Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Polda Metro Jaya mengimbau kepada seluruh unsur masyarakat agar menghindari tindakan kekerasan dan premanisme.

Polisi berjanji akan memberantas sebagai bentuk premanisme di Jakarta.

Apa yang membuat kelompok massa bersenjata tajam masih berani beraksi di Jakarta dalam kasus rebutan menjaga lahan?

Bagaimana polisi harus menindak kelompok-kelompok seperti ini? Kita bahas bersama Guru Besar Universitas Bhayangkara, Hermawan Sulistyo.

Baca Juga Polisi Tangkap 19 Orang Pelaku Bentrokan di Kemang, Jaksel di https://www.kompas.tv/regional/590641/polisi-tangkap-19-orang-pelaku-bentrokan-di-kemang-jaksel

#bentrokkemang #kemang #rebutanlahan

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/590645/bentrok-2-kelompok-di-kemang-pengamat-ada-beking-di-balik-kelompok-penguasa-lahan
Transkrip
00:00Polda Metro Jaya mengimbau kepada seluruh unsur masyarakat agar menghindari tindakan kekerasan dan premanisme.
00:07Polisi berjanji akan memberantas berbagai bentuk premanisme di Jakarta.
00:12Masyarakat tidak perlu khawatir, kita sama-sama berkomitmen, Bapak Kapolda Metro Jaya berkomitmen akan memberantas segala bentuk premanisme.
00:21Dan rekan-rekan kami di lapangan terus melakukan imbauan-imbauan agar masyarakat menyelesaikan permasalahan dengan cara-cara yang baik,
00:27tidak membuat resah, tidak melanggar hukum, dan apabila terjadi pelanggaran hukum, pasti kami akan proses komitmen dari Polda Metro Jaya.
00:41Apa yang membuat kelompok masa bersenjata tajam masih berani beraksi di Jakarta dalam kasus rebutan menjaga lahan?
00:49Bagaimana polisi harus menindak kelompok-kelompok seperti ini?
00:52Kita bahas bersama Guru Besar Universitas Bayangkara, Hermawan Sulistio, yang akrab kami siapa Prof. Kiki.
00:58Selamat sore. Prof. Kiki, apa sebenarnya yang membuat kelompok-kelompok seperti ini tetap ada di Jakarta?
01:05Ini kisah sudah lama sekali ya, apalagi di daerah Kemang.
01:11Saya dulu berkantor di daerah Kemang selama beberapa tahun,
01:15Jadi ini sudah biasa saja pemainnya juga semua, sudah rata-rata kita sudah tahu lah.
01:22Cuman generasinya kan berganti, ganti-berganti.
01:26Yang generasi tua itu sudah outgoing generation, sudah tidak ada lagi.
01:31Tapi problemnya tetap sama.
01:34Kenapa Kemang itu menjadi daerah dengan nilai tanah itu meningkat terus.
01:43Meningkat terus, karena kawasan itu menjadi kawasan, mungkin bukan kawasan elit, tapi elit.
01:52Tidak elit sekali, tetapi kawasan elit.
01:55Artinya apa? Ada sumber daya finansial di situ yang diperbutkan.
01:59Dan kalau kita lihat dari masa-masa di situ, penguasanya kampung Betawi dalam tanda petik,
02:11lalu ada penguasa-penguasa Arab di situ juga, sebagian Kina, sebagian itu tidak bisa diselesaikan dari dulu sumbernya.
02:24Nah, tinggal nunggu triggernya apa.
02:29Trigger itu pemicunya.
02:31Nah, kalau sekarang kan pemicunya rebutan pengawasan lahan itu juga semua orang tahu
02:36siapa mengawasi apa, di-backing-i oleh siapa.
02:40Nah, problem polisi adalah ketika backing-backingan ini berkaitan dengan instansi lain,
02:50atau bahkan sekarang ini dengan partai-partai politik, dengan ada kaitannya dengan kekuatan politik,
02:59menjadi serba salah polisinya.
03:01Oke, Prof Kiki, sorry, maksud Anda backing-backing-i ini siapa yang di belakangnya?
03:08Ya, banyak.
03:10Yang bermain di situ kan banyak.
03:12Ya, Anda sekarang begini aja ya.
03:14Tanah-tanah di situ itu sebagian dimiliki oleh berbagai yayasan tentara.
03:22Sebagian lari ke polisi, sebagian lari ke Satpol PP.
03:29Orang udah terbuka kok tahu semua kayak begitu.
03:32Persoalannya adalah bagaimana menyelesaikan ini tanpa gejolak yang lebih besar.
03:38Itu yang dilema yang dihadapi oleh polisi, gitu.
03:44Kan nggak mungkin nabrak tahu-tahu di belakangnya ada tentara, ada itu kan.
03:49Jadi sangat hati-hati.
03:50Dari dulu ini, dari dulu.
03:52Saya berkantor di Kemang situ dulu.
03:55Tahu bagaimana konflik-konflik itu puluhan tahun nggak bisa diselesaikan.
04:01Oke, kalau puluhan tahun tidak bisa selesai juga, apakah penangkapan yang dilakukan polisi ini bisa jadi membuat efek jerak kepada kelompok masa yang kerap melakukan kekerasan?
04:14Nggak ada, nggak bisa itu.
04:16Kenapa?
04:17Lewat jalur mana mau diselesaikan?
04:20Nggak ada.
04:21Kenapa nggak ada?
04:22Sumber penghasilannya memang dari situ, kalau tanah sebagai sumber penghasilan satu-satunya diperebutkan, ya nyawa pun dipertaruhkan.
04:34Jadi jangan bermimpi lalu bisa selesai selama tidak ada jalan keluarnya.
04:39Contoh, kalau para preman itu tidak punya penghasilan selain menjaga tanah, ya carikan dulu jalan keluarnya.
04:48Jalan keluarnya supaya dia tidak mendapat pemasukan dari tanah yang di situ, tetapi ada penggantinya.
04:57Misalnya dibuatkan atau dicarikan bisnis yang bisa menampung mereka, kayak gitu.
05:05Kalau nggak, ini duit gampang kok.
05:08Duit gampang, bawa nenteng senjata, bawa senjata, jadi duit.
05:15Tinggal pembagiannya, akhirnya memang nggak.
05:17Oke, Prof. Kiki kalau Anda tadi mengatakan sulit diberantas dan aksi premanisme itu terpampang nyata hari ini, bagaimana sebenarnya untuk memberantas?
05:29Maksud Anda, apakah ada pembiaran hari ini?
05:33Ya, pembiaran dan bukan pembiaran ya.
05:37Ini kan solusinya dulu kalau zamannya Pak Arto dengan Petrus.
05:42Penembakan misterius itu ditebak-tembake aja.
05:45Nah, itu instrumen negara yang digunakan.
05:49Itu jelas pelanggaran HAM kalau itu dilakukan.
05:53Apalagi, polisi menempuh jalan soft approach.
05:56Begitu soft approach, nggak bawa senjata, mau misahin orang dengan senjata.
06:03Meskipun, kalau saya lihat filmnya, fotonya, senjata ya, yang digunakan itu, bukan senjata api, ya.
06:11Itu senjata angin.
06:15Senapan angin.
06:16Tetapi, dari kaliber besar 4,5.
06:19Kalau kaliber 4,5, pakai senapan angin, nembak dalam jarak tertentu, mati juga orangnya, gitu.
06:26Ini dari kaliber 4,5.
06:29Kaliber 3,5 yang lebih standar aja, itu bisa mati kalau jaraknya pendek.
06:36Nggak tetap jauh.
06:37Nah, kita lihat penggunaan senjata misalnya.
06:42Kalau itu tidak little ya, artinya itu senjata untuk nembak burung, untuk berburu, kayak gitu.
06:52Tapi kalau jaraknya dekat, ya mati orang.
06:55Ini kelihatannya menyeramkan gitu, tapi itu senapan angin.
06:59Senapan angin, masih bisa 100 meter, gitu.
07:05Mati juga, bukan cuma kelengar, kalau ke orang.
07:08Oke.
07:08100 meter.
07:10Baik, kita nantikan seperti apa?
07:12Pemerintah mengatasi premanisme yang saat ini terjadi belakangan.
07:17Terima kasih, Prof. Permawan Sulistio sudah berbagi pandangan bersama kami di Kompas Petang.

Dianjurkan