Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
KOMPAS.TV - Menurut Menko AHY yang dikutip dari data Bappenas, kecelakaan sepeda motor menempati urutan pertama jenis kecelakaan di Indonesia, sebanyak 77,4 persen.

Disusul oleh truk bermuatan lebih, 10,5 persen. Lalu, ada angkutan orang dan mobil penumpang.

Tidak hanya persoalan kecelakaan yang berujung kematian, AHY juga menyoroti kerugian akibat kerusakan jalan yang dilewati truk bermuatan lebih.

Biaya perbaikan jalan menurut AHY di Kementerian PU mencapai lebih dari Rp40 triliun setahun.

Meski demikian, AHY mengklaim pemerintah tetap mempertimbangkan biaya logistik jika truk tidak mengalami kelebihan muatan, yang biayanya diprediksi akan naik dua kali lipat.

Bagaimana menyelesaikan masalah tahunan truk kelebihan muatan dan bagaimana juga respons dari pengusaha truk atas rencana itu?

Kami bahas bersama Staf Khusus Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Herzaky Mahendra Putra. Bergabung juga Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia, Gemilang Tarigan.

Baca Juga Kereta Batu Bara Tabrak Truk Tanah di Palembang, Begini Kronologinya di https://www.kompas.tv/nasional/591657/kereta-batu-bara-tabrak-truk-tanah-di-palembang-begini-kronologinya

#trukodol #kecelakaan #ahy

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/591880/menko-ahy-targetkan-truk-kelebihan-muatan-dilarang-beroperasi-pada-2026-begini-kata-pengusaha
Transkrip
00:00Kecelakaan truk khususnya truk yang muatannya berlebih menjadi sorotan Menko bidang infrastruktur dan pembangunan kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono.
00:09AHIY mengklaim kendaraan pengangkut barang menjadi penyebab kecelakaan tertinggi kedua di Indonesia.
00:16AHIY pun menargetkan Indonesia bebas kendaraan bermuatan lebih mulai 2025.
00:21Tujuan utama yang ingin kita capai tentunya adalah di tahun 2025 kita mulai dan 2026 and beyond kita sudah bebas dari kendaraan ODAO tadi.
00:37Ini tentunya juga sekaligus kita memperkuat sistem distribusi logistik nasional yang lebih efisien.
00:46Bapak-Ibu sekaligus, ODAO ini memicu kecelakaan nomor dua secara nasional.
00:59Menurut Menko AHIY yang dikutip dari data Bapenas, kecelakaan sepeda motor menempati urutan pertama jenis kecelakaan di Indonesia sebanyak 77,4 persen.
01:10Disusul oleh truk bermuatan lebih 10,5 persen.
01:13Lalu ada angkutan orang dan mobil penumpang.
01:16Tidak hanya persoalan kecelakaan yang berujung kematian, AHIY juga menyoroti kerugian akibat kerusakan jalan yang dilewati truk bermuatan lebih.
01:26Biaya perbaikan jalan menurut AHIY di Kementerian PU mencapai 40 triliun lebih setahun.
01:31Ada konsekuensi finansial Kementerian PU ini misalnya untuk pemeliharaan jalan tol dan juga kendaraan jalan-jalan non-tol akibat kerusakan tadi bisa mencapai 43,45 triliun rupiah per tahunnya.
01:50Meski demikian, AHIY mengklaim pemerintah tetap mempertimbangkan biaya logistik jika truk tidak mengalami kelebihan muatan yang biayanya diprediksi akan naik dua kali lipat.
02:03Tim Liputan Kompas TV
02:05Lalu bagaimana menyelesaikan masalah tahunan truk kelebihan muatan dan bagaimana juga respons dari pengusaha truk atas rencana itu?
02:15Kami bahas bersama staf khusus Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Herzaki Mahendra Putra
02:20dan bergabung juga Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Gemilang Tarigan.
02:26Bung Zaki, Pak Gemilang selamat malam.
02:30Selamat malam.
02:30Saya ke Bung Zaki dulu, kalau tadi sudah kita elaborasi lewat berita begitu ya bahwa sekarang ada target dari Pak Menko AHI itu 2025 bebas truk odol.
02:45Nah temuan yang sebenarnya sudah ada sekarang bagaimana sejauh ini?
02:50Ya begini, kalau kita lihat kan mengenai fakta ya dari Januari sampai November 2024 misalnya,
02:55dari 2,3 juta kendaraan yang dipresa di IOPPKB itu 75,84 persen itu kan melanggar aturan odol gitu.
03:04Dan lebih dari 50 persen kendaraan odol itu melebih muatan di atas 30 persen.
03:10Nah ini kan juga menjadi fakta gitu.
03:13Lalu kemudian bagaimana kita tahu ada peningkatan ketelakaan yang khususnya melibatkan truk.
03:18Kalau kita tahu barusan juga ada informasi lagi, terkait dengan di Pururjo tadi.
03:22Ya, itu dia.
03:23Ini kan juga menjadi PR nih.
03:25Karena hari ini kita kalau melihat truk jadi ketakutan gitu.
03:28Pasti.
03:28Ini banyak teman-teman melihat kalau udah di truk ketemu tol hari ini dibilang semakin gak nyaman nih.
03:34Karena terlalu besar.
03:35Dan bahkan gini, bahkan ada muatan yang sangat riski tetapi kemudian hanya diikat gitu.
03:43Kira-kira yang begitu.
03:44Ini agak-agak mengerikan.
03:45Tetapi bagaimanapun kita tahu ya, dampak odol itu misalnya tadi kita bicara tahun 2023 ada kerusakan jalan 46,6 persen.
03:53Itu jalan nasional itu rusak gitu.
03:56Terus juga negara pemeliharaan jalan dan subsidi logistik tadi kan sudah disampaikan juga oleh Pak Menko.
04:01Tapi bagaimanapun kan gak mudah nih kita bicara mengenai odol ini.
04:04Kenapa? Kita ada namanya wait in motion.
04:07Wait in motion.
04:07Hanya saja kan, wait in motion kan ketika mau masuk ke jalan tol.
04:11Ya kan? Ditimbang nih.
04:12Kan harus ada beratnya berapa.
04:15Tapi ada beberapa kejadian.
04:17Yang kemarin dalam rapat kemarin kami, dalam rakur kemarin, lebih dari 14 KL yang hadir.
04:23Yang dibintang oleh Pak Menko Investor Pak AHY.
04:25Itu menandakan bahwa ini menjadi perhatian semua pihak gitu.
04:27Ini salah satu pihak menyampaikan, salah satu KL ini, Kementerian Lembaga ini menyampaikan.
04:32Bahwa yang bagaimana pada saat yang punya wait in motion.
04:38Tetapi somehow pernah terjadi, kemudian yang melewati UIM ini malah gak semuanya gitu.
04:48Ya kenapa bisa begitu? Itu yang harus diklusuri.
04:50Itu yang kemudian kita klusuri.
04:52Lalu kemudian kenapa masih ada, kan berbagai modus ya.
04:55Berbagai modus diantaranya apa?
04:56Pada saat mereka membeli kendaraan, para pemilik angkutan ini kemudian meminta ke karuseri untuk mengubah spek tadi.
05:04Nah ini kan berbagai pihak nih.
05:06Ya kan?
05:07Selama ini kan kita selalu bicara kalau odol ada masalah apapun yang salah supir.
05:11Kan begitu.
05:11Padahal mohon maaf, supir ini kan paling tidak berdaya.
05:14Apa sih mohon maaf?
05:15Kalau ada kecelakaan yang melibatkan ini, lalu supirnya meninggal dunia.
05:18Ini kan jahat sekali ya di Indonesia ya.
05:19Maksudnya apapun itu kemudian menimpa kan kepada yang sudah meninggal dunia.
05:22Padahal kita tahu ini bukan masalah sederhana yang tidak bisa ditimpakan ke human error belakang.
05:28Tetapi ada permasalah sistemi.
05:30Makanya Menko Ahaye ini bersama dengan ada berbagai belasan KL ini kemudian benar-benar sedang mengkaji bagaimana ini.
05:38Memang ada misalnya nih, ada masukan-masukan bahwa kalau misalnya odol dirapikan Pak, nanti biaya logistik meningkat.
05:44Untuk itu kemarin ada kepala BPS yang juga hadir, ada juga dari Wah Mendek juga hadir.
05:50Kita akan melakukan tadi benar-benar perhitungan.
05:52Ada KMNQ juga hadir, seperti apa dampaknya.
05:56Apakah dampak ini one time saja atau terus-terusan.
05:58Dan lagi yang paling penting, ada teriunan.
06:01Yang kemudian untuk perawatan jalan inilah yang kemudian hari ini istilahnya menjadi kos lainnya yang mungkin lebih besar.
06:09Tapi lagi-lagi kita akan bicara dengan setiap pihak hari yang masih belum tuntas.
06:13Oke, tadi Anda mengatakan mengakali karoseri atau spek begitu ya.
06:18Nah ini saya akan klarifikasi ke Pak Gemilang.
06:21Tapi tahan dulu Pak Gemilang, saya akan jeda dulu sebentar.
06:23Kita akan kembali sesaat lagi di Sapa Indonesia Malam.
06:26Tetaplah bersama kami.
06:27Indonesia Bebas Truk Odol atau Overload Over Dimension.
06:32Overdimension Overload maksud kami.
06:33Ya atau truk obesitas, biasanya orang kenal begitu.
06:36Saya tanya ke Pak Gemilang, kalau gitu Pak Gemilang tadi kata Bung Zaki,
06:39katanya banyak juga truk-truk itu yang mengakali karoseri atau spek.
06:43Apakah realisannya begitu?
06:48Baik, selamat malam Mas.
06:50Ya, silakan Pak.
06:52Ya, persoalan Overdimension dan Overload ini udah cukup lama ya.
06:58Jadi, lima tahun kami mengikuti program dari Kementerian Perhubungan pada akhirnya belum berhasil tentunya.
07:12Banyak masalah di sana ya.
07:15Dan tentunya sebelum kita melanjutkan program baru mengenai Odol ini lagi,
07:22ya tentunya merintah sudah mengetahui apa penyebabnya maka program ini tidak berhasil gitu ya.
07:31Sehingga kita tidak mengulangi hal yang sama.
07:36Ya, jadi nanti gagal lagi gitu ya.
07:40Pertama, tentunya tadi dua sisi singgung ya.
07:45Masalah kenaikan biaya logistik, itu sudah lama dibicarakan.
07:51Tapi saya pesan sekali lagi, khusus untuk logistik masalah sembako,
07:59ini betul-betul nanti dihasilitasi lah.
08:02Ya, jangan sampai ini akan mengakibatkan langsung dirasakan oleh masyarakat kenaikannya.
08:08Yang mana biasanya diangkat tiga ton, diangkat lima ton, diangkat menjadi dua setengah ton, berarti dua kali lipat.
08:18Jadi, langsung praktis itu menaikkan.
08:20Itu lah. Pertama, itu istilah kesan.
08:23Kedua, tentunya standar mengenai daya angkut.
08:28Ini perlu juga dirihat.
08:30Apakah sudah kami usulkan memang selama ini agar ada peningkatan daya angkut.
08:37Ini sekarang bergulir masalah ini di DPR, karena ini juga menjadi persoalan buat kita apabila kita strik.
08:45Nah, kemudian yang ketiga, yaitu masalah dengan yang kita hadapi adalah pemilik barangnya.
08:54Oke.
08:55Karena pengusaha angkutannya bersaing, dan pemilik barangnya juga bersaing.
09:06Oke.
09:06Kalau perusahaan A bisa overload, perusahaan saya tidak bisa overload, ya saya rugi.
09:12Kalau pola pikirnya seperti itu, nggak akan beres-beres dong, Pak, ya, jadinya?
09:17Nah, justru.
09:17Jadi, persaingan-persaingan seperti ini yang justru akhirnya, ya, dalam tanda kutip, akhirnya melegalisasi truk-truk odol ini dong jadinya?
09:25Nah, ini adalah perlu ketegasan dari pemerintah, karena normalis.
09:30Oke.
09:30Tapi gini, oke, pemerintah harus tegas.
09:33Tapi ya, pelakunya sendiri jangan mengakali.
09:35Nah, kira-kira pertanyaan saya tadi yang balik ke awal.
09:38Mungkin salah satunya mengakali daya angkut itu tadi.
09:40Apakah ada upaya-upaya seperti itu?
09:42Karena kalau memang diatur, dilanggar lagi, diatur, dilanggar lagi, ya tidak selesai-selesai masalahnya.
09:47Nah, prinsipnya begini, Pak, kami kalau pengusaha truk ini, mempunyai mobil disini standar, ompos angkut standar, muatan standar, kami happy.
09:59Oke.
10:00Tapi kalau kami standar, mobil kami standar, nggak dapat muatan.
10:07Oke.
10:08Karena bersaing dengan, nah inilah sekarang persoalan yang jadi dalam.
10:13Oke, itu persoalan yang sudah diungkapkan oleh Pak Gemilang.
10:15Gimana dong kalau kayak gitu, Bung Zaki?
10:18Ini masalah persaingan soalnya katanya.
10:20Ya, mau nggak mau kita juga harus, apa, satu pengusaha truk, pengangkutan truk, dan yang lainnya juga harus ikut bersaing jadinya.
10:28Ya, betul, Pak.
10:29Karena memang isu ini tentunya bagaimana kita butuh peningkatan lintas sektor ini.
10:33Nggak bisa hanya sebuah biasa.
10:35Makanya kemarin itu dalam berapa itu ada lebih dari 14 KL yang hadir.
10:39Levelnya ada level rasa menteri, ada setara menteri, ada wamen, dan juga ada.
10:45Para Dirjen dan Deputi, gitu.
10:47Nah, inilah yang kemudian kita duduk bareng sama-sama, dan semuanya meyakini bahwa memang ini situasinya tidak mudah.
10:54Ya kan? Ini kompleks.
10:55Nah, tetapi kalau kita semua sama-sama kompak, ya.
10:58Pendekat ini membutuhkan pendekatan yang lintas sektor.
11:01Ada penyesuaian regulasi.
11:03Ada investasi teknologi yang harus dilakukan juga oleh pemerintah.
11:06Nah, serta tentu, jangan lupa, adalah serta kesadaran dari industri maupun masyarakat.
11:11Namun, kita juga sedang merancang, memang juga ada kena itu.
11:13Kita berdiskusi mengenai insentif dan disentif untuk yang patuh dan tidak patuh, gitu, ya.
11:18Lalu kemudian bagaimana misalnya dari badan standarisasi nasional juga sudah ada beberapa mekanisme.
11:24Dari kore lantas juga kemudian menyampaikan.
11:26Nah, jadi dari BUMN, Kementerian BUMN, Kementerian Pedagangan,
11:29hubungan kita diskusi betul, ini akan terus kita kawal.
11:32Apalagi ada momentumnya hari ini, ada sedang dibahas ya mengenai PP Penguatan Logistik Nasional ini.
11:38Ini kan kita tidak perlu aturan tampan-antaman lagi, tetapi di dalam PP ini saja,
11:44nanti akan dibahas juga di salah satunya kita perjuangkan mengenai odol tadi.
11:48Kita memahami banget ya, seperti disamping oleh Pak Geminang tadi,
11:50jangan sampai yang sudah jujur, sudah benar, tapi kemudian malah tidak dapat.
11:54Nah, itu tadi yang di, poin yang diperbicarakan, bentar Bung Saki,
11:57yang diperbicarakan oleh Pak Geminang itu tadi,
11:59yang sudah jujur, jangan sampai tidak diperhatikan juga, malah yang didialahkan.
12:04Betul, betul.
12:05Intinya adalah ketegasan dari pemerintah, kalau memang menegakkan aturannya tegas,
12:08sepertinya mereka juga tidak akan berani mengakali, apa namanya, aturan, gitu loh.
12:13Nah, itulah yang kita juga sama-sama dalam kemarin,
12:16ada satu masalah, aturannya ada yang sudah ada,
12:20tetapi kemudian di lapangan, misalnya, dan pemerintasinya masih menghadapi hambatan-hambatan.
12:24Kan begitu.
12:25Nah, yang kedua, ada juga yang dirasa masih perlu ada perubahan regulasi ini di lapangan.
12:30Nah, memang kami hari ini belum bisa menyampaikan secara detail.
12:33Satu, misalnya, regulasi mana yang perlu disesuaikan.
12:36Yang kedua, regulasi mana yang harus ditambahkan.
12:38Lalu, insentif seperti apa yang akan diberikan kepada siapa,
12:41dan insentif seperti apa yang akan diberikan.
12:43Karena ini masih dalam proses pembahasan, masih sangat hati-hati.
12:45Karena bagaimanapun, kita tahu, yang dipesankan oleh Menko Ahaye kemarin dalam prakor,
12:51satu, nyawa manusia itu sangat berharga.
12:54Jangan sampai, eh kemudian mohon maaf nih,
12:56jangan sampai ada istilah, yaudah lah Pak, yang meninggalkan nggak tiap hari.
13:01Tapi kami makan harus tiap hari.
13:02Ini jangan sampai muncul istilahnya kayak gitu.
13:03Jadi, setiap nyawa sangat berharga.
13:06Tetapi kita juga harus ingat bahwa di balik ini ada secembangnya kayak mencari nafkah.
13:10Mencari nafkah di balik ini, nah kita juga betul.
13:13Ini kita bisa belajar begini, Pak.
13:15Belajar dari pengalaman, misalnya, katakanlah di luar negeri terkait supporter.
13:19Dulu sering sekali ada kerusaha supporter.
13:21Ya kan?
13:22Tapi ketika klubnya, ketika pihak pemerintahnya ikut dianggap diminta bertanggung jawab,
13:28kemudian lebih dikelola dengan baik,
13:29nah ini semua akan menjadi istilah lebih optim.
13:31Tetapi lagi perlu penguatan di semua pihak, nih.
13:34Kalau tadi ada yang patuh, tapi kemudian yang nggak patuh,
13:37ada yang ngawal, kemudian nggak bisa ditangkap, ya susah juga, kan begitu.
13:40Nah, ini yang kita ingin lakukan diantaranya,
13:43harus pengesahnya dari hulu ke hilir, hilir ke hulu,
13:46dan kita duduk bareng, Pak.
13:47Jadi bukan pemerintah, bukan duduk sendiri saja,
13:50tapi pengusaha-pengusaha logistik kita ajak duduk bareng,
13:52para pengguna jasa logistik juga kita ajak duduk bareng,
13:55dan ini masih terus berproses,
13:56tapi lagi-lagi harus ada target.
13:59Kita inginkan 2026 bisa zero-odol.
14:01Nah, itu kita upayakan.
14:03Minimal target ini,
14:04kalaupun implementasinya tidak bisa 100%,
14:06setidaknya sudah ada progres dibandingkan,
14:08ada istilah, Pak Ayah, istilah di dunia ini,
14:11katanya dari zaman Nabi Adam sampai Wapres,
14:14Adam Mati,
14:15terus sampai Adam Jordan,
14:16belum beres-beres, katanya begitu.
14:18Ya, ini berarti kan skemanya reward and punishment lah ya, gitu.
14:22Kalau memang jujur dihargai,
14:24kalau misalnya ada yang tidak jujur,
14:26ya harus ada hukuman.
14:28Nah, oke, ada ketegasan itu dari pemerintah.
14:30Nah, sekarang dari pengusaha truknya sendiri sudah bersedia untuk diatur ya,
14:34berarti Pak Gemilang,
14:36karena untuk urusan tadi alasan saing-saingan antar pengusaha truk,
14:41bahwa yang satu bisa mengangkut lebih besar,
14:43yang ini lebih kecil,
14:44itu tidak akan ada lagi kalau memang sudah tegas dari pemerintahnya,
14:47Pak Gemilang.
14:47Jadi bagaimana, Mas?
14:50Kalau bisa,
14:51pemeriksaannya itu jangan dilakukan di tengah jalan, Mas.
14:55Oke.
14:55Di depan pabrik, Mas.
14:55Sebentar, saya potong dulu.
14:57Kenapa jangan di tengah jalan?
14:58Apakah ada pungli?
15:00Karena kalau sudah di tengah jalan,
15:02kita berhadapan dengan pengemudi,
15:05dengan petugas, Mas.
15:07Kalau di pintu pabrik yang suka overload itu,
15:10udah jelas kok,
15:11siapa-siapa saja di situ dicegat di pintunya,
15:16suruh kembali lagi ke dalam,
15:17nggak menimbulkan problem yang banyak.
15:19Kan gitu ya.
15:20Kemudian,
15:21ya tentunya di penyeberangan-penyeberangan,
15:25kan juga banyak sentra-sentra yang bisa dewasi.
15:28Oke.
15:28Jadi jangan sampai sudah terlanjur mobil itu jatuh,
15:32datang dari Sumatera,
15:34sampai di Jakarta,
15:38di situ dicegat.
15:38Kan repot nih yang tadi.
15:40Oke.
15:40Yang mempunyiknya orang Sumatera,
15:43yang ngatasinya gimana kan begitu ya.
15:45Oke.
15:46Maunya ya dihulunya lah.
15:50Baik, Pak Giniang.
15:51Baik, ya intinya sih pembicaraan kita malam hari ini,
15:55ketegasan dari pemerintah yang juga yang diatur,
15:57memang juga kalau memang sudah ada ketegasan dari pemerintah,
16:00ya harap bisa mematuhi aturan-aturan itu.
16:02Itu sebenarnya simple saja.
16:04Tidak ada hambatan yang akhirnya menjadi sebuah komplesitas masalah.
16:07Karena dampaknya sangat serius,
16:09ada kecelakaan yang terus meningkat begitu,
16:12yang menimbulkan banyak nyawa yang hilang,
16:16lalu juga kerugian besar untuk jalan rusak sampai puluhan triliun.
16:20Ini yang harus kita selesaikan sama-sama.
16:21Terima kasih Bung Zaki,
16:23dan juga Pak Gemilang,
16:25telah berbagi informasi dan perspektifnya di Sapa Indonesia Malam hari ini.
16:27Sampai jumpa lagi.
16:29Ya, makasih.
16:29Terima kasih.
16:30Terima kasih.

Dianjurkan