdisk di tangan jaksa sendiri berubah waktu demi waktu tetapi mereka seolah tidak peduli dengan keutuhan (integritas) data yang ada di dalamnya. Sesi tanya-jawab dengan kedua ahli forensik digital penipu tersebut dirancang agar rekayasa yang mereka rencanakan berhasil menggiring publik dan hakim untuk memutuskan perkara sesuai dengan rekayasa mereka. Dan mereka berhasil.

Ahli IT gadungan Roy Suryo juga dalam beberapa wawancara TV menipu publik bahwa video CCTV yang ditampilkan di persidangan asli dan tidak direkayasa.

Video CCTV rekayasa tersebutpun menjadi pertimbangan hakim Binsar Gultom, Partahi Tulus Hutapea, dan Kisworo dalam memutuskan perkara.

Diharapkan para istri pelaku rekayasa Tri Suswati (istri Tito Karnavian), Nany Ariany Utama (istri Krishna Murti), INGRID CHAIYANLI (istri Christopher Hariman Rianto), Riri Ananingdyah Wibisono (istri Shandy Handika), dan lainnya untuk mendesak para suaminya untuk mengaku salah telah merekayasa video CCTV di kafe Olivier kasus Jessica Wongso. Karena sebagai sesama perempuan, seharusnya mereka memahami perasaan perempuan yang menjadi korban rekayasa para suami mereka.

Begitu juga keluarga Edi Darmawan Salihin: Made Sandy Salihin, Tiara Agnesia, Ni Ketut Sianti,
Arief Soemarko, dan lainnya agar mencari kebenaran kematian Mirna Salihin, berdasarkan bukti
ilmiah bahwa Jessica Kumala Wongso adalah korban rekayasa.

Begitu pula dengan para istri hakim Binsar Gultom, Sri Misgianti, agar menyadarkan suaminya bahwa keputusannya didasarkan video CCTV yang sudah direkayasa Muhammad Nuh Al-Azhar dan Christopher Hariman Rianto.

37 BUKTI ILMIAH REKAYASA VIDEO CCTV OLEH MUHAMMAD NUH AL-AZHAR DAN CHRISTOPHER HARIMAN RIANTO:
https://drive.google.com/file/d/1ufO4JQdDZSBvSzRnbjVQFJVWIZSIYU9e/view?usp=sharing



SEMANGAT MEMBONGKAR REKAYASA VIDEO CCTV KASUS JESSICA KUMALA WONGSO
RISMON HASIHOLAN SIANIPAR
Transcript
00:00waras balige akademi hadir
00:09dari tepian danotoba yang indah
00:13oke bemirsa balige akademi
00:19kita akan mengupas lagi ya ini ya
00:22edward omar syarif hiyares
00:25yang pernah meskipun sudah gagal ya
00:30menjadi tersangka penyuapan
00:33apa itu izin tambang atau apa saya gak paham
00:36ya tapi KPK berjanji katanya
00:41untuk menersangkakan kembali
00:43kita tunggulah janjinya KPK ini ya
00:46untuk menersangkakan orang ini lagi
00:49karena terlalu banyak janji-janji itu
00:52ya setelah kalah di pra-peradilan
00:55harusnya tetap harus diusut itu ya
00:58jangan sampai lepas
01:00meskipun dia seorang dosen
01:02yang menjadi apa itu ahli di sidang MK kemarin
01:08bukan berarti karena dia berpihak pada presiden terpilih
01:13langsung lepas ya dari tanggung jawab penyuapan itu
01:19oke kita tidak membahas kasus penersangkaan
01:23edward omar syarif hiyares ini ya dosen hukum UGM ini
01:27ya tetapi kita kali ini akan membahas
01:32bagaimana ya dosen hukum pidana ini
01:37berbicara di luar domen keilmuannya
01:43ya terkait dengan barang bukti digital ya
01:47atau digital evidence kasus jessica kumala wangso
01:51dia katanya telah melihat 9 cctv
01:55katanya dia kata dia ada 9 cctv
01:58padahal di folder jaksa
02:00di flashlist jaksa ada 11
02:04pada saat agust riono dan marlon napituhulu dihadirkan
02:08pada saat jessica kumala wangso dihadirkan 28 september 2016
02:16ada 13 folder ada 13 cctv
02:19ya dan itu folder apa folder cctv 10-14 tidak pernah ada ya
02:28tiba-tiba dia lompat dari 9 ke 15
02:3116 17 18 gitulah
02:35ya jadi kemampuan seorang ahli hukum pidana memang
02:40tidak sampai di situ ya
02:42tentang keutuhan data
02:45ya integritas data digital ya memang
02:48tidak bidangnya tetapi dia berkomentar atau
02:51bernarasi di podcast
02:55itu seolah-olah dia memahami betul ya
02:59harusnya dia mengutip
03:01menurut ahli dari
03:05penipu muamman walazar dan kristopher hariman rianto
03:09begini begini begitu itu harusnya kan dia kutip
03:13jangan dia seolah-olah itu pendapat pribadinya harusnya kutip
03:18dari si penipu muamman walazar dan kristopher hariman rianto
03:23gitu atau saya ditunjukkan oleh si penipu krisna murti saat itu
03:29itu harusnya ya jadi jangan
03:33nah sekarang pertanyaannya ya
03:37dari pembicaraan dia yang di luar
03:41domain keilmuannya itu apakah dia berkomplot ya dengan muamma apa ini ya
03:47titok karnavian dan krisna murti ini ya kok dia
03:50lebih apa ya
03:53lebih terlihat itu seperti jurubicara dari kejaksaan dan kepolisian ya padahal dia dosen hukum
04:00ya dosen hukum ugm harusnya kan bisa netral sesuai
04:04berbicara sesuai dengan keilmuannya saja ya
04:08terlalu sering membuat blunder ya kesalahan yang
04:13bukan merupakan keahliannya ya mengatakan ccdp gak mungkin direkayasa padahal
04:20apapun
04:22ya sembarang data digital sangat rentang dengan manipulasi dengan rekayasa
04:29sesuatu yang sudah didigitalkan ya dari analog ya direkam dengan sensor oleh
04:35cctv ya kameranya itu baru didigitalize ya kan
04:41analog to digital converter
04:44diubah dia menjadi digit-digit binar
04:47ya kalau sudah menjadi digit-digit binar
04:50ya sudah dengan mudah dimanipulasi
04:54oleh karena itulah keutuhan data digital merupakan sesuatu yang sangat ketat
05:00untuk dijaga bukan dipotong-potong
05:04dibuat keabuan dikaburkan dengan downscaling laju
05:09temporalnya atau laju premnya dibuat dari 25 menjadi 10
05:14itu kan semua informasi sudah menjadi rusak sehingga apapun yang digambarkan
05:20oleh muhammad noah lazar ketika mempresentasikan video cctv rekayasanya
05:26maka setiap moment of description
05:29ya yang dia jelaskan
05:32setiap pergerakan-pergerakan yang dia jelaskan itu sudah bisa kita yakin
05:37ya apa percayai secara sentipik bahwa itu bukan kejadian yang nyata
05:44karena sudah hasil atau produk dari
05:48produk resmi dari
05:52ya sudah merupakan produk rekayasa
05:56terhadap barang bukti digital yang merupakan produk resmi dari baris kempro polri
06:02terutama polda metro jaya
06:042016 pimpinan titok karnapian dan kris namurti
06:08kris namurti sendiri yang mengantarkan
06:11barang bukti rekayasa itu kekejaksaan tinggi
06:15DKI Jakarta sehingga digunakan oleh
06:19para jaksa penjilat
06:21ini ya penjilat kekuasaan, penipu, manipulator ulum
06:25semacam
06:27Sandi Andika, Ardi Tomwardi, Sugih Karpalu Haribowo dan lainnya
06:32ya itulah mirisnya
06:36apa ya, pendegakan hukum di Indonesia ya
06:39mulut dari seorang dosen UGM ini dipakai untuk pembenaran
06:46ya menjadi pembenaran
06:49terhadap rekayasa yang diotaki oleh
06:52titok karnapian dan kris namurti, inilah sangat disayangkan ya
06:56ahli hukum bidana sudah berbicara di luar domen keilmuannya
07:01berbicara tentang sianida padahal dia model matematika
07:05kuadratik saja tidak tahu bahwa itu hal janggal
07:08ya model matematikanya
07:10Nur Samran Subandi
07:12dia cuma bilang sudah diuji oleh dua orang
07:15di dalam dunia sains tidak peduli siapa orangnya
07:18produknya yang harus kita periksa bukan orangnya
07:21ya itulah dunia saintifik
07:25Pak Edward Omar Syarif Hiares bukan karena dia
07:30Imadi Agus Gelgel, bukan karena dia Nur Samran Subandi
07:33tapi produknya yang kita ini
07:35kita periksa, model matematikanya saja sudah salah
07:39ya, Nur Samran Subandi
07:42pakai kuadratik
07:44uji konvergensi tidak konvergen dia
07:46artinya tidak menyusut
07:48ke nilai nol sianida tersebut
07:50malah menjadi menuju tak beringga
07:53sudah kita buktikan itu dalam beberapa video ya
07:56model matematika kuadratik untuk
07:59laju pengurahan sianida, ini kan ditertawakan negara Kamboja ya
08:04Vietnam, Myanmar, dan lainnya
08:06apalagi negara tetangga kita terdekat
08:09Singapura, Malaysia, dan Australia
08:12kan keterlaluan ini
08:14percaya begitu saja ke anda sih
08:16tidak paham matematika
08:18model matematika
08:20Nur Samran Subandi
08:22yang pakai model matematika kuadratik
08:26untuk pengurahan sianida
08:28bahkan tidak konvergen malah divergen dia
08:31menuju tak beringga dia
08:33bukan menuju nol
08:35malah bisa panen dari gelas
08:38yang dia simulasikan itu menjadi pabrik sianida
08:41itulah Nur Samran Subandi
08:43saya tidak paham sianida
08:45tapi saya paham model matematika
08:47gitu loh
08:49karena seorang engineer pasti paham model matematika
08:53apalagi model matematika
08:55sederhana, ya
08:57seperti kuadratik dan eksponensial
08:59belum lagi hitungan mundur
09:02ya, anda tidak hitung
09:05hitungan mundur dari
09:07Nur Samran Subandi ini
09:09dosen UGM ini kan
09:11harusnya kan kalau memakai model matematika dia
09:13jadi 16.20
09:15bukan 16.29
09:17sesuai hitungannya
09:19Jessica saat itu masih di
09:21kasir
09:23kopi pun sedang dibuat
09:25atau belum dibuat
09:27kalau merujuk pada
09:29perhitungan mundur dari model matematika
09:31berantakannya
09:33Samran Subandi, berarti Rangga itu yang membuat
09:35itu kopi sedang dipersiapkan 16.20
09:37sedang dibuat
09:39atau belum dibuat
09:41belum lagi
09:43kalau kita merujuk ke model matematikanya
09:45Imadi Agus Gelgel
09:47memakai B
09:49by exponential
09:51menyusut ya
09:53decreasing exponential
09:55itu kan tidak masuk akal juga perlu
09:5755 ribu tahun untuk menuju 0
09:59coba lah bayangkan
10:01katanya gampang menguap
10:03segala macam tetapi
10:05dalam 100 tahun aja setengahnya
10:07aja tidak ada
10:09ribuan tahun itu kan
10:11anda tidak paham itu
10:13ketika anda
10:15merujuk pada
10:17apa
10:19laju pengurhensia
10:21tidak hanya sebutkan nama tidak peduli
10:23di sains itu, setiap orang bisa
10:25menipu, oleh karena itu
10:27ada peer review
10:29terbuka
10:31bisa dikritisi
10:33produknya yang kita ini
10:35hasil analisanya, model matematikanya
10:37yang kita periksa, bukan karena dia
10:39Imadi Agus Gelgel, bukan karena
10:41dia Nur Sambran Subandi
10:43bukan, kalau salah ya salah aja
10:45itulah sains
10:47anda mengatakan di podcast
10:49bersesuaian hasilnya
10:51Imadi Agus Gelgel
10:53dengan Nur Sambran Subandi, kalau Nur Sambran
10:55sudah salah, berarti
10:57kan Imadi Agus Gelgel juga salah
10:59bagaimana sesuatu yang benar
11:01bisa bersesuaian dengan yang salah
11:03model matematikanya
11:05Imadi, siapa
11:07Nur Sambran Subandi aja
11:09kodratik sudah salah
11:11masa bersesuaian dengan Imadi Agus Gelgel
11:13kalau satu yang salah
11:15bersesuaian dengan salah satunya, berarti
11:17keduanya salah
11:19parah ini
11:21dosen
11:23hukumu GM, tapi
11:25hanya percaya pada orang
11:27percayalah
11:29pada kebenaran ilmiah
11:31bukan kepada orangnya, jangan kepada
11:33Rizmon
11:35penonton percaya, tapi hasil
11:37analisanya lah, tidak peduli siapa itu Rizmon
11:39tetapi hasil
11:41analisa yang saya sajikan di video
11:43itu yang perlu dianalisa, dan
11:45bisa dianalisa secara terbuka
11:47oleh siapapun
11:49saya sudah mensimulasikan model
11:51matematika
11:53dari Nur Sambran
11:55Subandi dan
11:57Imadi Agus Gelgel, keduanya
11:59salah
12:01yang satu
12:03pakai kodratik
12:05tidak konvergen
12:07bahkan menuju tak berhingga
12:09panensia nida terus selamanya
12:11yang satu lagi, pakai
12:13by exponential
12:15decreasing exponential, tetapi
12:17lajunya 55 ribu tahun
12:19baru menuju nol, itu kan dia tidak uji
12:21konvergensinya, kalau kita
12:23melakukan
12:25aproximasi atau pendekatan
12:27data dengan sebuah model
12:29matematika, pertama
12:31yang harus kita uji adalah
12:33konvergensinya, itu setiap
12:35model matematika, pasti kita harus uji
12:37konvergensinya
12:39apalagi tentang laju pengurayan
12:41itu Imadi Agus Gelgel
12:43bagaimana itu, apakah anda
12:45uji itu laju
12:47konvergensi model matematika anda
12:49kalau cuma cocok-cocokan ya sudah dapat
12:51itu kan tidak
12:53ilmiah itu, anda bisa
12:55bantah saya, coba buat video
12:57tentang konvergensi model matematika
12:59anda
13:01parah
13:05ya disinilah terlihat
13:07kualitas Edward Sarkiaris
13:09ini ya
13:11ya
13:13sudah berbicara di luar
13:15kemampuannya, keahliannya
13:17tetapi disini juga dia
13:19gampang, ditelan bulet-bulet juga
13:21kesaksian
13:23dari
13:25Marlon Abitubulu, katanya
13:27Pak Susno Duwaji
13:29satu saksi bukan saksi
13:31tapi ditelan juga
13:33bulet-bulet ini kesaksian Marlon Abitubulu
13:35mengatakan
13:37sedotan sudah ada
13:39di dalam gelas, dalam 20 detik dia
13:41di meja 54, semua
13:43sudah diamati dia
13:45super smart dia
13:47ingatannya seperti super smart
13:49si penipu itu
13:51mengetahui jumlah
13:53paperback 3, isi paperback
13:55nya sama
13:57mengetahui kondisi gelas
13:59kopi yang sudah mulai berempul
14:01warna kopi juga diamati
14:03sedotan juga diamati
14:05sudah ada di dalam gelas
14:07dan itu ditelan bulet-bulet oleh
14:09mereka, inikah seorang
14:11dosen kualitasnya
14:13hukum pidana
14:15harusnya anda uji
14:17secara empiri, apakah
14:19si Marlon ini
14:21punya kualitas
14:23ingatan super
14:25smart, superman, superboy
14:29kau uji dulu
14:31kemampuan dia
14:33misalnya seperti
14:35saya pernah katakan
14:37kemarin si Marlon Abitubulu
14:39melayani
14:41di meja 55 lah dulu
14:43tanyakan
14:45siapa, warna bajunya apa
14:47pakai celana jeans atau tidak
14:49atau pakai rok, kopinya
14:51di mana, kiri atau kanan, apalagi sedotan
14:53yang lebih kecil, saya yakin dia
14:55tidak ingat sepenipu itu
14:57kenapa? kalau kita
14:59tidak memberikan perhatian khusus
15:01maka kita tidak
15:03ingat, ingatan kita ya
15:05apa ya
15:07ya biasa saja, karena tidak
15:09ada misi khusus
15:11untuk mengingat
15:13kan sebelum kejadian itu sih
15:15apa ya
15:17kejadian meja 54, kan tidak ada
15:19kejadian sebelumnya, kok bisa dia
15:21mengingat semua
15:23kecuali memang digiring oleh
15:25Krishnamurti
15:27dan Tito Karnaviam untuk mengatakan
15:31sedotan sudah ada di dalam gelas
15:33bilang aja begini
15:35ya mungkin disogok itu
15:37di sogok, di tekan,
15:39di manipulasi
15:41di hipnotis untuk
15:43ditanamkan ingatan, ya bisa saja
15:45itulah kesaksian
15:47apalagi kesaksian tunggal
15:49kok bisa orang ini
15:51bisa percaya begitu saja
15:53apa ada, anda aja
15:55coba dulu
15:57kejadian satu hari kemarin
15:59misalnya anda ke KP, di mana posisi
16:01kopi anda
16:03sebelah kiri atau kanan, ketika anda ke KP
16:05pasti anda tidak ingat
16:07baju aja yang anda kenakan paling
16:09tidak ingat juga, itulah manusia normal
16:11tapi anda sebagai
16:13bosim kok, hukum pidana
16:15percaya begitu saja
16:17ya
16:19komplot atau ditipu anda ini
16:21atau memang cupur
16:23ya, kok besok kok
16:25ahli hukum pidana
16:27tidak ada insting investigasinya
16:29ya, yang hal yang
16:31istilahnya
16:33kemampuan normal manusia
16:35apalagi, bukan
16:37ahli intelijen dia yang
16:39terbiasa untuk mengingat setiap
16:41keadaan, ya
16:43manusia biasanya nengelap itu
16:45dulu itu
16:47apa
16:49atau bagaimana
16:51standar operasional
16:53ya, kalau ada seseorang
16:55memesan ais kopi Vietnam
16:57apa yang diceritakan oleh
16:59Devi, sama dengan diceritakan oleh
17:01dan sama yang diceritakan oleh Agus
17:03bahwa kalau dia pesan
17:05ais kopi Vietnam itu
17:07maka kopi itu dibuat di dalam teko
17:09lalu karena dia mesan ais kopi
17:11maka gelas itu
17:13berisi es batu
17:15lalu kemudian kalau sudah disajikan
17:17maka tugas Agus ini
17:19sebagai pramu saji
17:21mengantar, yang dia mengantar itu
17:23disana tidak lebih dari 4 benda di atas tampan
17:25itu, yaitu
17:27kopi, teko yang
17:29berisi kopi, kemudian ada
17:31satu gelas
17:33es batunya itu
17:35kira-kira sepertikan, kemudian
17:37ada isi
17:39dan ada sedotan di atas isinya
17:41begitu
17:42saya potong dulu ya, inilah
17:44percaya saja dengan pengakuan
17:46Devi, pengakuan
17:48Agus, Triono
17:50pengakuan Marlon, pengakuan
17:52Ranga, sekarang
17:54kalau memang sesuai dengan SOP
17:56pembuatan kopi oleh Ranga
17:58persiapan kopi oleh Ranga
18:00dan lainnya itu
18:02kenapa video CCTV yang
18:04menyorot dia
18:06di CH17
18:08itu justru dipotong
18:1096.000 frame, itulah
18:12tidak ada apa-apa
18:1492.000 frame
18:161 jam 4 menit itu dipotong
18:18dibuang oleh Muhammad Noah Lazar
18:20ada apa dengan cara
18:22Ranga menyajikan
18:24kopi itu
18:26apakah kopinya basi
18:28apakah susunya begini, begitu
18:30apakah memang ada
18:32dia memasukkan sesuatu, kita kan tidak
18:34tahu, saya tidak menuduh, tetapi
18:36untuk apa itu dibuang
18:3896.000 frame itu
18:40dan Anda hanya percaya dengan
18:42pernyataan Devisi Gen
18:44oh iya, SOPnya begini, begitu
18:46itu kan lebih tidak valid bila
18:48dibandingkan dengan digital evidence
18:50tapi itulah yang dibuang oleh
18:52Muhammad Noah Lazar
18:54ya inilah
18:56untuk
18:58metadata pada
19:00BAP Muhammad Noah Lazar
19:02CH17
19:0415.11 sampai 16.17
19:06disinilah Ranga
19:08menyajikan atau
19:10mempersiapkan kopi, tapi apa
19:12jumlah framenya 98.750
19:14dipotong
19:16Muhammad Noah Lazar menjadi
19:182.707 frame
19:20ada 96.000
19:22lebih frame
19:24hilang, atau 64 menit
19:261 jam 4 menit, dia buang
19:28kalau benar
19:30Ranga
19:32mempersiapkan kopi sesuai
19:34dengan SOP seperti
19:36diakui Devisi Agian
19:38Marlon Apitubulu atau
19:40Agustriono dan Ranga itu sendiri
19:42untuk apa dipotong Muhammad Noah Lazar
19:44di sini, pengakuan itu
19:46tidak ada artinya dibandingkan
19:48digital evidence, kita harus percaya ini
19:50jika di digital evidence
19:52tidak direkayasa
19:54kita lebih percaya ini daripada pengakuan
19:56saksi itu banyak penipu
19:58itu yang merusak sistem hukum Indonesia
20:00orang-orang semacam Marlon
20:02Apitubulu, Hany Juwita
20:04pun itulah yang merusak sistem hukum Indonesia
20:06ketika hukum hanya mengandalkan
20:08pada kesaksian, disitulah
20:10kerusakan hukum itu terjadi
20:12inilah
20:14luar biasa
20:16anda sebagai dosen hukum
20:18mungkin, percaya mana
20:20halipidana, percaya digital
20:22evidence atau pengakuan Devisi
20:24Agian, Marlon
20:26Apitubulu, Agustriono, atau Ranga
20:28mana yang lebih pertanda percaya
20:30luar biasa
20:34saya juga sudah email
20:36ke Edward
20:38Omar Zartiaris ini
20:40coba tanggapi dulu
20:4237 bukti ilmiah
20:44lewat email saya rampirkan ini
20:46nopum ini 37 bukti
20:48sampai sekarang tidak berani dia jawab
20:50tidak berani dia membalas
20:52kalau anda seorang dosen
20:54tanggapi, apalagi
20:56ini ilmiah
20:58scientific crime investigation
21:00ini, ahli hukum pidana harus
21:02berpijak pada itu, bukan narasi
21:04bukan pasal-pasal, bukan kesaksian
21:06tanggapi itu email saya
21:08itu baru gentleman
21:10jangan diam
21:12anda sudah berstatement
21:14bahkan memutar balikan fakta
21:16di televisi
21:18maupun di podcast
21:20anda katakan
21:22di CCTV Jessica
21:24sudah datang hari sebelumnya
21:28sebelum 6 Januari
21:302016, tapi anda minta maaf
21:32akhirnya, itulah
21:34dengan serampangan anda membuat statement
21:36seperti itu
21:38sekarang tanggapi lah itu email saya
21:40coba, anda seorang dosen
21:42bukan seorang politisi
21:44harusnya berpijak
21:46pada kebenaran ilmiah
21:48itulah hukum pidana Indonesia
21:50harusnya, bagaimana anda
21:52menganjari mahasiswamu
21:54jika berdasarkan narasi
21:56tebak-tebakan
21:58ini
22:00sudah jelas saya lampirkan 37
22:02bukti ilmiah rekayasa
22:04yang anda bela itu
22:06statement anda CCTV
22:08tidak mungkin direkayasa
22:10koreksi statement itu ketika anda
22:12membaca email saya
22:14itu baru seorang dosen
22:18seorang dosen kok ini
22:20takut terhadap
22:22kebenaran ilmiah, masukkanlah kepada
22:24UGM, jangan rekrut
22:26jangan lagi rekrut dosen
22:28berdasarkan kedekatan dengan
22:30dosen senior, inilah yang
22:32saya lihat juga ya, di teknik
22:34elektro UGM, bukan yang
22:36terbaik diambil, ranking 1 sampai
22:385 misalnya, terbaik diangkatan
22:40tapi karena kedekatan
22:42dengan dosen tertentu
22:44ya inilah hasilnya
22:46bukan karena IPKnya yang tertinggi
22:48kalau yang saya lihat
22:50karena teman-teman saya juga
22:52yang dosen di sana bukan yang terbaik
22:54di angkatan kami
22:56nah inilah
22:58masukkan kepada UGM, harusnya
23:00seleksi dosen itu
23:02bukan karena kedekatan dengan mahasiswa
23:04tetapi karena yang terbaik
23:06diangkatannya, rekrut langsung
23:08tawari langsung
23:10kalau dia gak mau, silahkan
23:12tetapi dia tawarin yang terbaik
23:14gitu loh, nomor 1 sampai
23:16urutan 1 sampai 10 misalnya
23:18ada 150
23:20mahasiswa perangkatan
23:22dia tawarin yang 10 besar itu
23:24bukan karena kedekatan dengan dosen
23:26A, dosen B, dosen C, ya inilah hasilnya
23:28yang taruh di sana
23:30kemudian dituangkan
23:32air panas dituangkan
23:34ke dalam es
23:36gelas yang telah berisi es
23:38lalu dia tinggalkan
23:40yang tinggalkan
23:42dia tidak aduk
23:44jadi yang masih tidak diapapakan itu adalah
23:46sedotan dan
23:48tisu
23:50tidak diapapakan air
23:52yang tadi menurut Saksimarong ketika dia
23:54mengantar OP, dia melihat sedotan
23:56tidak kelihatan
23:58inilah manipulatif dia
24:00percaya, pertama
24:02percaya pada kesaksian
24:04satu orang, Marlonap itu puluh
24:06gak fatal itu sebagai
24:08ahli hukum pidana
24:10satu orang bukan saksi
24:12inilah profesor
24:14percaya pada kesaksian
24:16terus dia bilang lagi
24:18yang kedua, tidak kelihatan
24:20tidak diperlihatkan
24:22itu adalah
24:24tidak diperlihatkan
24:26itu beda, tidak kelihatan dengan
24:28tidak di
24:30tidak kelihatan dengan
24:32tidak diperlihatkan, harusnya
24:34bisa dilihat
24:36bohong anda
24:40tidak kelihatan
24:42dengan tidak diperlihatkan
24:44itu beda, sangat berbeda
24:46dapat harusnya
24:48tiga menit
24:5030 detik perpindahan sedotan yang dituduhkan
24:52pada saat Agustriono
24:54pukul 16.24.18
24:56dia mengaku
24:58sedotan ditaruh di atas kertas
25:00tisu baru ditaruh
25:02di atas meja, tiba-tiba pada
25:04saat Marlonap itu puluh datang
25:06menyajikan dua minuman
25:08sajira cocktail
25:10dan old patient, dia bilang sedotan
25:12sudah ada di dalam gelas
25:1416.27.48, berarti ada
25:16tiga menit, 30 detik
25:18tetapi
25:20tetapi tidak diperlihatkan
25:22gitu loh, tiba-tiba saja
25:24kesimpulan itu diambil oleh
25:26Mar, apa,
25:28yang dikutip dari
25:30mulutnya
25:32si penipu Marlonap itu puluh
25:34tidak dijejak dia frame demi frame
25:36harusnya kan dijejak
25:38perbedaan dua apa itu ya
25:40dua waktu itu dari kamera CCTV 7
25:42apakah benar tangan Jessica
25:44itu yang memindahkan sedotan
25:46dari
25:48meja ke
25:50gelas, itu tidak diperlakukan
25:52seperti itu, frame demi frame
25:54di filter, frame demi frame, tidak ada
25:56ditunjukkan oleh Muhammad Mahmoud Al-Azhar
25:58ya sengaja disembunyikan
26:00sehingga narasi atau
26:02dusta penipuannya Marlonap
26:04itu puluh ini menjadi
26:06rujukan bagi keputusan
26:08oleh Bin Sargutum
26:10Partai Utapaya dan ya itulah
26:12dosen UGM aja
26:14langsung percaya dengan
26:16ya alih hukum pidana ini dipakai
26:18di
26:20persidangan MK
26:22presiden kemarin ya
26:24sengketa Pilpres kemarin
26:26bayangkan, percaya
26:28bukan digital
26:30evidence nya yang dia percaya tetapi
26:32mulut saksi, satu saksi
26:34bukan saksi katanya Pak Susno
26:36Duwaji
26:38kalah jauh ya
26:40dengan Pak Susno
26:42parah, parah
26:44kalau semua satu saksi
26:46itu bisa menersangkakan orang
26:48ya habis kita semua
26:50hanya dibutuhkan manusia-manusia
26:52licik penipu seperti Marlonap
26:54itu puluh, bisa kita tersangka
26:56manusia penipu seperti
26:58si defisien, bisa kita
27:00tersangka semua
27:02kalau tidak ada digital evidence
27:04scientific evidence malah digaburkan
27:06tidak dipertunjukkan
27:08saya tunjukkan
27:10video bagaimana Muhammad
27:12cuma ketika Agustriono
27:14dan Marlonap itu puluh saja
27:16tidak ada penjelasan sedotan itu
27:18perpindahan dalam
27:20dari atas meja ke gelas
27:223 menit 30 detik
27:26nah inilah ketika
27:28Muhammad mempresentasikan
27:30tidak ada dia apa
27:32jejak frame demi frame
27:34sengaja tidak diperlihatkan
27:36bukan tidak terlihat seperti statement nya
27:38Edward Harris
27:40Omar Syariki Harris ini ya
27:42itu jauh sekali
27:44tidak diperlihatkan
27:46dengan tidak terlihat
27:48jauh sekali ya, menipu dia
27:50bisa dilihat 3 menit
27:5230 detik itu tapi tidak diperlihatkan
27:54sengaja supaya
27:56narasi
27:58kebohongan Marlonap
28:00itu puluh itulah yang
28:02menjadi fakta di persidangan
28:04ditelan bulat-bulat oleh
28:06ini
28:08ahli hukum bidana
28:10abel-abel
28:12yang kedua ditelan bulat-bulat
28:14oleh Minster Gultom
28:16dan para caksa itu
28:20kita lihat
28:22pelan-pelan
28:26ini lah kamera sembilan
28:28ketika di double click
28:30dia ini lah sudah hasil rekayasa
28:32kalau 1080p
28:34atau 1920
28:361080p itu double click langsung memenuhi layar
28:38itu sudah sering saya perhatikan
28:40tapi ini ketika double click
28:42ini lah kecil kan
28:44sudah hasil rekayasa, coba bayangkan
28:46kamera sembilan
29:02inilah titik dimana Mohamad Noah Lazar
29:04menerangkan Agus Drono
29:06menyajikan kopi, setelah itu
29:08dia langsung terangkan lagi
29:10kalau kalian tonton di youtube
29:14langsung dia terangkan
29:16pada saat Marlon
29:24setelah itu ya sudah
29:26kesimpulan perpindahan sudotan dari
29:28atas meja yang dituduh
29:30menjadi gagelas, ya sudah
29:32ada penjejakan frame demi frame oleh
29:34Mohamad Noah Lazar maupun Christopher
29:36Hariman Rianto, supaya apa?
29:38supaya penipu
29:40penipuannya
29:42Marlon Apitobulu inilah yang
29:44menjadi dasar untuk memutuskan
29:46Bin Sargultum
29:48ya, mengatakan
29:50sudotan sudah ada di time-class, ya murni
29:52dari si Marlon Apitobulu itu
29:58parah, parah padahal itu
30:00jadi jejak frame demi frame 3 menit
30:0230 detik itu dari kamera 7
30:04tetapi itulah langsung jump into
30:06conclusion, ya langsung
30:08lompat ke kesimpulan bahwa sudotan
30:10sudah ada di dalam glass
30:12karena saksi Marlon Apitobulu melihatnya
30:14wah itulah
30:16inilah kualitasnya
30:18ahli hukum pidana Indonesia
30:20hahahaha
30:28oke pemirsa sekian dulu dari kami
30:30balik ke Akademi
30:32sampai jumpa di video kami selanjutnya
30:34Horas

Recommended