Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) akan segera digelar pada hari ini waktu AS, Selasa (5/11/2024). Kontestasi ini akan mempertemukan mantan Presiden Donald Trump yang diusung Partai Republik serta Wakil Presiden Petahana yang juga kader Partai Demokrat, Kamala Harris.
Hasil Pilpres tersebut nantinya akan memberikan pengaruh signifikan terhadap global khususnya dari segi ekonomi, mengingat AS merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Maka dari itu setiap kebijakan yang diambil Pemerintah AS akan memiliki dampak yang besar.
Trump menjadi kandidat yang lebih radikal dalam isu perdagangan, dengan kebijakan tarif yang mengembalikan strategi ekonomi Amerika ke masa lampau. Sementara Harris bersikap lebih moderat, namun tetap mendukung proteksionisme ringan dengan subsidi untuk industri tertentu.
Hasil Pilpres tersebut nantinya akan memberikan pengaruh signifikan terhadap global khususnya dari segi ekonomi, mengingat AS merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Maka dari itu setiap kebijakan yang diambil Pemerintah AS akan memiliki dampak yang besar.
Trump menjadi kandidat yang lebih radikal dalam isu perdagangan, dengan kebijakan tarif yang mengembalikan strategi ekonomi Amerika ke masa lampau. Sementara Harris bersikap lebih moderat, namun tetap mendukung proteksionisme ringan dengan subsidi untuk industri tertentu.
Category
📺
TVTranscript
00:00Intro
00:12Ya Pemirsa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlangga Hartarto mengatakan akan memantau perkembangan ekonomi global
00:19termasuk dengan pemilihan presiden di Amerika Serikat.
00:22Hal tersebut mengingat Indonesia dan negara-negara ASEAN mengandalkan konsumsi di Eropa, China maupun konsumsi di Amerika Serikat.
00:30Intro
00:33Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlangga Hartarto mengatakan Indonesia harus memperhatikan keseluruh kekuatan ekonomi dunia.
00:41Hal itu dinyatakan Erlangga menyikapi pemilihan presiden Amerika Serikat yang berlangsung pada 5 November 2024
00:46dengan kandidat Kamala Harris dan Donald Trump, serta menyikapi kondisi gejolak geopolitik dan ekonomi global.
00:53Erlangga menyampaikan Indonesia serta negara-negara ASEAN yang lain mengandalkan konsumsi di Eropa,
00:58China maupun di Amerika Serikat.
01:01Menurutnya Indonesia akan mengantisipasi kebijakan dari masing-masing kandidat presiden Amerika Serikat yang ada saat ini.
01:29Pre-pandemi kan pertumbuhannya relatif tinggi di atas 6 persen.
01:33Sekarang kan masih rata-rata di 3 persen.
01:36Erlangga menambahkan di bawah kepemimpinan Joe Biden, Amerika Serikat mendorong agar manufaktur kembali ke Amerika Serikat.
01:43Sebelumnya Amerika Serikat mendorong manufaktur di negara-negara ASEAN termasuk China.
01:48Erlangga menjelaskan kepemimpinan di Amerika Serikat secara tidak langsung juga mempengaruhi harga minyak yang produsennya kebanyakan dari negara Timur Tengah.
01:56Dari Jakarta, Giselya Nurrahman Damar, Wicaksono, Fakih Satrio, IDX Channel.
02:27Halo Pak Tauhid apa kabar?
02:29Halo apa kabar? Sehat mas?
02:32Sehat selalu, terima kasih juga atas waktu yang disempatkan.
02:34Pak Tauhid langsung saja kita akan review dan juga memprediksi seperti apa nantinya nih.
02:39Kalau kita bicara mengenai model-model ataupun kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan ditempu oleh pemerintah Amerika Serikat ke depannya.
02:45Baik nanti oleh calon dari Donald Trump maupun juga Kamala Harris nih.
02:50Jika mereka terpilih nanti menjadi presiden Amerika Serikat.
02:56Ya silahkan Pak Tauhid.
02:58Ya saya kira begini, kemungkinan ya kalau lihat tadi dari data pergerakan peta suara memang kan Trump tampaknya memenangi di beberapa gitu bahkan lebih dari tujuh gitu.
03:13Dan ini saya kira memang harus dibaca kalau beliau punya peluang besar tentu ada kebijakan khusus yang berbeda dibandingkan dengan Kamala Harris.
03:23Trump secara khusus memang yang saya kirakan ke tingkat global dan pengaruh kita adalah di bidang tarif.
03:30Meskipun ada juga kebijakan ekonomi seperti perpajakan, perumahan, kemudian juga yang lainnya ya.
03:38Tapi yang kuat adalah di tarif.
03:40Saya kira memang yang kuat adalah bahwa Trump ini mengusulkan dan memperlakukan tarif pada beberapa produk yang dibuat jualan negeri yang tentu saja berpotensi akan menambah biaya produk ya.
03:55Termasuk misalnya, apa ada termasuk misalnya kemungkinan akan ada trade war lagi begitu dengan China sampai 60% ya pada pura-pura itu.
04:11Bahkan juga mengusulkan tarif naik 10-20% pada Indonesia.
04:18Yang misalnya memang mereka mengalami defisit gitu.
04:24Misalnya tarif dari para produsen mobil yang ada di Meksiko itu yang dijual di Amerika gitu.
04:32Dan Trump juga mengatakan bahwa bisa saja adalah merelokasi fasilitas manufaktur itu yang ada di luar untuk kembali ke Amerika.
04:43Ini yang saya kira akan berpengaruh ke dalam negeri kita begitu.
04:48Seperti kita ketahui ya, posisi katakanlah negara-negara lain peranannya dalam impor ke Amerika cukup tinggi ya.
04:58Paling banyak memang kalau dari segi negara terbesar adalah Meksiko 16%, China 15%, Kanada 14%, Jerman 5,3%, Jepang 4,9%.
05:10Sekitar memang relatif kecil ya, sekitar 0,9% impor Amerika dari Indonesia.
05:17Tapi meski demikian saya kira ini sangat strategis gitu ya bagi Indonesia.
05:24Baik itu dia beberapa dampak yang mungkin bisa terjadi begitu kalau kita cerbati dengan masing-masing kebijakan yang akan ditempu oleh Donald Trump sendiri maupun Kamal Harris.
05:33Dari dunia usaha sendiri Pak Serman, apa mungkin dampak langsung maupun tidak langsung yang nantinya juga akan dirasakan nih khususnya bagi dunia usaha di Indonesia?
05:43Ya kalau dampak tak langsung sih ya mungkin kalau dalam waktu dekat sih ya, waktu dekat ya mungkin tidak ada kebijakan-kebijakan yang strategis ya.
05:53Minimal nih rupiah kita ya stabil lah ya.
05:56Ya tapi kalau dampak tak langsung ya kita banyak belajar nih dari sisi demokrasi yang saat ini sedang berlangsung minimal.
06:04Kita belajar demokrasi yang pertama kita lihat bahwa dari sisi produktivitas selama berlangsung demokrasi disana kan cukup bagus ya.
06:12Minimal kita lihat misalnya kan pemilu disana kan tidak libur. Nah kalau kita libur, ya patau hit ya.
06:19Kalau kita pengusaha kan disini, kalau hari libur kan bagi kita pengusaha kan mengurangi produktivitas.
06:25Ini kan bisa kita tiru. Yang kedua minimal disana kalau kita lihat ya, bisa kita tiru lah demokrasinya disana itu.
06:35Pertama dari sisi katakanlah modernisasinya ya, disana kita lihat misalnya sudah bisa masyarakat memilih dengan mesin, sudah pakai komputer ya.
06:50Kemudian juga kalau sudah memilih tidak lagi harus celup ke tinta, sudah pakai stiker.
06:55Nah hal-hal seperti ini kan tidak langsung juga harus mendidik kita bagaimana kita pesta demokrasi kita ke depan sudah lebih modern misalnya.
07:03Tapi yang jelas kalau secara tidak langsung bahwa kebijakan-kebijakan strategis pasca ya, pasca pemilu Amerika ke depan,
07:12saya rasa tidak ada yang mempengaruhi ekonomi dunia ke depan karena pasti ya sampai nanti tanggal 20 Januari,
07:21saya rasa nanti tidak ada hal-hal strategis lah yang akan diambil oleh pemerintah sampai nanti akan dirantinya pemerintah yang baru ke depan.
07:30Tapi yang jelas bahwa ya mau tidak mau kita harus siap menghadapi siapapun nanti akan terpilih.
07:38Tetapi kecenderungannya mudah-mudahan kecenderungannya memang bahwa kayaknya sih Trump ini akan lebih unggul kelihatannya.
07:45Tapi kita lihat bahwa Trump ini memang agak sedikit proteks ya terhadap apa namanya produk-produk Amerika.
07:52Ya kita lihat memang beliau ini kecenderungannya lebih memilih bagaimana supaya produk Amerika itu lebih menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
08:02Artinya beliau ini memasang tarif lebih tinggi terhadap barang-barang yang akan masuk ke Amerika.
08:09Ini menjadi salah satu yang perlu kita antisipasi gitu loh.
08:12Baik, baik. Dan kita tahu juga apakah potensi perang dagang begitu akan terjadi kembali.
08:18Kalau memang nanti salah satu kandidat ini menang khususnya Donald Trump misalnya begitu.
08:22Apakah dengan Amerika Serikat, China begitu dan lain sebagainya akan kita bahas nanti di segmen berikutnya.
08:27Pak Sarman, Pak Tauhid, kita akan jeda dulu sebentar.
08:29Dan pemirsa kami akan segera kembali usai pariwara berikut ini.
08:32Ya Anda masih menyaksikan Market Review.
08:42Pemirsa masih membahas terkait dengan hasil press di Amerika Serikat dan juga dinamika ekonomi dunia begitu.
08:48Nah Pak Tauhid, lantas bagaimana kalau kita cermati perang dagang begitu yang memang dikumandangkan,
08:56digelorakan Amerika Serikat begitu pada saat pemerintahan Donald Trump apabila nanti terpilih.
09:00Ini potensinya terjadi lagi atau tidak?
09:03Dan bagaimana dengan posisi Kamal Haris begitu nantinya terkait dengan kebijakan ekonomi global mereka nantinya?
09:09Ya saya kira kalau peluang itu besar ya karena ini sudah terstate dalam beberapa dokumen.
09:15Apa kampanyenya Trump bahkan sudah sering disampaikan juga ya.
09:20Ini akan melanjutkan apa yang dia lakukan pada periode 2018-2019 begitu ya pada saat pemimpin.
09:28Tapi memang perang dagangnya tidak sekencang ya pada saat lalu begitu ya.
09:34Saya kira kenapa tidak sekencang?
09:36Karena pada periode Trump ternyata meski katakanlah ada perang dagang dan sebagainya,
09:41ternyata ekonomi Amerika tidak melonjak drastis begitu.
09:47Tetap sekitar 2,5 sampai 3 persen ya.
09:51Tadi harapannya kan growth-nya lebih tinggi.
09:53Tetapi memang pada waktu itu memang yang menarik karena Trump berhasil menurunkan angka pengangguran.
09:59Meskipun lebih bagus pada periode Obama turunnya angka penganggurannya jauh lebih kuat begitu ya.
10:05Nah peluang perang dagang ini memang akan terjadi meskipun tadi saya sampaikan,
10:12kemungkinan mungkin ya kalau paling tinggi kenaikan tarif untuk beberapa produk bisa 60 persen,
10:17tapi secara majority paling tinggi rata-rata sekitar 20 persen.
10:22Tapi itu saja sudah memberikan dampak yang luar biasa.
10:27Ini ada studi menarik begitu yang pernah dilakukan simulasi,
10:32saya pernah sampaikan di beberapa forum juga ya.
10:35Kalau misalnya perang dagang terjadi antara dua negara ya,
10:41ini dilakukan studi oleh Carlos Ghosn dan Bakers tahun 2023
10:46dengan skenario biaya perang dagang meningkat 160 persen dan tarif bilateral point 32 persen,
10:52maka beberapa negara terutama yang dalam grupnya Tiongkok itu akan mengalami penurunan yang akan jauh lebih besar.
11:01Bahkan kalau kita lihat import dari katakanlah dari China itu juga akan mengalami penurunan,
11:11bisa lebih dari 20-30 persen.
11:16Saya kira ini akan memberikan dampak ke kita tentu saja,
11:20kalau ekonomi China yang kemudian melemah yang sekarang 4,6 persen lebih menurun karena trade war,
11:27maka tentu saja akan menurunkan potensi ekspor kita ke China,
11:30karena ekonomi China agak sekitar tahan.
11:33Atau barang-barang kita yang produk antara yang digunakan China untuk produk katakanlah final yang diekspor ke Amerika,
11:43maka akan turun begitu.
11:45Saya kira ini yang kemungkinan terdampak,
11:49tentu ini yang harus diantisipasi,
11:53belajar dari pengalaman Trump pada periode pertama yang lalu di tahun 2019.
11:59Saya kira ini yang perlu disiapkan.
12:03Baik, Pak Sarman lantas bagaimana kalau memang perang dagang berlanjut,
12:08apakah Indonesia akhirnya bisa memanfaatkan celah,
12:12ataupun kita tahu juga kan beberapa waktu lalu,
12:15ya justru memang kita akhirnya kebajiran produk-produk dari luar.
12:19Nah ini apakah menjadi tantangan tersendiri juga nantinya, Pak Sarman?
12:23Ya, yang terjadi adalah overproduksi dari China ya,
12:28akan dia ekspor ke banyak negara,
12:34dan mereka akan banting harga,
12:37karena pasar Amerika mereka akan tertahan,
12:40akan banting harga.
12:42Kasus misalnya si Bajajas,
12:45itu kan sekarang mereka oversupply 100 jutaan per tahun lebih,
12:52dan itu harus ditampung,
12:54dan kalau ada yang terjadi di Amerika pasti akan dilempar ke kita.
12:58Baik, baik.
12:59Nah Pak Sarman, baik Pak Tauhid.
13:02Dari kacamata Anda bagaimana nih Pak Sarman?
13:04Misalnya memang ini berlanjut begitu.
13:07Ya saya rasa memang kita memanfaatkan juga momen-momen seperti ini ya.
13:13Kita lihat memang selama ini juga kan bahwa
13:17jalinan kerjasama dagang antara pengusaha-pengusaha Indonesia dengan Amerika
13:24juga selama ini juga sudah terjalin ya,
13:26karena kalau kita lihat misalnya forum bisnis ya,
13:30sudah terjadi antara pengusaha-pengusaha Indonesia dengan Amerika juga sudah terjadi,
13:35bisnis matching juga sudah terjadi,
13:38dipasilitasi misalnya antara komitmen perdagangan selama ini juga sudah terjadi,
13:45kemudian juga dengan kedutaan,
13:47bahkan untuk kunjungan-kunjungan pemerintah daerah ke Amerika juga itu sudah terjadi.
13:54Jadi ini tujuannya juga adalah untuk membuka celah-celah
13:59bagaimana supaya produk-produk Indonesia, produk-produk daerah
14:04itu bisa masuk juga ke pasar-pasar Amerika dalam hal ini,
14:07termasuk juga produk-produk unggulan dalam hal ini.
14:11Jadi kalau kita lihat memang bahwa ini sudah terjadi juga yang namanya B2B ya,
14:16antara pengusaha-pengusaha Indonesia langsung,
14:19juga antara B2B juga sudah terjadi,
14:22jadi B2B juga sudah terjadi dalam hal ini.
14:25Jadi ini kesempatan-kesempatan dilakukan oleh pengusaha-pengusaha Indonesia
14:29juga dengan pengusaha yang ada di Amerika gitu.
14:31Baik, jadi kalau misalnya memang ini kerjasamanya juga sudah cukup terjalin lama begitu,
14:37perlu ada semacam lagi free trade agreement
14:40atau comprehensive economic partnership agreement mungkin Indonesia dengan Amerika Serikat
14:44atau Amerika dengan negara-negara lainnya Pak Sarman?
14:47Oh saya rasa memang kalau memang ini sesuatu yang bisa dibuka
14:52dan juga bisa dimanfaatkan, kenapa enggak ya?
14:55Karena kalau fasilitas itu sangat-sangat bisa dimanfaatkan,
15:00saya rasa itu akan menjadi daya tarif tersendiri.
15:03Karena kalau ada FTA itu, itu sesuatu yang akan bisa dimanfaatkan kedua belah pihak.
15:11Karena itu kan kemudahan ya,
15:13dimana di sana akan ada tarif yang lebih murah,
15:17akan ada fasilitas perizinan yang lebih murah,
15:21kemudian juga akan ada biaya yang lebih murah,
15:26dan saya rasa bukan hanya barang dari satu negara,
15:31jadi dari Indonesia ke negara itu akan lebih gampang masuk.
15:34Jadi antara kedua negara juga akan lebih mudah.
15:37Itu akan lebih meningkatkan volume barang masuk antara kedua negara.
15:43Itu akan menjadi daya tarif tersendiri.
15:49Nah itu akan menjadi peluang menurut saya meningkatkan
15:52perdagangan antara kita dengan Amerika dan negara-negara lain.
15:55Nah untuk itulah mungkin disinilah peran dari pada
15:58satu kerutaan-kerutaan besar kita untuk membuka pangsa-pangsa pasar itu.
16:02Yang kedua adalah peran kemenjanaan perdagangan menurut saya juga.
16:06Bagaimana untuk memperluas pangsa-pangsa dengan membuka penduduk FTA itu.
16:12Oke, oke.
16:13Nah Pak Tauhid, lantas bagaimana dengan pemerintahan Indonesia kita yang baru terbentuk,
16:17kemudian kabinetnya juga sudah firm sekarang,
16:20begitu untuk bisa memanfaatkan potensi dari hasil Pilpres di Amerika Serikat,
16:25juga berpeluang juga nih untuk meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia,
16:29komoditas-komoditas Indonesia ke Amerika Serikat?
16:32Ya saya kira kan sudah ada rencana ya,
16:34Pak Presiden akan melakukan kunjungan spesifik ke Amerika.
16:38Selain tentu saja memberikan apresiasi atas kebutuhan Presiden baru,
16:43saya juga harus ada emisi dagang ke mereka gitu ya.
16:47Tentu kita harus berselanjar dengan kemungkinan ada kenaikan tarif ya.
16:52Kalau kita lihat importasi daripada produk-produk Amerika yang paling besar itu kan adalah
17:00misalnya elektrik, ya elektrikal, kemudian mesin, kemudian ada kendaraan,
17:07kemudian ada juga katakanlah produk-produk parmasi,
17:11maka ya mau tidak mau industri kita yang memiliki standar internasional dan pasar ekspor,
17:18ya itu harus dia bawa ikut serta ya.
17:20Karena kemungkinan, apa namanya, kemungkinan peluang pasar lebih besar ya.
17:27Yang kedua Pak adalah tentu saja bagaimana investasi dari Amerika agar dibesar di Indonesia begitu.
17:35Yang ini kemudian juga menjadi channeling yang sesuai dengan tadi ya,
17:39katakanlah apa produk-produk yang menjadi kebutuhan di market Amerika begitu.
17:45Nah yang ketiga, saya kira sekaligus mungkin karena yang saya tahu juga akan melakukan kunjungan ke China,
17:53ya berusaha mengambil sukses story daripada Vietnam.
17:56Ya ketika tarif itu naik begitu di China, ya banyak reallokasi industri yang ke Vietnam.
18:05Dan kalau kita lihat ya produk Vietnam kontribusinya 3,9 persen ya.
18:11Amerika itu kan besar sekali begitu,
18:14sementara kita hanya 0,9 ya dari seluruh import negara-negara ke Amerika.
18:21Ini yang kemudian kita bisa mengulang sukses Vietnam.
18:24Dengan catatan bahwa industri yang kemudian bisa masuk,
18:31memang industri yang memenuhi standar kebutuhan Amerika.
18:35Ya mungkin ada ilirisasi di situ,
18:37tetapi saya kira kita akan jauh lebih cepat kalau misalnya kita meng-cloningkan
18:42apa yang kemudian menjadi produk-produk kebutuhan di pasar Amerika begitu.
18:47Pak Tauhid, menarik kalau kita cermati bagaimana dengan kebijakan luar negeri,
18:50baik Donald Trump maupun Kemal Haris,
18:52mengingat konflik geopolitik begitu yang berkepanjangan dan semakin meluas ini kan juga mengganggu,
18:57ya paling tidak peta perekonomian dunia begitu.
19:01Ya saya kira betul.
19:02Ya saya kira ini geopolitiknya apalagi kita baru saja minat untuk masuk ke BRIC ya,
19:08sementara Amerika kan juga dengan G20, G7,
19:13maupun katakanlah untuk Indo-Pasifik cukup kuat di situ peranannya,
19:17ketimbang negara-negara BRIC.
19:19Ya saya kira memang harus meniklirkan diri bahwa hubungan-hubungan geopolitik itu memang
19:27kita tetap mengedepankan tetap sebagai negara bebas, negara non-block begitu ya.
19:33Kepentingan Indonesia terhadap Amerika masih dibutuhkan,
19:37terutama geopolitik terkait dengan isu-isu Laut Natuna atau Cina Selatan,
19:44maupun isu-isu global seperti halnya apa yang terjadi di Timur Tengah begitu,
19:50maupun krisis Rusia-Ukraine.
19:52Nah saya kira itu.
19:53Nah tetapi yang paling penting adalah bagaimana di balik geopolitik itu juga kita berusaha untuk bisa merangkul
20:01beragam potensi tadi apakah perdagangan, investasi,
20:06namun yang lebih kuat saya kira kalau kita lihat misalnya ya Amerika cukup kuat dengan isu-isu
20:12bagaimana mengurangi perubahan iklim ya dalam beragam aksi.
20:17Kita dalam perancangan pembangunannya sudah memasukkan isu
20:22apa namanya ekonomi hijau maupun ekonomi biru.
20:26Nah itu saya kira bagi Amerika mereka sangat tertarik dengan isu-isu lingkuan yang kemudian bisa
20:34di negara mereka, termasuk pendekatan iklimnya begitu.
20:37Baik berarti memang intinya siapapun nanti akan menjadi pemenang Pilpres di Amerika Serikat
20:42diharapkan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih adem lagi begitu ya
20:45memberikan satu ketenangan begitu bagi masyarakat dunia
20:49begitu menyelesaikan konflik-konflik global yang juga tengah terjadi.
20:52Mengingat memang ini menjadi salah satu negara adidaya juga yang menjadi fokus perhatian
20:56dalam proses Pilpres di Amerika Serikat tidak hanya Indonesia saja
20:59tapi kita perlu cermati sejauh mana antisipasi mitigasi yang perlu dilakukan
21:03untuk bisa menjaga roda perekonomian Indonesia di tahun 2024 dan seterusnya.
21:08Baik Pak Tauhid terima kasih banyak atas analisis dan informasi yang sudah Anda sampaikan.
21:12Pak Sarman terima kasih juga atas update dan bagaimana juga harapkan setah optimisme
21:17yang sudah Anda bangun begitu ya terkait dengan kondisi ekonomi Indonesia dan global
21:21di tengah proses pemilihan presiden di Amerika Serikat.
21:24Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali.
21:26Selamat sihat Pak Sarman, Pak Tauhid. Terima kasih.
21:30Baik Pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam Market Review
21:33dan berbahari terus informasi Anda hanya di IDX Channel,
21:36Your Trustworthy and Comprehensive Investment Reference.
21:40Karena urusan masa depan harus terdepan, aku investor saham.
21:44Ya saya Prasetyo Wibowo beserta seluruh kerabat kerja yang bertugas.
21:48Pamit undur diri, terima kasih. Sampai jumpa.
21:56Terima kasih.
22:26Terima kasih.