Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 2 days ago
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan. Kali ini Trump mengumumkan penundaan pemberlakuan kebijakan tarif resiprokal ke sejumlah negara hingga 90 hari ke depan. Pengumuman ini muncul kurang dari 24 jam setelah tarif resiprokal diberlakukan terhadap impor dari puluhan negara mitra dagang Amerika Serikat. Namun di sisi lain, Trump justru menaikkan besaran tarif masuk barang asal China menjadi 125%.

Sementara itu, Pemerintah dalam hal ini Dewan Ekonomi Nasional menegaskan akan segera mengirim tim untuk melakukan upaya negosiasi dengan Pemerintah Amerika Serikat. Tim negosiasi tersebut akan berangkat pada pekan depan, yang terdiri dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri dan Dewan Ekonomi Nasional.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Intro
00:00Ya, halo pemirsa, apa kabar anda hari ini?
00:22Langsung dari studio IDX Channel Jakarta.
00:24Saya Prasetyo Wibowo kembali hadir dalam market review
00:27yang akan memupas isu-isu yang menjadi penggerak ekonomi di Indonesia.
00:31Live streaming kami seperti biasa bisa anda saksikan juga di idxchannel.com
00:35dan langsung saja kita mulai market review selengkapnya.
00:49Ya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat gebrakan baru
00:53dan kali ini Trump mengumumkan penundaan pemberlakuan kebijakan tarif resiprokal
00:57hingga 90 hari ke depan.
00:59Sementara pemerintah Indonesia sendiri akan mengirim tim negosiasi ke Amerika Serikat
01:04pada pekan depan.
01:10Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penundaan pemberlakuan
01:13kebijakan tarif resiprokal ke sebelah negara hingga 90 hari ke depan.
01:18Pengumuman Trump muncul kurang dari 24 jam setelah tarif resiprokal diperlakukan.
01:22Ternyata impor dari pulau negara mitra dagang Amerika Serikat.
01:27Namun di sisi lain, Trump justru menaikkan besaran tarif masuk barang asal Cina menjadi 125 persen.
01:33Sementara itu, pemerintah dalam hal ini Dewan Ekonomi Nasional menegaskan
01:36akan segera mengirim tim untuk melakukan penegosiasi
01:39dengan pemerintah Amerika Serikat.
01:41Tim negosiasi kebijakan tarif resiprokal tersebut akan berangkat pada pekan depan.
01:45Yang terdiri dari Kementerian Konditor Bidang Perekonomian,
01:49Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, dan Dewan Ekonomi Nasional.
01:52Dalam beberapa minggu ke depan, tadi saya sudah singgung,
01:57atau mungkin tanggal 17 ini, delegasi yang dipimpin oleh Menko Perekonomian
02:00akan bertemu dengan beberapa pejabat dari Amerika Serikat.
02:05Delegasi Indonesia terdiri dari Kemlu, Kemendak, dan juga dari Dewan Ekonomi Nasional.
02:09Dan tadi yang sudah dijelaskan oleh Menko Perekonomian,
02:13ada beberapa kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.
02:16Pemerintah akan menyiapkan kebijakan untuk membantu sektor-sektor
02:21yang berdampak, terdampak akibat tarif resiprokal dari Amerika.
02:26Dan perang dagang ini terutama di sektor-sektor padat karya.
02:30Lut nambahkan pemerintah juga telah menyiapkan proposal
02:33untuk proses negosiasi tarif impor produk Indonesia
02:35yang dikenai 32% dari sebelumnya 10%.
02:38Proposal konkret tersebut dapat diimplementasikan
02:41dan menjawab keinginan terhadap permasalahan yang disampaikan oleh Amerika.
02:44Terutama dengan perwakilan dagang Amerika Serikat
02:47atau United State Trade Representative atau USDR.
02:51Dari Jakarta, Tim Liputan, IDXNU.
02:57Ya, pemirsa untuk membahas tema menarik kita kali ini.
03:00Optimalisasi strategi saat penundaan tarif impor Amerika Serikat.
03:03Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Ahmad Nur Hidayat.
03:07Beliau adalah ekonom UPN Veteran Jakarta.
03:09Halo Pak Ahmad, apa kabar?
03:11Kabar baik, Mas Pras.
03:12Baik. Terima kasih Pak Ahmad.
03:13Atas waktu yang disepatkan.
03:15Kemudian sudah bergabung juga Pak Sarman Simanjorang,
03:17Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia.
03:21Halo Pak Sarman, apa kabar?
03:23Salam sehat dan semangat, Mas Pras.
03:25Baik, terima kasih.
03:26Pak Ahmad.
03:27Terima kasih atas waktu yang disepatkan.
03:29Dan sebelum membahas lebih jauh, Pak Ahmad,
03:30Anda melihat bagaimana dengan langkah yang sudah dilakukan oleh Presiden Donald Trump.
03:35Begitu kita tahu, ini membuat gebrakan baru.
03:37Memutuskan untuk menunda penerapan tarif versi prokal selama 90 hari ke depan ini.
03:42Untuk memberikan ruang negosiasi, begitu katanya. Silahkan.
03:46Iya, saya kira penundaan 90 hari ini disambut dengan angin segar ya.
03:50Kebahagiaanlah setidaknya itu tercermin dalam pasar saham di berbagai dunia.
03:55Meskipun di akhir hari turun kembali gitu ya.
03:58Nah, angin segar itu bisa diartikan bahwa ada satu periode untuk negosiasi kembali.
04:04Saya kira ini satu hal yang positif ya, yang terutama buat kita Indonesia ini sangat baik karena dengan adanya penundaan 90 hari berarti kita punya waktu mudah-mudahan cukup ya untuk meyakinkan Donald Trump dan kabinetnya untuk mengurangi tarifnya kepada Indonesia.
04:22Tetapi saya ingin juga menegaskan bahwa kenapa bukan pembatalan tapi penundaan ini menegaskan bahwa proteksionism dari Donald Trump dengan make American great again atau first America itu tetap ada.
04:37Dan saya kira ini masih merupakan satu tantangan tersendiri buat perekonomian Indonesia dan juga perekonomian secara umum di seluruh dunia.
04:44Baik, baik. Nah, keadaan Indonesia melihatnya bagaimana Pak Sarman? Anda melihatnya apakah ini tadi angin segar begitu bagi banyak negara mitra dagang Amerika Serikat termasuk Indonesia?
04:55Ya, saya rasa memang ini kesempatan bagi kita untuk melakukan negosiasi dengan pihak pemerintah Amerika dan kita dengar bahwa tim atau delegasi tingkat tinggi Indonesia akan segera dikirimkan Amerika.
05:11Tapi kita melihat bahwa memang kita belum tahu nih kira-kira apa sih sebenarnya yang terpikirkan oleh Donald Trump ini ya karena seluruh dunia gempar ya kemudian dengan semangatnya belum mengumumkan besaran tarif itu tapi tiba-tiba beliau menunda dalam hal ini.
05:31Karena memang kita lihat bahwa ketika belum mengumumkan ternyata juga kan terjadi juga gejolak di Amerika.
05:39Apakah memang dengan tarif itu berbagai kebutuhan masyarakat Amerika sudah siap?
05:45Ya kan? Karena bagaimanapun dengan adanya proteksi itu, kalau tidak disuplai juga dengan mitra-mitra dagang Amerika,
05:54ya pasti juga harga-harga di sana juga akan naik dan kita lihat kan demo juga masyarakat Amerika di sana dalam hal ini.
06:01Nah sehingga apakah itu menjadi satu pertimbangan ditunda sambil menunggu negosiasi?
06:07Karena kita lihat kan bukan hanya kita, hampir seluruh mitra-mitra dagang Amerika yang terkena dengan tarif itu juga melakukan hal yang sama, melakukan negosiasi dalam hal ini.
06:17Tapi menurut hemat kami, kami dari Kadin ya kami akan tetap mensupport, kami akan tetap memberikan dukungan kepada pemerintah berbagai langkah-langkah yang dilakukan
06:29untuk mengantisipasi berbagai dampak yang diterapkan oleh Donald Trump ini gitu.
06:35Baik, nah Pak Ahmad kalau kita lihat dengan penetapan tadi penundaan 90 hari begitu berarti kan tarif akan kembali ke normal lagi dalam artian 10% selama masa penundaan.
06:44Anda melihat ini apakah bisa dioptimalisasikan juga oleh pemerintah untuk bisa meningkatkan mungkin eksportasi Indonesia
06:51atau memang ya kita manfaatkan lagi untuk upaya negosiasi supaya bisa tembus apa yang diharapkan juga antara pemerintah Amerika Serikat, trade balance dan lain-lain dengan Indonesia begitu.
07:03Ya kita harus tahu ya sebelum adanya penundaan dan kemudian seluruh negara, 75 negara dikenakan 10% Indonesia kan dikenakan tarif 32%
07:12dan ini sedikit di bawah dari China yang 34%
07:16yang kemudian China melakukan retaliasi akhirnya dikenakan 125%
07:21China masih membalasnya dengan 84%
07:24nah dengan angka 34 banding 32 sebetulnya jangan-jangan Donald Trump menganggap Indonesia itu mirip dengan China dalam hal proteksionismnya
07:33nah saya kira ini yang perlu diyakinkan kepada pemerintah Amerika Donald Trump dan timnya
07:39bahwa Indonesia itu punya willingness untuk melakukan negosiasi dan kita juga harusnya dibedakan dengan China ya pendekatannya
07:47kenapa? kalau kita lihat dari negara tetangga Vietnam, Malaysia, Singapura kan tarif yang dikenakan mereka tidak setinggi kita ya
07:55ini menunjukkan bahwa ada satu misinformasi yang bisa jadi ini perlu diluruskan oleh pemerintah kita oleh tim negosiasi kita
08:03baik lantas kalau dengan posisi Indonesia Anda melihat sendiri bagaimana?
08:08nanti sudah disampaikan Pak Luhut begitu bahwa minggu depan begitu akan ada berangkat tim negosiasi dari pemerintah Indonesia
08:14saya kira negosiasi kita harus prinsipnya adalah win-win
08:20kita memahami bahwa Donald Trump ini adalah pemimpin yang tidak pernah gentar karena protes, karena dia mau
08:25dia hanya mau ditawarkan dan dia modelnya adalah transaksisional
08:30Anda dapat apa? kalau Anda garuk punggung saya saya akan garuk juga punggung Anda
08:34nah dengan metode pendekatan seperti ini tentunya kita harus memberikan gula-gula negosiasi
08:40pertama saya ingin tegaskan bahwa strategi win-win yang kita bisa jalankan tiga hal
08:46yang pertama adalah kita harus menawarkan sumber mineral critical
08:51yang sangat diperlukan oleh industri di Amerika seperti nikel, kobalt, litium, timah dan sebagainya
08:59yang kedua Donald Trump juga harus ditekankan bahwa Indonesia ini pasarnya besar
09:04pasar domestiknya 280 juta dan kalau dia kehilangan market 280 juta tentunya dia akan
09:11pengurangan demand permintaan barang-barang mereka
09:15dan yang ketiga posisi geopolitik Indonesia di kawasan Asia Tenggara juga harus diingatkan
09:20bahwa Indonesia ini punya peranan menjembatan antara timur dengan barat
09:25dan saya kira tiga hal ini harus perlu ditekankan dan dielaborasi ya di leverage lebih tinggi
09:31saya tidak setuju kalau seandainya yang kita leverage adalah TKDN
09:35ya TKDN itu melindungi industri domestik kita
09:39nah bukan yang itu yang kita tawarkan tetapi kita tawarkan tiga hal tadi bahwa kita punya satu potensi yang luar biasa di tiga hal tadi
09:46nah dari TKDN melihatnya seperti apa kalau kita lihat potensi-potensi yang bisa ditawarkannya
09:51akhirnya menjadi posisi tawar bagi Indonesia begitu dari kacamata pelaku usaha ini Pak Sarman
09:56ya saya sepakat sih yang sampaikan oleh Pak Mak tadi ya bahwa kita harus sampaikan posisi strategis Indonesia
10:07apalagi di ASEAN ASEAN ini kita pemimpinnya dalam hal ini
10:12sehingga memang kita bukan hanya dari kacamata politik saja
10:19tapi bahwa memang kita adalah merupakan negara yang memiliki penduduk lima terbesar di dunia dalam hal ini
10:27dan memiliki pangsa pasar
10:28nah kalau saya sendiri sih sebenarnya melihat bahwa kita tidak perlu sebenarnya panik berkepanjangan dalam hal ini
10:38karena kita tahu kan ekspor kita ke Amerika juga kan cuma 10%
10:42yang kita khawatirkan yang perlu kita proteksi adalah dampak-dampaknya
10:47di mana nantinya katakanlah seperti China saat ini yang sudah diberikan tarif 125%
10:53apa yang terjadi China akan mencari negara-negara pangsa pasar baru dalam hal ini
11:01nah yang kita antisipasi jangan sampai kita menjadi pangsa pasar baru mereka
11:07yang nantinya berbagai perubah-perubah mereka akan membanjiri kita
11:12itu yang kita khawatirkan itu yang perlu kita proteksi dalam hal ini
11:15ya kan sehingga apa yang terjadi yang kita harapkan adalah
11:19ya pemerintah dengan kewenangan yang ada ini harus betul-betul dipastikan bahwa ini harus diproteksi
11:25karena kalau kita lihat sampai saat ini misalnya
11:28ya banyak sekali yang namanya produk-produk yang tanda kutip ya
11:32yang ilegal yang masuk ke Indonesia membanjiri kita
11:35contohnya misalnya seperti tekstil, garment, batik, pakaian
11:40banyak sekali yang sudah masuk ke Indonesia
11:42yang itu sangat-sangat mengancam kelangsungan dari produk-produk Indonesia kita dalam hal ini
11:47sehingga kalau saya melihat bahwa memang ini menjadi momentum bagi kita
11:51untuk memperkuat bagaimana supaya produk Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri
11:56itu menjadi harapan kita
11:58karena pangsa pasar kita 280 juta
12:00bagaimanapun kalau kita misalnya bisa mandiri dalam hal
12:04bagaimana produk-produk Indonesia ini juga bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri
12:08saya rasa juga ini menjadi salah satu kekuatan kita dalam hal ini
12:11itu satu
12:12yang kedua menurut hemat kami
12:14ini juga menjadi peluang kita mencari juga pangsa-pangsa pasar baru
12:18terus terang kalau kita lihat Mas Pras
12:20banyak misalnya katakanlah misalnya pasar Afrika
12:23itu juga belum kita garap secara maksimal dalam hal ini
12:26padahal kalau kita lihat pasar Afrika itu dengan penduduk 2 miliar
12:30sekarang ini mereka ini sudah sangat suka pakai batik gitu loh
12:34apalagi dulu Almarhum Nelson Mandela memakai batik
12:37masyarakat Afrika itu sekarang sangat gandung pakai batik dalam hal ini
12:41ini pangsa-pangsa pasar baru ini harus juga kita garap
12:44melalui berbagai atasi-atasi perdagangan
12:48atasi-atasi ekonomi kita yang ada di sana gitu
12:52jadi artinya bahwa kedudukan-kedudukan kita bukan hanya diplomasi politik
12:56tapi saatnya sudah berbasis bagaimana mereka juga
12:59membawa misi-misi dagang, misi-misi ekonomi
13:02supaya berbagai produk-produk kita itu bisa ditawarkan di sana gitu
13:06oke itu dia dan kita tahu juga sudah disampaikan Pak Luhut
13:09menyebutkan Indonesia telah menyiapkan proposal konkret
13:12begitu yang dapat diimplementasikan dan menjawab keinginan dari Amerika
13:16begitu terkait dengan USTR juga begitu untuk negosiasi
13:18kita akan bahas nanti di segmen berikutnya
13:20Pak Sarman Pak Ahmad kita akan jeda dulu sebentar dan pemirsa
13:23kami akan segera kembali sesaat lagi
13:25Anda masih menyaksikan market review pemirsa berikut ini
13:36kembali kami sampaikan data untuk Anda terkait dengan tarif resi prokal
13:39dari Amerika Serikat yang dikenakan untuk negara-negara di wilayah ASEAN
13:43selengkapnya bisa Anda saksikan di layar televisi Anda
13:47baik kita akan cermati bagaimana dengan posisi Indonesia
13:49Singapura 10% kemudian Filipina 17% Malaysia 24%
13:54kemudian Indonesia di 32%
13:56berikutnya yang lebih tinggi ada Thailand, Vietnam dan juga Kamboja
13:59dan selanjutnya kita akan cermati nilai ekspor non-migas Indonesia ke Amerika per Februari 2025
14:05kita lihat memang secara tahunan maupun bulanan ini
14:10kinerja ekspor non-migas Indonesia mengalami surplus tahunan bahkan sampai double digit
14:15kemudian secara bulanan naik 0,74% ekspor non-migas Indonesia ke Amerika Serikat
14:21dan selanjutnya kita akan cermati bagaimana dengan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia
14:25dari tahun 2019 sampai dengan 2024
14:29kita akan lihat seperti apa juga proyeksinya di tahun 2025
14:33yang diharapkan bisa mencapai 5,2%
14:37ini dia tren masih rata-rata memang tumbuh 5% untuk ekonomi Indonesia
14:42dan kita lihat bagaimana dengan pergerakan inflasi
14:45data terakhir Maret 2025
14:48setelah beberapa bulan terakhir mengalami deflasi
14:51kemarin secara bulanan tercatat inflasi 1,65%
14:55kemudian secara tahunan 1,03%
14:59baik kita lanjutkan kembali perbincangan
15:01bersama dengan Bapak Ahmad Nur Hidayat Ekonomi UPN Veteran Jakarta
15:05kemudian Pak Sarman Simanjorang Kadin Indonesia
15:07nah mencermati dengan beberapa data tadi yang sudah disampaikan
15:11Pak Ahmad Anda melihat bagaimana dengan tarif resiprokal yang Anda katakan tadi
15:16hampir setara dengan China
15:17kemudian upaya-upaya negosiasi akan dilakukan dengan proposal-proposal
15:21yang akan diajukan oleh pemerintah pada pekan depan
15:23khususnya dengan USTR begitu Pak
15:25ya saya kira kita meskipun tadi yang disampaikan oleh teman kita dari Kadin ya
15:32memang bahwa kita sebetulnya porsinya sangat kecil ya
15:3710% dari total ekspor kita
15:39tetapi kalau kita lihat kegaduhan yang dibuat oleh Donald Trump ini kan
15:44sempat melemahkan nilai tukar
15:46ya kangkar 17 ribu
15:48belum lagi IHSG mengalami pemberhentian sementara
15:51karena mengalami penurunan hampir 7,7%
15:54misalkan
15:55nah efek-efek seperti itu saya kira perlu kita ukur juga
15:58kalau seandainya rollercoasternya Donald Trump ini berlanjut
16:03dalam waktu 90 hari ke depan
16:05saya kira kita juga perlu menggunakan satu istilahnya protokol krisis ya
16:10yang kita tujukan untuk menjaga pertumbuhan kita
16:14supaya sesuai dengan target ya 5,2% tadi
16:17dan kalau seandainya kita gagal dalam menyikapinya
16:20bisa jadi kita mengalami penurunan
16:22bukan karena tarifnya secara langsung ya
16:24tapi tadi nilai tukarnya APBM menjadi tertekan
16:27kemudian IHSG kepercayaan terhadap investor jadi menurun
16:30itu semua berdampak nanti kepada penurunan
16:32kami melakukan simulasi juga
16:34kalau ini tidak diantisipasi
16:35dinamika volatilitas pasar ini
16:37kita bisa turun 1 sampai 1,5%
16:40artinya pertumbuhan kita hanya 4,2 sampai 4,5% saja
16:44di ujung akhir 2025
16:46tentunya ini tidak kita harapkan ya
16:48di tengah masyarakat kelas menengah sedang mengalami penurunan
16:51nah jadi apa yang harus kita lakukan
16:53di negosiasi delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Pak Menko dan Dan juga
16:58saya kira harus fokus betul-betul meyakinkan
17:02Donald Trump dan pengusaha Amerika bahwa Indonesia welcome terhadap mereka
17:05dan khususnya kepada sumber daya mineral kritik ya
17:09kritikal seperti nikel, kobal dan sebagainya
17:12ini kan kita tahu kemarin hilirisasinya itu
17:16banyaknya adalah investor dari negara-negara timur
17:19seperti Cina
17:19dan saat ini kita juga bisa membuka peluang pada negara-negara barat Amerika, Uni Eropa
17:25untuk juga dia menggarap sumber kritikal mineral yang sama
17:27ingat, bahwa untuk nikel misalkan kita adalah cadangan terbesar di dunia
17:32dan kalau seandainya ini hanya diperuntukkan satu dua negara
17:35tentunya kita tidak pintar, tidak smart gitu dalam mengelola cadangan mineral kita
17:39kita harus undang tutur terutama Amerika supaya dengan begitu mereka melunak
17:44dan akhirnya perdagangan kita secara internasional tidak mengalami hambatan
17:49saya kira itu Pak
17:50tapi Pak Saruman juga menekankan begitu bahwa Indonesia justru harus waspada juga
17:55dengan serbuan produk-produk negara yang terdampak juga nih
17:58tarif resi prokal dari Amerika Serikat, produk Cina begitu yang mungkin akan menyerbu pasar Indonesia
18:03begitu lantas bagaimana barat-barat yang akan dilakukan
18:05karena kita tahu juga pemerintah paralel juga di dalam negeri ada deregulasi
18:10kemudian bagaimana memperbaiki beberapa kebijakan-kebijakan
18:14dan memberikan insentif bagi industri begitu Pak Ahmad
18:17ya deregulasi yang disampaikan, diwacanakan oleh Pak Prabowo dalam sarasihan ekonomi kemarin
18:24itu seharusnya tidak memukul semua ya
18:27dan saya kira kalau yang dikhawatirkan oleh pengusaha, teman-teman Kadina Pindo dan sebagainya
18:32itu kan kalau dipukul rata semua nanti tidak ada pelindungan terhadap industri domestik kita
18:36kalau niatnya kita untuk menegosiasi dengan Amerika tetapi negara lain yang mendapatkan untung
18:41akhirnya industri domestik kita yang berantakan begitu ya
18:46dan saya kira kita harus cermat-cermat ya
18:48deregulasi itu bagus tetapi harus targeted
18:51tidak semuanya
18:52kita lihat dulu misalkan tekstil, alas kaki
18:55ini sumber-sumber yang padat karya
18:58ini harus dijaga betul
18:59ya mereka aja sudah gulung tikar karena kebijakan import yang terlalu besar kemarin
19:05dan saya kira ini kita perlu malah melakukan smart ya
19:08saya kira misalkan yang sifatnya
19:11industri-industri yang tidak kaitannya sama padat karya
19:15mungkin itu bisa dilakukan deregulasi
19:16tapi itu sangat terbatas dan targeted saja
19:19tidak semua saya kira
19:20dan ini tujuannya adalah untuk melindungi
19:23seperti halnya Donald Trump juga melindungi industri domestik mereka
19:26oke nah Pak Sarman lantas bagaimana kalau tadi sendiri melihat begitu
19:31proses negosiasi juga yang akan berlangsung dengan tadi upaya juga kita menjaga
19:35market Indonesia TKDN yang mungkin tadi juga harus dijaga benar-benar
19:39begitu bahwa ini akan juga berdampak nanti terhadap industri di dalam negeri Pak Sarman
19:43ya kalau kita lihat kan bahwa memang selama ini kan hubungan dagang kita kan dengan Amerika kan juga cukup lama ya
19:52dan juga kita tahu bahwa salah satu industri mereka juga sudah puluhan tahun bermitra dengan kita dalam hal ini
20:00ya kita sangat berharap memang bahwa negosiasi yang dilakukan oleh tim kita
20:07pemerintah kita dengan Amerika ini kita berharap membuahkan hasil yang positif
20:11oke
20:12karena bagaimanapun seperti yang sebenarnya Pak Sarman tadi memang
20:14ya walaupun tanda kutip ya
20:17kalau kita lihat dari jumlah ekspor kita ke sana itu
20:21sebenarnya juga tidak perlu sampai memukul ekonomi kita
20:25tapi memang dampak psikologi pasar memang bagaimanapun sangat dikatsisipasi
20:29kita lihat misalnya harganya rupiah kita yang tadinya sudah hampir
20:33hampir mendekati 17 ribu
20:35tapi memang kita lihat Bank Indonesia cepat melakukan intervensi sehingga saat ini tidak mencapai
20:41kemudian juga ya apa
20:42harga saham kita juga kemarin
20:45memang dampak-dampak psikologisnya ini memang yang harus dijaga dalam hal ini
20:50nah untuk itu kita dari Kadin tentu berharap memang bahwa dalam masa transisi ini
20:56harus betul-betul kita manfaatkan waktu 90 hari ini
20:59negosiasi tak berjalan
21:02oke
21:02tapi strategi-strategi baru dalam negeri juga harus kita lakukan dalam hal ini
21:07jadi misalnya Pak Luhut sudah menyampaikan bahwa akan memberikan stimulus
21:14kepada sektor-sektor yang terdampak dalam hal ini
21:17terutama memang senter industri badan karya
21:19nah tentu ini pasti akan ditunggu oleh pengusaha dalam hal ini
21:23kira-kira stimulus-stimulus apa yang diberikan
21:26dari sisi apa
21:27apakah dari sisi pajak
21:29dari sisi bantuan permodalan dan lain-lain
21:32sehingga kita harapkan memang dalam waktu 90 hari ini
21:36betul-betul kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai strategi
21:41sambil negosiasi berjalan
21:43ya kita tidak tahu apakah 90 hari ke depan itu akan dilanjutkan lagi
21:48ya siapa tahu nanti Pak Donald Trump berubah lagi kita tidak tahu
21:51tapi benar-benar saya memang waktu ini harus dimapatkan betul gitu
21:54yes itu dia kalau kita cermati juga pemerintah kan
21:57akan meningkatkan juga importasi ya dari Amerika Serikat
22:01seperti produk agrikultur yang tidak dimiliki
22:03begitu Indonesia ada kedelai gandum
22:04ada juga produk migas
22:06kemudian alat-alat engineering begitu ya
22:08yang memang dibutuhkan untuk processing
22:10ataupun produksi minyak dan gas bumi juga di Indonesia
22:13kita akan jawab nanti di segmen berikutnya
22:15begitu Pak Sarman Pak Ahmad
22:16kita akan jadi kembali sebentar
22:17pemirsa tetaplah bersama kami
22:19baik Pemirsa kita akan lanjutkan kembali
22:29berbincangan bersama dengan Bapak Ahmad Turhidayat
22:31ekonomi penveter Jakarta dan juga Bapak Sarman Simanjorang
22:34waktu ketua umum bidang pengembangan otonomi daerah Kadin Indonesia
22:37nah dengan beberapa informasi tadi yang sudah disampaikan
22:40begitu bahwa pemerintah juga akan meningkatkan eksportasi
22:42dari produk-produk di Amerika Serikat
22:44begitu nanti kalau kita cermati dampaknya nih Pak Sarman
22:47bagaimana dari Kadin Indonesia melihat begitu
22:49apakah akan mengganggu juga dari dunia usaha
22:52sektor usaha di dalam negeri kah
22:55atau itu hanya menyeimbangkan saja begitu
22:57dalam artian ada reposisi saja
22:59dari importasi di negara lain
23:00kemudian ditingkatkan porsisinya ke Amerika Serikat
23:03begitu Pak Sarman
23:04jadi sebenarnya begini ya
23:06jadi apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden
23:09sebenarnya mengenai
23:11kran import kita untuk dibuka selebar-lebarnya dalam hal ini
23:17ya saya setuju dengan Pak Ahmad
23:19mungkin sektor-sektor tertentu itu oke
23:22ya kan tapi sektor-sektor katakanlah seperti tekstil
23:25misalnya itu harus kita proteksi juga
23:27karena itu kan nanti juga akan memukul industri kita dalam hal ini
23:30jadi kita lihat misalnya ya
23:31gandum contohnya
23:35kedilai misalnya
23:36itu kan merupakan bahan-bahan yang memang juga masih kita impor dari Amerika dalam hal ini
23:42jadi perajin-perajin tempe kita misalnya
23:46ketika harga-harga supply dari kedilai kurang
23:52maka yang terjadi apa
23:53harga-harga tempe di pasaran juga dalam hal ini juga akan naik
23:57nah saya rasa seperti kran-kran seperti ini boleh gak apa-apa
24:00karena ini juga sangat membantu UKM kita
24:02gandum juga masalah untuk industri-industri pakan juga sangat dibutuhkan dalam hal ini
24:07jadi menurut hemat kami
24:08memang kalau memang semakin banyak itu akan semakin bagus
24:12karena itu adalah merupakan bahan baku kita
24:15tapi kecuali memang bahwa di dalam negeri mampu
24:18ya di kita-kita produksi
24:20saya rasa memang itu harus betul-betul dilakukan kajian dalam hal ini
24:25tapi kalau bahan-bahan baku yang dibutuhkan oleh UKM kita
24:28industri kita
24:29ya menurut hemat kami ya semakin bisa diperbesar
24:34itu akan lebih baik supaya stoknya juga akan lebih baik dalam hal ini
24:37jadi untuk barang-barang tertentu memang harus selalu diproteksi
24:41tidak dibuka kuotanya selebar-lebarnya
24:44supaya tidak akan memukul produk dalam negeri kita
24:47baik Pak Sarman dan Pak Ahmad lantas bagaimana Anda melihat begitu
24:50apakah ini memang menjadi salah satu win-win solution yang ditawarkan oleh pembertaan Indonesia juga
24:55ke Amerika Serikat
24:56mengingat setelah selainnya penundaan kemudian kembali lagi 10% begitu
25:01dan sejumlah negara juga dilakukan hal sama kecuali China saja yang malah justru
25:04dinaikkan begitu untuk tarif impor mereka ini
25:07Pak Ahmad Anda melihatnya bagaimana?
25:09ya saya kira kita dengan melihat kondisi seperti ini
25:13sebenarnya ada opportunity juga
25:14bahwa China dari pandangan negara China akan berpikir
25:18wah kalau di Amerika saya sudah dihambat saya akan cari pasar baru
25:21dan saya kira Indonesia dan Asia Tenggara akan menjadi tujuan utama
25:25dan betul yang disampaikan oleh Pak Sarman tadi
25:28bahwa China pasti akan menerapkan sebagai
25:30sangat agresif sekali dalam menawarkan barang-barangnya
25:34barang impornya yang dia akan masuk ke Indonesia secara deras
25:39nah saya kira jadi kita harus pandai juga melihat ya
25:42dari Amerika kita jangan terlalu fokus hanya Amerika saja
25:45kita lihat opportunity apa yang kita bisa dapatkan dari China
25:49dimana China keinginannya untuk menjual barangnya ke Indonesia lebih banyak lagi
25:53tentunya itu semua perlu dengan satu mindset yang besar
25:57dan saya kira saya ingin memberitahukan
25:59menyarankan kepada tim negosiasi bahwa
26:02kalau kita hanya berpikirnya sempit ya
26:05hanya kepentingan satu atau dua sektoral industri saja
26:08mungkin kita akan terjebak nanti dalam satu permainan dari dua negara besar ini
26:15tapi kalau kita niatnya adalah untuk kepentingan nasional
26:18sehingga kita bisa sangat cerdas ya
26:20saya mungkin agak sedikit berbeda dengan Pak Sarman ketika bicara gandum dan kedelai
26:25karena dua komunitas ini
26:26makanan yang terbuat dari gandum seperti mie, pasta dan sebagainya
26:30itu saya kira sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok juga buat masyarakat kita
26:33apalagi tahu dan tempe
26:35dan untuk kategori ini saya kira kita perlu memperkuat
26:38jangan kita mengandalkan dari negara lain
26:40karena kita ingat bahwa ke depan dunia itu ekonomi itu hanya
26:44mengandalkan kemampuan dari negara sendiri
26:47kemandrian ekonomi itu kata kunci yang harus diperhatikan kita
26:49tetapi untuk dunia kesehatan misalkan mesin-mesin kesehatan
26:52yang obat-obatan juga tanda kutip ya
26:55yang saya kira obatan-obatannya tidak terlalu prinsipil
26:58itu juga kita bisa undang negara lain terutama dari Amerika
27:02untuk berinvestasi ke Indonesia
27:04karena kita membutuhkan mesin-mesin teknologi yang mereka miliki
27:07oke baik
27:09tapi Pak Sarman Anda melihat bagaimana dengan akhirnya
27:11kondisi ekonomi Indonesia ke depan
27:14begitu dengan fluktuasinya kebijakan-kebijakan
27:17yang mungkin seperti yang disebutkan tadi
27:19rollercoaster dari kebijakan Trump ini
27:21masih berpotensi terjadi begitu Pak Sarman
27:23ya kita tahu bahwa memang salah satu penyumbang
27:27daripada pertumbuhan ekonomi kita ini juga
27:29betul itu kan dari sektor ekspor kita dalam hal ini
27:33nah cuma memang kita tahu bahwa dalam beberapa tahun belakangan ini kan
27:37dengan gejolak ekonomi global
27:40kita tahu bahwa memang ekspor kita juga itu kan tertantang juga dalam hal ini
27:45nah tentu kita tahu bahwa memang pertumbuhan ekonomi kita
27:50masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dalam hal ini
27:53tentu ini yang harus kita perkuat
27:55bagaimana dengan terjadinya perang tarif dagang ini
28:00tidak menumbukkan gejolak harga di dalam negeri
28:03itu yang perlu kita perkuat
28:06karena bagaimanapun bahwa hampir 60% pertumbuhan ekonomi kita ini kan
28:10masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga
28:12jadi ini yang perlu kita jaga bagaimana pemerintah mampu menjaga stabilitas harga-harga pokok pangan kita
28:17ya bagaimana supaya harga-harga listrik, gas misalnya tidak dinaikkan
28:24ya karena kita tahu bahwa perputaran uang selama Idul Fitri kemarin juga mengalami penurunan
28:32dibanding tahun-tahun yang lalu dalam hal ini
28:34ini menandakan bahwa memang daya beli masyarakat kita saat ini sedang tidak baik-baik saja
28:38jadi benar-benar kami memang ini yang perlu kita pelihara
28:42kita jaga harga-harga pokok pangan kita
28:45stabilitas harga pokok pangan kita
28:46kemudian yang kedua
28:47bagaimana juga dengan situasi seperti ini
28:50kita memanfaatkan tingkat kepercayaan investor untuk masuk ke Indonesia ini
28:54yang cukup-cukup bagus itu
28:55kita berikan daya tarik yang lebih baik lagi
28:58sehingga mereka cepat masuk ke Indonesia
29:00dapat menyediakan lapangan pekerjaan
29:02karena kita tahu juga tantangan bagi kita
29:04saat ini banyak PHK
29:07bagaimana kita menciptakan lapangan pekerjaan
29:09dengan menarik investor-investor untuk masuk ke Indonesia
29:12baik itu dia berarti memang tantangannya masih banyak juga
29:15yang harus dilakukan oleh pemerintah
29:16Pak Rella juga untuk bagaimana bisa melunakan juga nih
29:19kebijakan dari pemerintah Amerika Serikat
29:21baik sayang sekali waktu terbatas Pak Ahmad Turhidaya
29:22terima kasih banyak Pak Sarman Simanjorang
29:25atas waktu yang disempatkan begitu dan analisis
29:27setelah informasi update yang diberikan kepada pemirsa pada hari ini
29:30selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali
29:32salam sehat sampai berjumpa kembali
29:33Pak Sarman, Pak Ahmad, terima kasih
29:35terima kasih Pak Ahmad
29:36terima kasih Pak
29:37selamat menikmati
29:42selamat menikmati
29:43selamat menikmati

Recommended