SELAMAT KEBEBASAN PEGI SETIAWAN! KEADILAN MASIH ADA DI NKRI TERCINTA!

  • 2 months ago
Hitungan mundur manual Nursamran Subandi saja salah tentang waktu prediksi masuknya sianida, seharusnya 16:20 WIB, malah jadi 16:39 WIB, inilah potret buruk bagaimana hancurnya scientific crime investigation yang selalu didengungkan kapolri Listyo Sigit Prabowo! Entah Nursamran Subandi ini berkomplot atau tidak dalam merekayasa kasus ini, biarkanlah itu keluar dari mulut Tito Karnavian dan Krishna Murti.

Video CCTV yang telah direkayasa diputar di persidangan dan diberikan kepada sejumla ahli: psikolog Antonia Ratih Anjayani dan Sarlito Wirawan Sarwono, kriminolog Ronny Nitibaskara, psikiater Natalia Widiasih Raharjanti, toksikolog Nursamran Subandi dan I Made Agus Gelgel, dan kepada ahli huku pidana Edward Omar Sharif Hiariej.

Keenam jaksa penipu Ardito Muwardi, Shandy Handika, Sugih Carvallo, Hari Wibowo, Wahyu Oktaviandi, dan Maylany Wuwung berkomplot dengan sesama penipu perekayasa video CCTV Muhammad Nuh Al-Azhar (Ketua Asosiasi Forensik Digital Indonesia AFDI 2015-2019) dan Christopher Hariman Rianto yang diorkestrasi oleh Krishna Murti dan Tito Karnavian.

Isi flashdisk di tangan jaksa sendiri berubah waktu demi waktu tetapi mereka seolah tidak peduli dengan keutuhan (integritas) data yang ada di dalamnya. Sesi tanya-jawab dengan kedua ahli forensik digital penipu tersebut dirancang agar rekayasa yang mereka rencanakan berhasil menggiring publik dan hakim untuk memutuskan perkara sesuai dengan rekayasa mereka. Dan mereka berhasil.

Ahli IT gadungan Roy Suryo juga dalam beberapa wawancara TV menipu publik bahwa video CCTV yang ditampilkan di persidangan asli dan tidak direkayasa.

Video CCTV rekayasa tersebutpun menjadi pertimbangan hakim Binsar Gultom, Partahi Tulus Hutapea, dan Kisworo dalam memutuskan perkara.

Diharapkan para istri pelaku rekayasa Tri Suswati (istri Tito Karnavian), Nany Ariany Utama (istri Krishna Murti), INGRID CHAIYANLI (istri Christopher Hariman Rianto), Riri Ananingdyah Wibisono (istri Shandy Handika), dan lainnya untuk mendesak para suaminya untuk mengaku salah telah merekayasa video CCTV di kafe Olivier kasus Jessica Wongso. Karena sebagai sesama perempuan, seharusnya mereka memahami perasaan perempuan yang menjadi korban rekayasa para suami mereka.

Begitu juga keluarga Edi Darmawan Salihin: Made Sandy Salihin, Tiara Agnesia, Ni Ketut Sianti,
Arief Soemarko, dan lainnya agar mencari kebenaran kematian Mirna Salihin, berdasarkan bukti
ilmiah bahwa Jessica Kumala Wongso adalah korban rekayasa.

Begitu pula dengan para istri hakim Binsar Gultom, Sri Misgianti, agar menyadarkan suaminya bahwa keputusannya didasarkan video CCTV yang sudah direkayasa Muhammad Nuh Al-Azhar dan Christopher Hariman Rianto.

37 BUKTI ILMIAH REKAYASA VIDEO CCTV OLEH MUHAMMAD NUH AL-AZHAR DAN CHRISTOPHER HARIMAN RIANTO:
https://drive.google.com/file/d/1ufO4JQdDZSBvSzRnbjVQFJVWIZSIYU9e/view?usp=sharing



SEMANGAT MEMBONGKAR REKAYASA VIDEO CCTV KASUS JESSICA KUMALA WONGSO
RISMON HASIHOLAN SIANIPAR
Transcript
00:00Ngoras, dari Bali Geek Akademi di Telvian dan Otoba yang indah.
00:08Hari ini kabar gembira pun datang ya,
00:12di NKRI yang kita cintai ini
00:16masih ada keadilan, kebenaran ditegakkan.
00:22Terima kasih kepada Bapak Hakim Heman Sulaiman.
00:27Ya, Bapak telah menjadi pelita bagi kami bahwa
00:32dan harapan ya bahwa masih ada
00:36Hakim yang memiliki integritas untuk menegakkan kebenaran.
00:41Berikutnya, saya juga terharu sekali ya melihat keluarga dari
00:48PB Setiawan, terutama Ibu Hinda,
00:51Ibu Kartini dan keluarga. Waduh, luar biasa perjuangannya.
00:57Ya, selamat atas bebasnya Pegi Setiawan.
01:01Ya, bebas dari rekayasa, barbar, brutal dan biadab ya.
01:07Karena kita sudah antisipatif ini,
01:10ya bagaimana ya forensik digital
01:15yang katanya scientific crime investigation malah melakukan pencocokan wajah,
01:21potret dari Pegi Setiawan dengan image yang ada di database,
01:27duccapin dan image dari foto-foto
01:32yang ada di dinding, di album, di ijazah dan di raport.
01:37Ya inilah bukti bahwa Mabes Polri tetap bersih keras.
01:44Oleh karena itu hari ini dipermalukan
01:48dengan kekuatan dukungan netizen,
01:51maka kita bisa ya untuk menyuarakan, bersuara, kita menolak bungkam.
01:56Bukan karena kita benci kepolisian,
02:00tapi karena kita peduli ya agar jangan lagi rekayasa-rekayasa semacam ini diulangi,
02:07apalagi dilindungi ya.
02:12Semoga juga ada keadilan
02:16ya bagi tujuh terpidana.
02:19Saya bukan mau membelas membayu buta, tetapi kalau sesuai statement
02:24dari Kapolri,
02:27Jenderalist Tio Sigit Prabowo, bahwa harus ditegakkan
02:32ya hukum berdasarkan scientific crime investigation,
02:37ya buka itu HP dari almarhumah Tina
02:41dan almarhum Eki, dan juga video CCPP yang dikatakan ada enam atau tujuh
02:49di TKP atau di sekitarnya.
02:51Ini harus dibuka Pak Kapolri.
02:54Ya, jika Anda tidak pimpinan di polda Jabar,
03:00tidak mampu melakukannya, Anda pimpin langsung, itulah Anda tandanya digaji oleh rakyat
03:06yang sudah membayar segala macam pajak
03:09untuk memfasilitasi kehidupan Anda dan keluarga, bayarlah kembali itu kepada rakyat.
03:15Buka itu, ya.
03:18Data yang ada di HP,
03:20banyak sekali data yang bisa dimanfaatkan itu, di situ.
03:25CCTV terutama.
03:27Ya, jangan disembunyikan agar ketujuh terpidana tersebut mendapatkan keadilan yang seadila dirinya.
03:35Jangan dibiarkan lagi ini Pak Kapolri,
03:39rekayasa semacam ini cukupkanlah hanya kasus Jessica Kumala Wongso,
03:44di mana data digital evidence,
03:48ya, digital evidence dipakai untuk justru dimanipulasi, digaburkan
03:56agar Jessica masuk ke sel TKP 4 bulan
04:00dan sekarang dipidana.
04:02Ya, yang seharusnya digital evidence video CCTV itu tajam.
04:07Semua pergerakan harusnya bisa diamati secara forensik, bahkan oleh kasak mata oleh hakim.
04:12Tetapi justru digaburkan oleh Tito Karnavian sebagai Kapolda Mitrojaya 2016.
04:19Dan, siapa ini? Krishna Murthy di Tres Krimum,
04:24Polda Mitrojaya 2016.
04:26Muhammad Nolajar sebagai saksi ahli,
04:28ya, sebagai kepala lab, laboratorium forensik komputer Mabes Polri.
04:34Bayangkan
04:37Apa tidak malu? Sudahlah cukupkan ini dan minta maaf kepada rakyat.
04:42Lakukan sesuai dengan scientific crime investigation yang kalian klaim.
04:47Bukan manipulasi.
04:51Scientific, ya.
04:53Fake scientific crime investigation.
04:55Scientific crime investigation, abel-abel atau palsu.
04:59Scientific bagaimana kalau kasus Pegi Setiawan?
05:03Foto di dinding, foto di album, foto di jasa dibandingkan dengan foto di
05:09diri Pegi Setiawan maupun dari image.
05:13Tetapi seduk capin itu kan fake scientific crime investigation.
05:19Seolah-olah dibungkus dengan scientific, padahal itu abel-abel.
05:23Begitu juga dengan kasus Jessica Kumala Wongsof, ya.
05:27Sudah ada jelas 2 juta piksel per frame video CCTV di Olypia.
05:32Tidak saja dibuang 1,5 juta piksel sehingga semua objek diam dan kabur.
05:36Eh, dan bergerak menjadi kabur.
05:38Itulah scientific crime investigation Bareskrim.
05:42Kenapa saya bilang Bareskrim?
05:44Karena Muhammad Noah Lazar itu diterjumkan dari Bareskrim.
05:47Laboratorium forensik, komputer forensik Mabes Polri.
05:53Ya.
05:55Tito Karnapian saat itu sudah jadi Kabulri.
05:59Yang berjalan ini kan sudah keterlaluan stop.
06:03Ayo lakukan scientific crime investigation terhadap ketujuh terpidana.
06:08Yang sekarang meringkuk.
06:10Yang tidak dilakukan scientific crime investigation.
06:14Terutama tentang digital evidence.
06:17Karena seperti kasus Jessica.
06:20Kesaksian-kesaksian-kesaksian penipuan-penipuan
06:24tidak berdasarkan scientific crime investigation.
06:28Hanya berdasarkan kesaksian penipu.
06:31Marlon Nabitu puluh tentang sedotan yang ada di dalam kelas.
06:35Padahal di kamera tujuh bisa dicecek perpindahan sedotan itu apa benar.
06:39Ya dalam 3 menit 30 detik itu berpindah.
06:43Tetapi justru hanya modal kesaksian.
06:46Jangan lagi itu terulang lagi Pak Kaburri.
06:50Stop jika Anda ingin diingat sebagai Kaburri yang tidak pengecut dan banci.
06:56Yang pernah dimiliki Republik Indonesia ini.
06:59Sekali lagi, selamatlah kepada BG Setiawan dan keluarga.
07:05Anda terbebas dari rekayasa.
07:08Khususnya digital evidence yang mahabarbar, brutal, biadab.
07:13Selamat. Semoga Anda menjadi kelak bisa sekolah.
07:18Menjadi sarjana hukum.
07:20Menjadi pengacara untuk membelah keadilan,
07:24kebenaran bagi orang-orang yang bernasib sama seperti Anda.
07:29Semoga bisa sukses di kemudian hari.
07:33Untuk netijen semua jangan sampai kita lupakan kasus-kasus yang lain.
07:38Khususnya kasus Jessica Kumalawoso.
07:41Kalau kita bungkam maka kita tunduk pada penindasan mereka.
07:44Kita harus menolak bungkam.
07:46Siapapun itu, walaupun dia mantan Kaburri,
07:50sekarang menjabat Mendagri,
07:52atau Kadip Hubinter,
07:54tidak mau tahu rakyat mereka harus digulung, diringkus.
07:58Rakyat harus bersuara mulai sekarang.
08:01Ada harapan.
08:03Semoga ada hakim-hakim lain yang berintegritas seperti Bapak Eman Suleyman.
08:08Selamat dari kami balik ke Akademi di tepian Denetoba yang indah.
08:14Horas!

Recommended