Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kemiskinan Indonesia kembali mengalami penurunan di bulan September 2024. Dimana data jumlah penduduk miskin di bulan September sebesar 24,06 juta orang, turun sekitar 1,16 juta orang dibandingkan dengan Maret 2024 yang mencapai 25,22 juta orang. Dan jumlah penduduk miskin ini turun hingga 1,76 juta orang dibandingkan dengan September 2022, yaitu 26,36 juta orang.
Sementara, data persentase penduduk miskin di bulan September 2024 juga terus menunjukkan tren turun yang siginifikan, sejak bulan Maret 2020. Presentasi penduduk miskin terhadap total populasi penduduk Indonesia pada September 2024 adalah 8,57% atau turun 0,46% dibandingkan Maret 2024. Bahkan, besaran persentase ini pertama kalinya menyentuh angka 8% sejak pandemi Covid-19 yang sempat tembus 10,19% pada September 2020 dan 10,14% pada Maret 2021.
Sementara, data persentase penduduk miskin di bulan September 2024 juga terus menunjukkan tren turun yang siginifikan, sejak bulan Maret 2020. Presentasi penduduk miskin terhadap total populasi penduduk Indonesia pada September 2024 adalah 8,57% atau turun 0,46% dibandingkan Maret 2024. Bahkan, besaran persentase ini pertama kalinya menyentuh angka 8% sejak pandemi Covid-19 yang sempat tembus 10,19% pada September 2020 dan 10,14% pada Maret 2021.
Category
📺
TVTranscript
00:00Intro
00:19Halo pemirsa langsung dari studio IDX channel Jakarta
00:22Saya Prasetyo Wibowo kembali hadir dalam market review
00:25Yang akan mengupas isu-isu yang menjadi penggerak ekonomi di Indonesia
00:29Dan sejauh mana juga sentimen yang akan kita cermati dari kondisi global
00:33Live streaming kami bisa anda saksikan di idxchannel.com
00:36Dan langsung saja kita mulai market review selengkapnya
00:39Intro
00:48Pusat statistik mencatat jumlah penduduk miskin di tanah air
00:51Terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir
00:54Bahkan penurunan kemiskinan terjadi di semua wilayah
00:58Dengan penurunan tertinggi terjadi di wilayah Maluku dan Papua
01:10Badan pusat statistik mencatat tingkat kemiskinan Indonesia
01:13Kembali mengalami penurunan di bulan September 2024
01:17Di mana data jumlah penduduk miskin di bulan September sebesar 24,06 juta orang
01:23Atau turun sekitar 1,16 juta orang
01:25Dipandingkan dengan Maret 2024
01:28Yang mencapai 25,22 juta orang
01:31Dan jumlah penduduk miskin ini turun hingga 1,76 juta orang
01:35Dipandingkan September 2022
01:38Yaitu 26,36 juta orang
01:42Sementara data persentase penduduk miskin di bulan September 2024
01:46Juga terus menunjukkan tren turun yang signifikan sejak bulan Maret 2020
01:51Presentasi penduduk miskin terhadap total populasi penduduk Indonesia pada September 2024
01:57Adalah 8,57 persen atau turun 0,46 persen
02:01Dipandingkan Maret 2024
02:04Bagian besar persentase ini pertama kalinya menyentuh angka 8 persen
02:08Sejak pandemi Covid-19
02:10Yang sempat tembus 10,19 persen pada September 2022
02:14Dan 10,14 persen pada Maret 2021
02:21Sejak pandemi tahun 2020
02:23Persentase dan jumlah penduduk miskin terus mengalami penurunan
02:28Dan pada September 2024
02:32Jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah sebanyak 24,06 juta orang
02:40Atau turun sebanyak 1,16 juta orang
02:45Dibandingkan dengan Maret 2024
02:48Dengan demikian persentase penduduk miskin terhadap total populasi Indonesia
02:54Pada September 2024
02:56Adalah 8,57 persen atau turun sebesar 0,46 persen basis point
03:06Dibandingkan dengan Maret 2024
03:11Amalia menambahkan disparitas kemiskinan antara wilayah perkotaan dan perdesaan
03:15Di bulan September 2024 masih cukup lebar
03:19Dimana tingkat kemiskinan perkotaan sebesar 6,66 persen
03:22Sedangkan di perdesaan mencapai 11,34 persen
03:26Dari Jakarta Tim Liputan, IDX Jerman
03:37Pemirsa untuk membahas tema kita kali ini
03:39Tingkat kemiskinan turun jumlah penduduk miskin berkurang
03:42Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Retma Gita Wirawasta
03:46Beliau adalah Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat Benang dan Filamen Indonesia
03:50Halo Pak Retma apa kabar?
03:51Baik-baik Mas Prahas
03:53Baik terima kasih atas waktu yang disempatkan
03:55Dan sudah bergabung juga ini ada Ibu Esther Sriastuti
03:58Direktur Eksekutif Indef
04:00Halo Bu Esther apa kabar?
04:02Halo Mas Prahas sehat alhamdulillah
04:05Baik terima kasih juga atas waktu yang disempatkan
04:07Dan sebelum membahas lebih jauh
04:10Saya ingin Anda mereview terlebih dahulu
04:12Ini Bu Esther terkait dengan beragam upaya yang sudah dilakukan pemerintah
04:16Dalam mengentaskan kemiskinan di tanah air hingga saat ini
04:20Sudah cukup optimal tepat sasaran atau bagaimana?
04:22Iya terima kasih pertanyaannya sangat menarik ya Mas Prahas
04:27Memang kalau kita lihat dari data yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik
04:33Ada penurunan ya
04:35Meskipun penurunannya relatif kurang ya
04:40Berangsetikan karena hanya turun 0,46 persen
04:45Namun demikian kalau kita lihat
04:48Di sini untuk pengentasan kemiskinan
04:53Biasanya pemerintah itu memberikan bansos atau subsidi
04:59Nah selazinya kalau dalam teori ekonomi
05:06Kita lihat bahwa kemiskinan itu terjadi
05:09Tidak hanya dari sisi bahwa dia pendapatannya rendah
05:14Tetapi ada faktor struktural
05:16Faktor struktural itu apa?
05:19Tingkat pendidikan dari masyarakat tersebut memang masih rendah
05:25Sehingga di sana dia tidak punya kesempatan
05:29Untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
05:32Dan income-nya pun lebih sedikit
05:36Demikian mas Prahas
05:37Baik itu yang menjadi faktor utama
05:39Begitulah kaitannya dengan pendidikan
05:41BPS juga mencatat angka kemiskinan turun
05:44Dimana per September 2024 tadi 8,57 persen
05:48Dibandingkan dengan Maret di 9,03 persen
05:51Apakah Anda melihat ini menjadi satu level
05:54Yang karena BPS juga menyebutkan ini level baru
05:57Dari angka kemiskinan Indonesia setelah semuanya
05:59Ataupun dalam beberapa waktu sebelumnya
06:01Sampai dengan beberapa tahun terakhir ini
06:03Bertahan di atas 9 persen
06:05Kalau kita lihat kemiskinan itu kan ada dua
06:11Kemiskinan yang diukur dari monetary approach
06:15Hanya dilihat dari berapa pendapatannya
06:19Kalau pendapatannya itu kurang dari
06:22Rata-rata penduduk semua
06:28Hanya di bawah garis kemiskinan pendapatannya
06:31Maka dia dikategorikan sebagai orang miskin
06:35Itu monetary approach
06:37Yang kedua adalah non-monetary approach
06:39Kemiskinan itu dilihat dari tiga aspek
06:43Itu pendidikan, kemudian kesehatan
06:46Kemudian yang ketiga adalah kualitas hidup
06:49Kalau kita lihat Indonesia ini masih punya problem
06:54Di dua approach tersebut
06:57Yang mana saja bu?
06:59Pendidikan kesehatan atau kualitas hidup dan kesehatan?
07:02Dari sisi pendidikan itu rendah
07:06Kemudian dari sisi kesehatan
07:09Kita masih punya problem stunting
07:14Kemudian pemerintah memberikan makan bergisi gratis
07:18Programnya
07:19Kemudian yang ketiga adalah kualitas hidupnya
07:22Masih banyak dari kelompok masyarakat
07:25Yang tidak punya sanitasi
07:27Akses terhadap air bersih juga kurang
07:30Kemudian dari sisi lain juga
07:32Kondisi kelayakan dari rumahnya itu juga
07:37Masih relatively tidak layak
07:41Itu dia yang menjadi dasar
07:43Kalau kita cermati dengan potensi
07:44Ataupun kriteria angka kemiskinan
07:46Ataupun tingkat kemiskinan sendiri di Indonesia
07:48Pak Retma menarik
07:50Kalau kita bicara mengenai program pengentasan kemiskinan
07:52Ataupun upaya-upaya yang tadi
07:54Sudah disampaikan juga begitu
07:56Anda melihat pengentasan kemiskinan
07:58Yang menjadi fokus pemerintah ini
08:00Sudah sejalan tidak?
08:02Dengan dukungan terhadap perkembangan dunia usaha sendiri
08:05Karena kan kaitannya dengan pengentasan kemiskinan
08:08Tentu juga ada lapangan usaha
08:10Ataupun lapangan kerja begitu yang diciptakan disana
08:12Yang pertama kami apresiasi
08:17Kalau boleh dibilang
08:20Ada perubahan yang signifikan
08:24Dengan turunnya kemiskinan
08:27Itu patut diapresiasi
08:29Tapi masalahnya yang pertama
08:30Itu kan standar kemiskin kita juga sangat-sangat rendah
08:36Kalau saya lihat kan standarnya di penghasilannya
08:39Sekitar 500 ribu
08:41Bahkan untuk UMR aja kan
08:43Gak artinya yang pendapatannya setara UMR
08:48Itu dianggap sudah di atas kemiskinan
08:52Memang kan permasalahan kita adalah
08:54Sekarang kan di kelas menengah
08:56Jujur tekanan itu ada di kelas menengah
08:59Jangan sampai kelas yang penuntut miskinnya
09:03Karena tadi yang seperti Pak Ister bilang
09:04Ada bantuan-bantuan BAT
09:06Dan sebagainya jadi bisa diturunkan
09:09Antanya berarti yang kelas menengah ini sudah siap-siap
09:12Kelihatannya sudah siap-siap
09:13Turun kelas
09:16Nah ini tantangan ke depan
09:18Karena kalau dilihat dari penyerapan tenaga kerja
09:23Memang penyerapan tenaga kerja
09:25Kalau kita lihat kan ada sedikit kenaikan
09:28Tapi ini ada tapinya
09:30Tapi adalah peningkat kenaikannya
09:34Juga ada di pekerja tidak penuh
09:37Atau pekerja paru waktu
09:40Atau setengah menganggur
09:41Nah ini kan adalah imbas dari
09:43Banyaknya PHK yang terjadi dalam 2 tahun terakhir
09:48Nah memang belum pada tingkat menjadi miskin
09:51Karena mereka kan masih punya saving
09:54Masih punya tabungan
09:55Tapi tantangan kita ke depan seperti itu
09:58Karena trendnya adalah trend PHK
10:01Trend mengurangi jam kerja
10:03Trend mengurangi hari kerja
10:05Nah itu sudah terjadi dalam hampir 2 tahun terakhir
10:12Makanya kalau kita lihat peningkatannya
10:14Peningkatan yang cukup signifikan
10:16Di setengah menganggur dan pekerja paru waktu
10:19Wah ini menarik kalau kita lihat dengan posisi
10:22Bahwa trend PHK masih menghantui
10:24Kemudian pengurangan hari kerja dan jam kerja
10:25Juga masih menghantui dari dunia usaha di Indonesia
10:28Kita akan bahas lebih jauh nanti di segmen berikutnya
10:30Pak Ritma, Bu Esther kita akan jadah dulu sebentar
10:32Pemirsa pastikan anda masih bersama kami
11:0224,06 juta orang
11:05Dan ini memang ada penurunan
11:07Dibandingkan dengan Maret 2024
11:09Di 25,22 juta orang
11:10Sementara presentasinya juga sudah disampaikan
11:13Begitu tadi dari BPS di segmen awal
11:16Ada penurunan dari 9,57% di September 2022
11:20Kemudian Maret 2023 menjadi 9,36%
11:23Maret 2024 9,03%
11:26Dan September 2024 8,57%
11:31Berikutnya tingkat kemiskinan perkotaan dan perdesaan
11:34Seperti apa kondisinya?
11:35Ini dia yang bisa kita cermati adalah
11:37Disparitas dari tingkat kemiskinan di perkotaan
11:40Kemudian wilayah perdesaan juga masih cukup lebar
11:44Untuk wilayah perkotaan sendiri di September 2024
11:48Tercatat 6,66%
11:50Sementara di perdesaan sekitar 11,34%
11:54Tidak jauh berbeda kalau kita menilik ke belakang lagi
11:58Sampai dengan Maret 2024, 2023, sampai dengan 2022
12:02Berikutnya perkembangan Gini Rasio
12:04Ini juga perlu kita cermati bersama
12:06Di September 2022 tercatat 0,381
12:10Kemudian di Maret 2023 0,388
12:15Ataupun di bulan Maret ini kita lihat
12:17Tercatat 0,379 poin
12:20Berikutnya serapan tenaga kerja, Pemirsa
12:23Tercatat untuk kuartal 3 di tahun 2024 mencapai 650.172 orang
12:31Ini agak turun dibandingkan dengan kuartal 2 tahun 2024
12:35Di 677.623 orang
12:40Itu dia beberapa data yang bisa kami sampaikan
12:43Kita lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Ibu Estes Rasuti dari INDEP
12:47Dan Pak Retma Gita Wirawasta Absyvi
12:50Pak Retma, tadi belum sempat diupdate terkait dengan kondisi real
12:53Dari sektor industri khususnya yang memang anda gelitih saat ini adalah
12:57Tekstil dan juga produk tekstil
12:59Seperti apa sih realnya kalau anda katakan tadi memang tantangannya
13:02Masih ada beberapa hal begitu yang menghantui ancaman PHK
13:06Kemudian pengurangan jam kerja dan hari kerja
13:13Ya halo
13:14Ini kan memang masih dalam trend penutupan pabrik
13:20Kemarin kita juga rilis 60 perusahaan yang stop
13:24Dan terakhirannya ada 250 tangga kerjaan di PHK
13:28Sebetulnya kalau kita bicara yang pengurangan dengan perhitungan utilisasi
13:34Kita hitung sekitar 800.000 orang
13:37Tapi kan tidak semua di PHK
13:39Masih ada yang dikurangi jam kerja, ada yang dikurangi hari kerja
13:43Nah ini juga tentu berpengaruh terhadap penyelapangan nasional
13:48Jadi kalau secara nasional memang terjadi
13:50Kalau kita lihat angka BPS
13:53Baru sampai Februari 2024 itu kan ada peningkatan sekitar 3 juta penyelapan
14:013 juta tangga kerja
14:03Tapi kalau dilihat dari peningkatan pekerja paru waktunya itu 5 juta
14:07Artinya sebetulnya banyak karyawan-karyawan yang turun
14:13Yang asalnya dia pekerja penuh
14:15Yang jadi pekerja paru waktu
14:17Nah itu yang terjadi gambaran yang terjadi juga di industri teks
14:20Artinya dia bekerja dalam seminggu 6 hari, 8 jam
14:25Nah ini kan sudah banyak yang dilakukan pengurangan jam kerja
14:31Hanya cuma 4 jam sehari, seminggu cuma 3 hari
14:35Ini terjadi dan itu ke depan
14:39Kalau tidak segera dimenahi
14:42Hanya menunggu sisa-sisa kekuatan aja
14:45Makanya ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah tidak kuat cashflow-nya
14:49Akhirnya memutuskan untuk stop produksi
14:54Nah ini ke depan saya kira kalau tidak ada perubahan yang signifikan
14:57Di sektor industri, industri manufaktur, sektor industri tekstil dan garment
15:04Perek ini akan terus berlanjut
15:06Baik, nah Bu Esther dengan kondisi yang sudah disampaikan Pak Retman
15:10Bagaimana Anda melihat bahwa memang pekerja paru waktu ini justru yang mengalami peningkatan
15:14Kalau kita bicara mengenai tingkat kemiskinan, kesejahteraan begitu masyarakat
15:18Berarti di mana pekerjaan itu menjadi hal yang krusial juga
15:21Kalau Anda melihat pekerja paru waktu yang semakin bertumbuh dibandingkan dengan yang full time misalnya
15:26Apa yang bisa kita lihat dengan kondisi real di lapangan dari kondisi tenaga kerja di Indonesia?
15:31Ya berarti ini ada ketidakpastian ya untuk memperoleh pendapatan
15:38Karena mereka itu tidak tetap
15:42Nah di lain juga ini angkanya diperkuat dengan adanya sektor informal yang lebih banyak
15:51Nah orang-orang yang bekerja di sektor informal ini lebih banyak jumlahnya sekarang
15:58Nah artinya apa? Artinya mereka kadang dapat uang kadang enggak
16:04Jadi pendapatannya itu tidak tetap
16:07Nah oleh karena itu suatu negara maju itu ditandai dengan kalau pekerjanya itu banyak bekerja di sektor formal
16:18Sehingga kontribusi mereka terhadap pajak itu juga bisa lebih besar
16:25Oke lantas bagaimana dengan PMI Manufaktur kita begitu yang kemarin kan membaik kembali lagi ke level ekspansi
16:32Setelah beberapa bulan terakhir kita terus mengalami penurunan
16:37Anda melihat kemampuan penyerapan tenaga kerjanya juga di sektor industri cukup baik begitu selama ini?
16:43Ya kalau data historis itu menunjukkan bahwa adanya investasi itu tidak berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja
16:54Oleh karena itu ini adalah PR kita gitu ya bagaimana dengan adanya investasi yang masuk
17:02Adanya industri manufaktur yang tadi ditunjukkan angkanya itu lebih baik
17:09Tetapi ternyata kenyataan di lapangan itu sektor informal lebih banyak penyerapan tenaga kerja kurang
17:16Dan di sisi lain yang tadi sudah dikatakan Pak Ritma bahwa jumlah pekerja paru-paru waktu ini akan banyak
17:25Jadi ini sebenarnya ada apa ini di Indonesia
17:31Baik Pak Ritma kalau kita lihat dengan data BPS tadi yang mencatat dari sisi
17:36Angka kemiskinan kan turun terus per September 2024 itu menjadi 8,57 persen
17:42Anda melihat apakah besaran upah minimum lah kalau kita bicara begitu ya bagi pekerja saat ini
17:48Ini ya bisa dikatakan berhasil meningkatkan tarif hidup kesejahteraan masyarakat kita?
17:56Ya sebetulnya dari satu sisi ya ini kan upah minimum ini kan juga bisa meningkatkan daya beli
18:04Tapi kalau kita lihat dari sisi lain kami sendiri ragu bahwa upah minimum ini juga ditaati oleh banyak perusahaan
18:16Karena kalau kita melihat di lapangan banyak karyawan yang lebih merasa lebih baik tetap bekerja
18:26Daripada gaji naik tapi dia tidak punya kepastian untuk bekerja kedepannya
18:32Jadi ini sudah menjadi kalau di sektor teksil ini sudah menjadi semacam kesepakatan tidak tertulis
18:38Artinya karena sudah sama-sama tau ya dia tau pabrik di sebelahnya udah banyak PHK
18:44Udah tinggal 100 karyawan yang tinggal nunggu di PHK semua tinggal nunggu tutup
18:49Jadi mereka udah dipilih yaudah nggak perlu naik dan nggak menuntut untuk naik
18:54Bahkan saya kira juga jadi tau-sama-tau
18:59Tidak usah naik tapi yang penting mereka bisa tetap bekerja
19:03Nah jadi kalau saya lihat memang di satu sisi upah minimum ini harusnya bisa mendorong
19:10Tapi di sisi lain kenyataannya kondisi industri yang seperti ini juga membuat aturan itu
19:18Tidak berjalan dengan pas gitu ya di lapangan tapi semuanya maklum
19:26Itu dia berarti memang masih banyak tantangan yang harus dipecahkan juga nih di 2025
19:31Apa saja kemudian lepaka ini juga bagai upaya untuk mengataskan kemiskinan di Indonesia
19:35Karena targetnya 2026 ini kemiskinan ekstrim juga harus kelunyap dari bumi Pertiwi
19:41Dan kita akan bahas nanti di segmen berikutnya
19:42Pemirsa kami akan segera kembali usai pariwara berikut ini
19:45Terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam market review
19:56Kita lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan narasumber kita
19:59Ibu Esther Siasuti, Direktur Executive Indep
20:01Kemudian ada Paret Magita Wirawasta, Bila-bila Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat Benang dan Filamen Indonesia
20:07Ibu Esther, nah kalau kita bicara dengan berbagai upaya
20:10Terus kemudian Rio, kondisi yang dialami dunia usaha saat ini khususnya dari sektor tekstil
20:15Dan produk tekstil, Anda melihat lantas bagaimana?
20:17Pemerintah sendiri kan memasang target bisa menghilangkan angka kemiskinan ekstrim
20:22Paling tidak dalam tahun 2026, Anda melihat bagaimana?
20:26Posisi ini, apakah cukup terjal begitu perjalanannya atau bagaimana?
20:32Kalau untuk menghilangkan angka kemiskinan ekstrim
20:37Menurut saya itu bukan hal yang lebih sulit
20:43Tetapi asalkan kita on the right track
20:47Artinya kita cari penyebab kemiskinan tersebut
20:52Kalau penyebab kemiskinannya itu adalah faktor struktural
20:57Maka kita obati penyakit itu dengan obat yang sesuai
21:04Nah kalau saya lihat saat ini pemerintah lebih banyak menggunakan bansos
21:11Subsidi yang berupa konsumtif, itu menurut saya hanya temporal
21:18Bukan mengobati dari akar penyakitnya
21:23Orang miskin itu bisa berubah nasibnya hanya dengan dia punya pendidikan yang lebih baik
21:33Dia punya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
21:37Dan punya income yang lebih baik
21:41Lantas kalau kita bicara mengenai bauran kebijakan yang harus dijadikan oleh pemerintah
21:46Selama ini beragam insentif sudah cukup banyak diberikan untuk dunia usaha, industri dan lain-lain
21:51Untuk masyarakat yang menengah bawahnya sendiri masih cukup kuat
21:55Atau perlu ada satu hal yang ekstraordinari kalau kita bicara mengenai
22:00Bagaimana pendidikan bisa terjangkau, murah, kemudian aksesnya semakin terbuka, lebar
22:05Kemudian akses untuk bisa mendapatkan pekerjaan
22:09Itu betul mas, saya sepakat dengan akses pendidikan yang lebih lebar, lebih luas
22:18Dan mereka gratis, jadi menurut saya itu akan membuat mereka mendapatkan kesempatan yang lebih luas
22:28Untuk mengakses pendidikan, tidak hanya 9 tahun tetapi mungkin paling tidak sampai lulus SMA
22:37Jadi setelah lulus SMA mereka mendapatkan kesempatan lagi untuk akses pendidikan yang lebih baik lagi
22:44Misalnya dengan kredit atau pinjaman
22:49Pak Redma dari pelaku usaha sendiri atau dari industri TPT
22:53Anda melihat strategi apa yang sudah disiapkan untuk menyambut tahun 2025
22:57Dengan bayang-bayang tadi ada ancaman PHK, pengurangan jam kerja, hari kerja
23:01Bahkan ada kenaikan UMP 6,5% begitu 2025 ini
23:06Kalau buat dunia usaha, saya kira sekarang posisinya hanya harus tetap bertahan aja
23:13Kalau ekspansi agak sulit
23:16Tapi ini kan sebetulnya strategi pemerintah ke depan yang kita masih pertanyakan
23:23Karena sebetulnya harusnya kan agak, memang untuk mengurangi kemikiran ekstrim ini kan harus demi sedikit
23:29Nah kami sebetulnya sudah tawarkan bahwa dengan tingkat rata-rata pendidikan kita yang sekitar 6 tahun
23:37Artinya kan sekitar lulus SD atau belum lulus SMA
23:41Ini kan perlu diciptakan lapangan kerja yang cocok untuk mereka
23:45Kalau sektor tekstil, government itu kan tidak memerlukan pendidikan yang tinggi
23:50Dan ini bisa menjadi jaring untuk menciplakan penyerapan tenaga kerja
23:59Nah disana harusnya ini dipetakan beberapa sektor yang memang tidak memerlukan
24:04Dengan kondisi tingkat pendidikan yang saat ini ada
24:09Itu bisa diserap kerjaannya
24:10Yang penting kan orang kan bekerja
24:11Kalau orang bekerja, itu akan naik statusnya dari miskin menjadi di atas garis kemiskinan
24:20Jadi itu yang kita tawarkan sebetulnya
24:22Cuman belum sampai saat ini, kami lihat belum ada kebijakan yang serius dari pemerintah
24:30Bagaimana bisa menciplakan lapangan kerja yang cocok untuk tingkat pendidikan yang ada di negara kita
24:38Nah solusi apa yang bisa ditawarkan in-depth begitu
24:41Kalau mencermati kondisi tadi Bu Esther
24:43Mengingat kita kan sebaiknya memang memberikan kailah daripada ikan langsung kepada masyarakat
24:49Sehingga disitu akan menciplakan juga masyarakat kita yang tangguh
24:53Yang resiliensi juga dalam menghadapi kondisi di sektor tenaga kerjaan di Indonesia
24:59Ya, solusinya adalah memperkecil belanja rutin, meningkatkan belanja modal
25:06Nah itu dulu deh
25:09Terus kemudian kita bikin skala prioritas program-program yang memang berdampak luas
25:14Dan punya dampak jangka panjang
25:18Itu saja
25:19Nah yang ketiga, berikan insentif bagi dunia usaha
25:23Sehingga mereka tidak hanya bertahan, hanya bisa bertahan
25:27Tetapi mereka bisa berkembang
25:28Sehingga mereka bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak
25:32Dan kalau mereka bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak
25:36Maka mereka bisa memberikan income kepada orang-orang tersebut
25:40Sehingga leverage-nya itu naik
25:43Dari masyarakat yang miskin menjadi masyarakat menengah
25:46Itu saja sih
25:47Ya, berarti Anda melihat korelasi yang cukup kuat dengan penciptaan lapangan kerja
25:51Dan untuk pengantasan angka kemiskinan di Indonesia, Bu Ester?
25:53Ya, betul
25:55Baik, itu dia kita tunggu nanti implementasi seperti apa
25:58Kebijakan-kebijakan, insentif apalagi begitu yang akan disiapkan oleh pemerintah
26:02Untuk bisa meningkatkan daya tahan, resiliensi dunia usaha
26:05Sehingga penciptaan lapangan kerja juga semakin luas, semakin lebar
26:09Merata dari Sabang sampai Merauke
26:11Sehingga bisa mengangkat lagi harga martabat dan rajad hidup juga masyarakat di Indonesia
26:16Bu Ester, Pak Redma, terima kasih banyak atas waktu sharing yang sudah Anda berikan kepada pemirsa pada hari ini
26:21Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali
26:23Salam sehat, sampai berjumpa kembali
26:25Bu Ester, Pak Redma
26:26Selamat sehat, Mas Bras, Pak Redma, terima kasih