Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah menjadikan program Swasembada Pangan sebagai prioritas nasional untuk mengatasi tantangan global dan memastikan ketahanan pangan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia.
Dalam menghadapi krisis pangan global dan mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian telah menyusun sejumlah langkah strategis yang tertuang dalam blueprint swasembada pangan sebagai pondasi ketahanan nasional dalam mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan kesejahteraan bagi para petani.
Dalam menghadapi krisis pangan global dan mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian telah menyusun sejumlah langkah strategis yang tertuang dalam blueprint swasembada pangan sebagai pondasi ketahanan nasional dalam mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan kesejahteraan bagi para petani.
Category
📺
TVTranscript
00:00Pemirsa Aswal Sembadapangan menjadi target utama dan juga prioritas dari pemerintahan Prabowo-Subianto untuk bisa dicapai maksimal tahun 2027.
00:26Lantas seperti apa kesiapan dari Kementerian Pertanian, kita akan berbincang bersama dengan Pak Menteri Andi Amran Sulaiman.
00:33Bersama saya Prissa Sombodatu dalam spesial dialog IDX Channel.
00:42Pemerintahan Presiden Prabowo-Subianto dan Wakil Presiden Gibran Raka Bumi Ngeraka telah menjadikan program suasembadapangan sebagai prioritas nasional.
00:53Langkah ini bertujuan untuk mengatasi tantangan global dan memastikan ketahanan pangan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia.
01:02Oleh karena itu, dalam menghadapi krisis pangan global dan mencapai suasembadapangan, Kementerian Pertanian telah menyusun sejumlah langkah strategis.
01:11Yang tertuang dalam blueprint suasembadapangan sebagai fondasi ketahanan nasional, guna mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya, sekaligus meningkatkan kesejahteraan bagi para petani.
01:26Lantas, bagaimana upaya Kementerian Pertanian dalam mewujudkan sejumlah program kerja di industri pertanian nasional?
01:34Simak perbincangan spesial bersama dengan Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman.
01:40Hanya di spesial dialog.
02:10Terkait dengan ketersediaan beras luar biasa, boleh tanggapannya seperti apa Pak Amran?
02:17Terima kasih pujian beliau, tapi pujian beliau itu adalah tekanan bagi kami, karena harus bekerja lebih keras lagi.
02:26Alhamdulillah produksi kita di saat musim kering El Nino, La Nina, tetapi di bulan peceklik, yaitu Agustus, September, Oktober, November, Alhamdulillah terjadi anomali yaitu produksi lebih tinggi daripada cuaca normal.
02:53Dan itu sesuai data BPS, bukan data kami. Itu ada kenaikan 1 juta ton, artinya 1 lebih, nilainya 12-13 triliun nilai kenaikan itu.
03:06Ini yang kita syukurin, ini adalah kerja keras petani. Kerja keras teman-teman Kementerian Pertanian dan teman-teman PU seluruh yang terkait.
03:15Ini kerja bersama anak bangsa, bukan kerja Kementerian Pertanian sendirian. Kami adalah bagian kecil dari hasil itu.
03:24Tetapi yang terpenting adalah ini gagasan besar Bapak Presiden, perintah Bapak Presiden, sehingga seluruh teman-teman yang terkait dengan Kementerian Pertanian, terkait dengan Sosembara bergerak bersama-sama, kolaborasi.
03:42Ini luar biasanya Presiden kita.
03:46Pak Menteri, bisa dikatakan Anda sudah berada di tiga periode di Menteri Pertanian. Itu kan pencapaian yang sangat luar biasa.
03:55Tapi Anda tadi katakan bahwa itu adalah sebuah tanggung jawab yang besar. Apa nih tanggung jawab besarnya? Apakah visi-misi dari Presiden kita yang baru yaitu suasem pada pangan atau seperti apa?
04:06Ini kan gagasan Presiden. Beliau perintahkan harus suasem pada secepat-cepatnya, sesingkat-singkatnya.
04:17Nah ini memang kita harus kerja ekstra.
04:23Karena beliau selalu mengingatkan setiap rapat, tolong suasem pada secepat-cepatnya karena ini vital.
04:32Pangan itu strategis. Dan kita tahu dunia lagi krisis pangan. Ada 58 negara kurang gisi kekurangan pangan. Ada 725 juta penduduk dunia kekurangan gisi.
04:48Oleh karena itu ini sangat vital pangan ini. Pangan bermasalah, negara bermasalah.
04:55Sehingga beliau betul-betul selalu mengingatkan harus suasem pada, mutlak kita rebut suasem pada secepat-cepatnya.
05:04InsyaAllah kami kerja keras. Sejak dilantik, ini sudah hari ke-46 kalau tidak salah, sudah satu bulan lebih.
05:13Saya minta maaf kepada seluruh pegawai kementerian dengan PPL. Pegawai kementerian itu 19 ribu, PPL kurang lebih 40 ribu berarti ada 60 ribu.
05:26Orang aku minta maaf kepada saudara-saudara saya, sahabat saya. Tidak ada tanggal merah.
05:35Tidak ada hari Sabtu, tidak ada hari Minggu. Sampai suasem pada. Dan kita komitmen untuk itu.
05:41Itu kan akan ditargetkan paling cepat 4 tahun. Berarti tidak akan ada tanggal merah.
05:45Paling lambat.
05:46Ya paling lambat 4 tahun. Berarti tidak ada tanggal merah di periode itu.
05:50Kami insyaAllah kita akan rebut sebelum 4 tahun.
05:53Sebelum 4 tahun?
05:54Sebelum 4 tahun.
05:55Wow, luar biasa. Caranya seperti apa?
05:57Paling lambat 3 tahun.
05:58Apa yang paling krusial harus dilakukan terlebih dahulu? Kalau saya lihat Bapak juga sudah melakukan pemangkasan regulasi pupuk dan lain sebagainya.
06:05Tapi apa yang paling krusial?
06:06Yang pertama adalah kebijakan, regulasi. Regulasi salah satu penghambat untuk suasem pada. Salah satu contoh pupuk.
06:18Pupuk, regulasinya, aturannya itu 147. 147 pupuk yang mengikat distribusi pupuk ini.
06:35Nah, kita persingkat. Ada 12 menteri yang harus ikut.
06:41Di luar gubernur dan bupati se-Indonesia.
06:44Bisa bayangkan begitu ribetnya, begitu sulitnya melayani petani.
06:49Nah, kita persingkat.
06:50Sesuai janji Bapak Presiden, pada saat kampanye bahwa dari pemerintah, pusat langsung ke petani.
06:58Sekarang kita sudah revisi PR Press, beliau sudah setuju.
07:02Dari kementan setuju, menteri pertanian tanda tangan, langsung ke produsen pupuk Indonesia.
07:09Kemudian petani dan distributor, eh gapoktan, distributor paling ujung, langsung petani.
07:17Sangat simpel.
07:18Dan ini bisa mempercepat suasem pada.
07:21Yang kedua, benih unggul.
07:24Benih unggul kita kurang. Kita adakan benih unggul, bagikan secara gratis kepada petani.
07:30Yang ketiga, ini yang vital dulu.
07:34Menuju suasem pada.
07:39Sarana produksi yang kita harus perbaiki, salah satunya adalah irigasi.
07:47Irigasi ini rusak kurang lebih 3 juta hektare seluruh Indonesia.
07:51Ini kita kolaborasi dengan menteri PU.
07:53Sudah disiapkan anggaran, anggaran PU itu kurang lebih 12 triliun.
07:58Kita perbaiki irigasi yang rusak, kita perbaiki, kemudian terjadi pendangkalan,
08:05kita rehab, kemudian embung-embung, kemudian pompanisasi, dan seterusnya.
08:12Kalau ini kita lakukan semua, kemudian alat mesin pertanian.
08:16Alat mesin pertanian ini penting.
08:18Kemudian ada milenial.
08:21Poin pentingnya adalah pertanian tradisional bertransformasi menjadi pertanian modern.
08:42Dulu, kami ingin cerita apa yang kami lakukan.
08:47Kita jangan bahas orang lain, dan seterusnya.
08:52Dulu kita sosembadakan 4 kali.
08:56Gerakan ini kita lakukan di 2015, mulai 2014 akhir.
09:01Mekanisasi pertanian, pertanian modern, dan seterusnya.
09:06Kita sosembadakan 2017, 2019, 2020, 2021.
09:12Empat tahun sosembadah, sehingga kita mendapatkan penghargaan tertinggi dari FAO dunia.
09:18Penghargaan agrikola medal-medali agrikola dari FAO.
09:24Dan itu tertinggi dunia.
09:26Penghargaan di sektor food security, ketahanan pangan.
09:31Setelah 40 tahun.
09:32Nah ini akan terus ditingkatkan begitu ya?
09:34Ini kita tingkatkan bila perlu.
09:37Lebih tinggi dari yang capaian kemarin.
09:40Banyak peluang, tapi tentunya banyak juga tantangan.
09:42Seperti yang datang kesampaikan sendiri tadi ya Pak Menteri,
09:45yaitu krisis regenerasi petani muda juga.
09:48Kita akan bahas lebih jauh, kita jeda terlebih dahulu.
09:51Perbincangan spesial kami lanjutkan usai jeda.
09:53Tetaplah bersama kami di IDX Channel.
10:11Terima kasih Pemirsa Anda kembali bersama kami.
10:13Dan kita masih berbincang spesial bersama dengan Bapak Andi Amran Sulaiman,
10:17Menteri Pertanian Republik Indonesia.
10:19Pak Amran, tadi Anda mengatakan dan sudah disampaikan juga di rilis publik,
10:25bahwa ada sekitar tujuh program utama yang akan dilaksanakan tahun depan.
10:29Ini kan anggarannya tentunya harus memadai begitu.
10:33Kalau nggak salah, dari Kementerian Pertanian mengajukan 68 triliun.
10:39Tapi yang disetujui sejauh ini berapa Pak?
10:42Sekarang 29 triliun.
10:44Itu kan ada perbedaan yang cukup jauh, itu seperti apa?
10:47Sebenarnya ya, untuk mencapai suatu tujuan, bukan semata-mata anggaran,
10:56kami tidak akan duduk di sini kalau kami berpatokan bahwa harus ada modal,
11:04harus ada keluarga pejabat dan seterusnya.
11:07Bukan. Disitulah kecerdasan kita mengelola sumber daya yang terbatas,
11:12tetapi kita bisa optimalkan.
11:16Orang hebat kalau sumber dayanya sangat terbatas,
11:21tetapi bisa mencapai lompatan.
11:24Contoh, dulu kita merdeka dengan bambu runcing.
11:29Nggak ada rumusnya.
11:31Kalau kalkulasi, dianalisa, dikalkulasi bagaimanapun,
11:37tidak mungkin kita merdeka.
11:39Tapi ada keyakinan yang kuat di sana.
11:42Ada para pahlawan kita tidak pernah yakin akan merebut kemerdekaan kita merdeka.
11:48Kembali ke yang tadi.
11:50Salah satu contoh kami lakukan kemarin.
11:53Anggaran tidak bertambah, tapi produksi bertambah nilainya 13 triliun.
11:59Anggaran tidak bertambah.
12:01Contoh, anggaran kami, sisa anggaran waktu itu tinggal,
12:06kalau tidak salah, 2-3 triliun.
12:09Kami refocusing.
12:12Biaya perjalanan dinas, tundah, pangkas.
12:18Hotel, seminar, kita hilangkan.
12:21Biaya rehab kantor yang begitu besar,
12:24begitu banyak seluruh Indonesia kantor kami,
12:27dinolkan.
12:29Kenapa?
12:30Kami yakin tidak rubuh dalam waktu lima tahun ke depan.
12:34Kita pakai apa yang ada.
12:37Kemudian, biaya gunting-gunting pita,
12:42sudah ngumpul-ngumpul,
12:45bahkan kegiatan seremonian tidak memberi dampak langsung ke petani,
12:51kami refocusing.
12:53Totalnya berapa? 1,7 triliun.
12:55Kami kumpul.
12:57Ada 10 miliar, 20 miliar, 100 miliar kami kumpul.
13:01Langsung kami tetapkan.
13:04Minta maaf, ada dirjen, ada direktorat.
13:08Puasa dulu.
13:10Baca koran, olahraga.
13:12Itu kan sehat juga.
13:13Olahraga aja, karena anggarannya aku cabut.
13:15Ini, kami belikan pompah,
13:19karena darurat pangan kemarin, Elino.
13:22Kami belikan alat mesin pertandingan,
13:24kami belikan benih.
13:25Ini yang ditunggu petani.
13:28Kami berikan.
13:30Tahu hasilnya apa?
13:31Spektakuler.
13:33Hasilnya adalah surplus daripada tahun lalu,
13:37di saat musim kering, pacaklik.
13:40Itu surplus 1 juta lebih,
13:441,1-1,2 juta ton.
13:47Dibanding sebelumnya.
13:48Harusnya kan dibawa,
13:50karena ada Elino, La Nina, ada musibah kan?
13:53Tetapi melampaui 5 tahun sebelumnya.
13:57Ini kan tidak menambah anggaran.
14:00Anggarannya tidak ada tambahan,
14:02tetapi produksinya melompat,
14:04itu 1 juta ton.
14:06Dan bukan kata saya, kata BPS.
14:08Caranya bagaimana?
14:09Karena efisiensi tadi?
14:10Efisiensi, kemudian tepat sasaran.
14:13Dialihkan untuk yang produktif.
14:15Contoh, pompanisasi di Pulau Jawa ada 500 ribu hektare,
14:19kita berikan pompat 60 ribu unit.
14:22Pompah, karena kering kan?
14:25Ada sungai Bawang Solo potensi,
14:27sungai Cimanu, sungai Beranta, sungai Musi,
14:29kita pompah airnya.
14:31Yang dulunya tanam 1 kali, tidak bisa tanam 2 kali,
14:33jadi 3 kali di saat Elino dan musim kering.
14:37Ini yang mengangkat, dibantu oleh TNI.
14:40Dibantu oleh teman-teman dinas, PPL, dan seterusnya.
14:44Jadi meningkat pendapatan petani 13 triliun.
14:50Tapi biayanya tetap sama saja.
14:54Dan nanti anggaran 29 triliun,
14:58kami kelola hati-hati.
15:00Sangat hati-hati.
15:02Satu rupiah berarti bagi petani.
15:05Contoh, perjanjian dinas dikurangi.
15:08Seminar sudah pasti kami pangkas habis.
15:10Kemudian yang tidak produktif,
15:13pendampingan yang tidak terlalu penting.
15:17Seremoni macam-macam, acara-acara,
15:20hari pertanian, hari macam-macam,
15:23aku pangkas.
15:24Sederhana saja semua.
15:26Dahulukan petani. Berikan kepada petani.
15:29Sarana produksi petani,
15:31benih, traktor, irigasi,
15:34semua yang dibutuhkan petani,
15:35Insya Allah kami optimalkan.
15:37Bahkan untuk petani sekarang,
15:39kalau tidak salah,
15:41kecuali gaji, aku tidak pangkas.
15:43Gaji, lembur pun saya pangkas.
15:48Tukin aku tidak pangkas,
15:50karena itu haknya mereka.
15:53Itu kalau tidak salah,
15:55untuk petani,
15:57itu 20, 22, 23 triliun.
16:01Itu sektor produksi semua.
16:03Dan pasti menghasilkan.
16:06Kami pastikan itu,
16:08lompatan produksi nanti kita bisa lihat.
16:11Bapak punya, atau Kementerian Pertanian,
16:14punya tujuh program utama,
16:15mulai dari produksi beras,
16:18kemudian juga serapan susu dari peternak lokal,
16:23kemudian juga pertanian modern,
16:26dan lain sebagainya.
16:28Mana yang paling prioritas?
16:30Kalau kita lihat soal ketersediaan beras,
16:32tampaknya ini sudah aman ya Pak?
16:34Karena berdasarkan informasi yang kami peroleh,
16:36lebih dari 2 juta ton,
16:37di gudang-gudang juga sudah aman.
16:40Selanjutnya apa Pak?
16:41Jadi gini,
16:44kami harus kolaborasi dengan,
16:47harus cerdas menggunakan anggaran.
16:50Yang pertama, pangan kita amankan dulu.
16:52Karena ini vital.
16:53Ini nggak boleh ditawar.
16:55Ini mutlak, wajib.
16:58Kemudian kami masuk sektor perkebunan.
17:01Perkebunan adalah,
17:03kami melihat yang mana,
17:05komoditas perkebunan,
17:07dimannya tinggi di tingkat dunia,
17:10yang berkontribusi memberikan,
17:13devisa negara,
17:14dan kesejahteraan petani,
17:16yaitu ada 6 komoditas.
17:18Apa saja?
17:19Kopi,
17:20kakao,
17:21cengkeh,
17:22kelapa, dan seterusnya.
17:24Ini yang kami dorong.
17:26Jadi bukan bagi roto.
17:28Oke?
17:29Artinya,
17:30ini bisa memberikan devisa,
17:32memberikan kesejahteraan pada petani.
17:34Kemudian,
17:35bergeser ke hortikultura.
17:37Hortikultura adalah pangan listari
17:39untuk mensuplai sayur-sayuran,
17:41tomat, cabai,
17:43pangan bergisi.
17:44Oke?
17:45Kita membangun kluster,
17:48dimana ada pangan bergisi,
17:50dimana ada dapur,
17:53dapur pangan bergisi,
17:56gratis ini.
17:57Di situ kita membangun kluster,
18:00persiapkan bahan bakunya,
18:02ekonomi bergerak di desa,
18:04kerjasama dengan kementerian desa.
18:06Kementerian desa punya anggaran pangan 16 triliun.
18:09Jadi kami
18:11menyiapkan ahli,
18:14kan ahlinya ada di pertanian,
18:16pendampingan,
18:18kemudian memberikan bibit,
18:20kemudian ditindaklanjuti oleh
18:22desa-desa seluruh Indonesia.
18:24Baik.
18:25Berarti selain efisiensi tadi,
18:27kemudian disalurkan ke yang lebih prioritas
18:30atau lebih produktif,
18:31kerjasama dengan kementerian dan lembaga lain
18:34yang berkait misalnya tadi Anda katakan PUPR
18:36soal irigasi.
18:37Kemudian Menteri Desa,
18:39anggaran desa yang 16 triliun.
18:40Jadi lebih ringan.
18:43Kita cerdas mengelola anggaran.
18:45Pak Menteri, soal rantai niaga,
18:47rugikan petani,
18:48petani merasa sangat jauh
18:50keuntungannya dibandingkan dengan distributor.
18:52Nanti kita bahas lebih jauh di satu side yang terakhir.
18:54Perbicaraan spesial ini kami lanjutkan.
18:56Pemirsa Usai Jedah tetaplah di IDX Channel.
19:02PEMIRSA USAI JEDAH
19:14Kita masih berbincang Pemirsa bersama dengan
19:16Menteri Pertanian Republik Indonesia,
19:18Bapak Andi Amran Sulaiman.
19:20Pak Menteri tadi sudah sangat optimis
19:22bahwa maksimal ditargetkan soal sempada pangan
19:25itu adalah 4 tahun.
19:26Kata Pak Menteri, kurang dari itu.
19:29Sebelum 4 tahun.
19:31Nah, yang menjadi persoalan juga,
19:33masalah yang kayaknya belum selesai dari dulu itu,
19:36Pak, adalah rantai niaga
19:38yang dinilai rugikan petani banyak.
19:41Kadang petani, Pak, tadi itu soal
19:43susu yang mandi susu,
19:44kemudian ada yang membuang hasil pertanyaannya
19:46di sejumlah media sosial viral
19:48karena harganya murah.
19:50Tapi ketika kita sampai di pasar,
19:52harganya sebenarnya tidak murah juga.
19:54Berarti kan di distributor dengan petani
19:56harganya beda.
19:57Begini,
20:00kalau ingin negara ini berdiri kokoh,
20:03NKR ini menjadi,
20:07kita jaga bersama ini merah putih,
20:09harus tumbuh bersama.
20:11Nggak boleh ego.
20:13Kemarin kami tanya,
20:15yang mandi susu,
20:17dan industri kami panggil semua.
20:20Saya katakan, saya tanya,
20:22pendapatan Bapak sebagai pengusaha berapa?
20:2510 triliun.
20:27Kemudian, aku tanya petaninya,
20:30kamu dapat berapa per bulan?
20:34Ini cuma 5 juta.
20:37Untungnya 2 juta.
20:38Aku turun ke lapangan tanya.
20:40Saya beritahu,
20:41tega nggak.
20:42Kamu berpoyok-poyok di atas penderitaan saudara kita.
20:46Dan orang besar tidak akan besar
20:48kalau tidak ada orang kecil.
20:49Akumulasi orang kecil.
20:52Sukses itu tidak bisa berdiri sendiri.
20:55Orang besar itu karena ditopang oleh orang kecil.
20:59Sehingga anda wajib menghidupi mereka.
21:01Jangan menekan.
21:03Akhirnya kami putuskan,
21:05anda wajib menyerap.
21:08Wajib membina.
21:10Kalau anda tidak lakukan,
21:12izinnya aku cabut.
21:13Gimana anda menanggulah gitu, Pak?
21:15Wajib industri-nya,
21:17harus menyerap susu
21:21seluruh produksi petani.
21:23Tidak boleh dibatasi.
21:24Itu wajib.
21:25Baru impor kami buka.
21:27Berarti itu sudah menjadi aturan?
21:30Kami sudah menyurat,
21:32perprosesnya kami proses,
21:34itu mutlak diserap.
21:36Perprosesnya sedang diproses,
21:38kira-kira kapan itu bisa?
21:39Sudah, kami sudah menyurat duluan.
21:41Tidak usah tunggu perprosesnya berproses,
21:43tapi kami sudah menyurat,
21:44wajib dan sudah sepakat.
21:46Tidak menginginkan kesepakatan.
21:48Tapi kalau ada yang menzulimi petani,
21:51aku pastikan izinnya aku cabut.
21:54Itu bukan hanya di peternak susu ya Pak?
21:56Berarti yang lain-lain juga kan?
21:58Semua yang,
21:59apa saja yang menzulimi petani,
22:02akan berhadapan dengan menterinya.
22:05Selama kami masih di sini.
22:07Komoditas pangan ini, Pak Menteri,
22:09dikatakan sering menjadi salah satu penyumbang inflasi di Indonesia.
22:12Bagaimana anda melihat ini?
22:14Tolong dong sampaikan juga, ini keliru nih.
22:16Sampaikan deflasi kemarin.
22:18Beras deflasi pertama,
22:20ini sorry,
22:21di bulan peceklik, Desember,
22:23baru diumumkan oleh Pak Menteri.
22:25Yang kedua,
22:26inflasi kita terbaik dunia,
22:28mungkin nomor tiga, nomor lima.
22:30Kalau lima besar, inflasi kita terbaik.
22:32Bisa enggak,
22:33pernah enggak dengar negara Jerman,
22:36kami baru pulang dari Brazil,
22:40Argentina,
22:42dulu waktu kami datang sana, 70 persen.
22:46Kemudian Turki,
22:48kalau tidak salah 70 persen.
22:50Inflasi kita, 2 persen, 3 persen.
22:52Kenapa?
22:53Karena sektor pangan petani-petani kita
22:55betul-betul kuat.
22:56Tapi jangan dilemahkan.
22:58Baik, yang jadi persoalan ini
23:00yang cukup krusial juga adalah
23:02krisis regenerasi petani muda.
23:04Berdasarkan data 2021,
23:06kalau Bapak punya yang terupdate,
23:08sekitar 61 persen itu,
23:10berusia di atas 45 tahun.
23:1261 persen yang berusia di atas 45 tahun.
23:15Berarti yang muda-muda Bapak sendiri tadi bilang,
23:17mengajak Gen Z,
23:18bahkan membuka lapangan kerja
23:19untuk petani milenial ya Pak,
23:21dari Kementerian Pertanian.
23:22Nah, apakah karena melihat
23:25mungkin tidak semudah itu,
23:27sehingga diprogramkan juga pertanian modern,
23:30atau seperti apa Pak?
23:31Jadi gini,
23:33ada tiga sumber daya kita
23:36yang kita optimalkan.
23:39Optimize.
23:40Satu adalah sumber daya alam,
23:42yang kedua adalah sumber daya manusia,
23:45milenial dan generasi Z,
23:49kemudian teknologi.
23:55Sekarang kenapa dulu gagal
23:58kalau kita ada program 1 juta hektare dan seterusnya,
24:01sejak Orde Baru?
24:03Karena, maaf, pendekatannya belum sempurna.
24:06Harus holistik.
24:08Dari hulu hilir,
24:10itu harus menggunakan teknologi.
24:12Sekarang, kami lakukan
24:15transformasi pertanian tradisional menuju modern,
24:20dan kami membuat klaster
24:22di daerah-daerah yang potensinya besar.
24:26Klaster.
24:27Klaster ini adalah pertanian modern
24:30sejajar dengan negara maju.
24:32Daerah mana saja sekarang yang paling...
24:34Marauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
24:36Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Jambi, Riau, Bengkulu,
24:41Lampung.
24:43Sekarang sudah berjalan.
24:45Ada 3.000 milenial turun,
24:47sekarang yang mendaftar ada 23.000.
24:50Kami perlu uraikan ini,
24:52ada yang salah paham.
24:53Katanya gaji 10 juta, bukan.
24:55Jangan cerita gaji kalau mau melompat jauh,
24:58lebih tinggi.
24:59Pendapatan.
25:01Oke.
25:02Nah.
25:03Sekarang kami membentuk
25:05brigade namanya 15 orang, 1 brigade.
25:07Kemudian,
25:09mengelola 200 sektor.
25:11Mengelola 200 sektor.
25:13Kami siapkan alat mesin pertanian
25:15dari hulu ke hilir, hiba dari pemerintah.
25:18Pendapatannya kalau kita hitung,
25:20itu minimal 10 juta per orang.
25:23Dan ada kemarin testimoni itu,
25:25dari Marauke.
25:26Dia dapatkan 15 sampai 20 juta per bulan.
25:29Sejak bulan Juni.
25:31Namanya Pak Matius.
25:34Oke.
25:36Kita ingin mencetak Matius-Matius Bahasa
25:38di seluruh Indonesia.
25:40Kami target 50.000.
25:42Generasi milenial,
25:44Gen C,
25:46di 2025.
25:48Dan dia akan turun,
25:50milenial akan ke lapangan.
25:52Manakala menguntungkan,
25:54jauh menguntungkan daripada jadi pegawai.
25:56Kemudian menggunakan teknologi tinggi.
25:58Jadi dikejar dulu sekarang ya,
26:00bagaimana agar menguntungkan,
26:02agar minat dari milenial dan Gen C ini
26:04Selamat tidak menguntungkan, gak turun.
26:06Oke.
26:08Nah itu target kita.
26:10Ada harapan-harapan dari Pak Menteri,
26:12untuk stakeholder yang lain mungkin,
26:14dan masyarakat Indonesia tentunya,
26:16karena tanpa melibatkan masyarakat juga ini
26:18tidak akan bisa berjalan ya.
26:20Kepada seluruh sahabatku,
26:22petani seluruh Indonesia,
26:24Bapak Presiden,
26:26serius kepada petani, itu luar biasa.
26:28Indonesia adalah negara gerais.
26:30Indonesia adalah negara besar.
26:32Kita bangunkan lahan tidur.
26:34Mari kita bangunkan lahan tidur,
26:36agar bisa optimal dan
26:38menyejahterakan rakyat Indonesia.
26:40Kita mari berjuang.
26:42Kalau mau sukses, pantam menyerah,
26:44pantam mengeluh, pantam meminta,
26:46kecuali pada Tuhan-Nya.
26:48Makasih.
26:50Dan harus bersama-sama.
26:52Harus kerjasama, kolaborasi.
26:54Sebenarnya sudah banyak.
26:56Kami berharap ini bisa berlanjut
26:58dan sesuai dengan target
27:00petani sejahtera ekonomi Indonesia
27:02lebih maju lagi.
27:04Terima kasih banyak Pak Menteri, selamat bertugas kembali.
27:06Satu hal, ini bukan prestasi saya.
27:08Ini prestasi
27:10petani Indonesia
27:12yang dipersembahkan untuk negaranya.
27:14Terima kasih.
27:16Dan Pemirsa, demikian perbincangan spesial kali ini
27:18dalam spesial dialog bersama
27:20dengan Pak Menteri
27:22Pertanian Andi Amran Sulaiman.
27:24Semoga bisa menjadi referensi
27:26untuk kita semua.
27:28Saya Prisas Ombudatu pamit undur diri.
27:30Terima kasih dan sampai berjumpa kembali.
27:52Terima kasih.