• 4 hours ago
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menyatakan kinerja realisasi investasi di Tanah Air pada 2024 berhasil mencapai Rp1.714,2 triliun. Capain investasi tersebut juga berhasil melampui target Presiden sebesar Rp1.650 triliun dan target Rencana Strategi sebesar Rp1.239,3 triliun. Adapun serapan tenaga kerja di 2024 mencapai lebih dari 2 juta orang.

Sementara itu, capaian kinerja investasi di sepanjang 2024 juga ditopang lima sektor hilirisasi sebesar Rp407,8 triliun atau 23,8% dari total realisasi investasi. Kelima sektor tersebut yaitu mineral senilai Rp245,2 triliun, pertanian Rp67,1 triliun, kehutanan Rp64 triliun, minyak dan gas Rp23,1 triliun, serta ekosistem kendaraan listrik senilai Rp8,4 triliun.

Category

📺
TV
Transcript
00:00musik
00:20Halo pemirsa, langsung dari studio IEDX channel Jakarta
00:24saya Prasetya Wibowo kembali hadir dalam market review
00:27yang akan mengupas isu-isu yang menjadi penggerak ekonomi Indonesia
00:30dan kali ini kita akan membahas bagaimana upaya dan strategi
00:34menjaga kinerja investasi di Indonesia
00:37sambil terus menciptakan lapangan-lapangan kerja baru
00:40tentunya bagi lulusan-lulusan perguruan tinggi di Indonesia
00:44langsung saja kita mulai market review selengkapnya
00:57ya pemirsa realisasi investasi Indonesia
01:00di sepanjang tahun 2024 mencapai Rp1.714,2 triliun
01:05dan berhasil melampaui target dari Presiden
01:08kemudian rencana strategis atau Renstra
01:10adapun penyerapan tenaga kerja mencapai 2.456.130 orang
01:17jadi total realisasi investasi the whole year 2024
01:21itu adalah Rp1.714,2 triliun
01:25atau peningkatan 20,8 persen
01:27ini peningkatan yang cukup-cukup signifikan
01:30karena biasanya peningkatannya itu Rp13.000.000-Rp12.000.000
01:35ini peningkatan alhamdulillah 20,8 persen
01:38dan kalau kita lihat ini dari targetnya Rp1.650.000.000
01:45alhamdulillah pencapainya 103,9 persen dari target Presiden
01:50kalau dari target Renstra tentunya adalah 138,3 persen
01:55dan penciptaan lapangan pekerjaannya secara total
01:58adalah 2.456.130 orang
02:04atau peningkatan dibandingin tahun sebelumnya itu 34,7 persen
02:10jadi ini adalah total penciptaan lapangan pekerjaan
02:14dari investasi total sebesar Rp1.714,2 triliun di tahun 2024
02:23demikian pernyataan Rosan Perkasar-Roslani
02:26Menteri Investasi dan Hilirisasi yang juga kepala BKPM
02:29terkait kiderja realisasi investasi di tanah air pada tahun 2024
02:33yang berhasil mencapai Rp1.714,2 triliun
02:40capai investasi tersebut juga berhasil memampaui target Presiden
02:43sebesar Rp1.650 triliun
02:46dan target Rencana Strategi sebesar Rp1.239,3 triliun
02:52adapun serapan tenaga kerja yang terjadi mencapai lebih dari 2 juta orang
02:58sementara itu capai kiderja investasi di sepanjang tahun 2024
03:02juga ditopang 5 sektor Hilirisasi sebesar Rp407,8 triliun
03:07atau 23,8 persen dari total realisasi investasi
03:11kelima sektor tersebut yaitu mineral senilai Rp245,2 triliun
03:16pertanian Rp67,1 triliun
03:19kehutanan Rp64 triliun
03:21minyak dan gas Rp23,1 triliun
03:24serta ekosistem kendaraan listrik senilai Rp8,4 triliun
03:29Jakarta Tim Liputan IDX Channel
03:37ya berikut ini kami sampaikan data terkait dengan realisasi investasi di Indonesia
03:41ya seperti yang bisa anda saksikan di layar televisi
03:44nah ini adalah kinerja investasi Indonesia di tahun 2024
03:49rentang dari tahun 2018
03:51terus menunjukkan trend pertumbuhan yang positif
03:54hingga di tahun 2024 lalu mencapai Rp1,714,2 triliun
04:00lantas bagaimana dengan komposisi penanaman modal asing
04:04kemudian penanaman modal dalam negerinya
04:07ya seperti yang bisa anda saksikan juga
04:09Rp814 triliun kita lihat untuk PMDN
04:13kemudian ada Rp900,2 triliun untuk PMA
04:19jadi memang dominasinya sudah mulai mendominasi nih
04:24nampaknya untuk penanaman modal asing di Indonesia
04:37ya pemirsa untuk membahas tema kita kali ini
04:40terkait dengan strategi menjaga daya tarik investasi Indonesia
04:43sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Ibu Hardini Puspasari
04:47Ketua Komite Tetap Rencanaan Infrastruktur dan Pembiayaan Pembangunan KADIN Indonesia
04:53Halo Ibu Hardini apa kabar?
04:55Halo Mas Pras kabar luar biasa dan salam bahagia selalu
04:59Salam sehat juga dan salam bahagia Ibu Hardini
05:02Terima kasih atas waktu yang disempatkan
05:04sudah bergabung juga dengan Pak Parian Keryanto
05:06Ekonomi Senior dan juga Associate Faculty dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia LPPI
05:13Halo Parian apa kabar?
05:15Kabarnya luar biasa
05:17Wah
05:19Baik ini dia menarik kalau kita cermati dengan kondisi saat ini
05:22tadi sudah disampaikan investasi di tahun lalu
05:25sudah melampaui target dari Presiden dan juga Rensra
05:28Nah kita akan review terlebih dahulu dari Ibu Hardini
05:31bagaimana Anda melihat kinerja investasi dari kacamata KADIN Indonesia
05:37Dari kacamata saya tentunya mengucapkan selamat sangat luar biasa
05:41karena memang kan kita paham bahwa target investasi itu adalah di Rp1.650.000.000
05:47tapi kita bisa mencapai lebih dari angka Rp1.650.000.000 di angka Rp1.714.000.000.000
05:53Saya merasa bahwa ini patut diacungkan jempol
05:58karena pencapaian ini ketika transisi ke pemerintahan
06:02yang lama menjadi pemerintahan yang baru
06:05dan ini saya harus kasih aplaus
06:08karena ini merupakan start good awal buat Indonesia
06:12karena peningkatan investasi ini didukung oleh sektor-sektor dari
06:16kita lihat kemarin itu dari industri logam, pertambangan, transportasi, telekomunikasi
06:22terutama dan tentunya industri makanan
06:24jadi kebijakan hilirisasi reformasi regulasi ini
06:28mempunyai peran dalam menjaga iklim investasi di Indonesia Mas Pras
06:33Pak Rian, dari RPP sendiri melihat bagaimana?
06:36Apakah sudah sesuai harapan dalam artian memang ini adalah pertumbuhan investasi
06:39yang ditunggu-tunggu juga oleh pemerintah, masyarakat Indonesia?
06:44Saya kira performance daripada investasi kita untuk tahun lalu ya
06:50di dalam berbagai perspektif itu betul-betul beyond
06:54beyond artinya exit atau melampaui target
06:58baik target dari sisi gaiden dari presiden waktu itu
07:02maupun dari sisi strategi planning-nya ya
07:06atau rensuranya semuanya over
07:08dan mengembirakan juga
07:10kalau kita lihat dari sektorannya
07:13itu sebetulnya investasinya baik PM ataupun PMDN
07:18itu mengarah kepada sektor-sektor industri yang
07:22sifatnya itu atau karakternya itu capital intensive
07:26atau padat modal
07:28tapi juga padat karyan
07:30dalam artian mampu meng-upshop tenaga kerja-tenaga kerja yang terlatih ya
07:35itu di sektor-sektor tersebut
07:37tadi sampaikan Bu Adini, saya juga cermati
07:40terutama di sektor yang terkait dengan hilirisasi mining sektor
07:45itu padat modal, padat karyan
07:47dan yang mengimbarkan juga perlu kita cermati adalah
07:51komposisi daripada foreign investor-nya
07:54atau foreign direct investment-nya
07:56itu lebih besar dibanding domestic investor-nya
08:0052,5% itu di dominasi PMA
08:04kemudian the restnya sekitar 47,5% itu oleh PMDN
08:08jadi ini sesuatu yang menurut saya bagus gitu loh
08:11artinya kita masih dilirik oleh foreign investor
08:14yang kedua yang perlu kita cermati
08:17sebaran daripada investasi langsungnya
08:20itu juga sekarang udah mulai 2-3 tahun terakhir
08:23itu udah mulai keluar Jawa
08:26artinya dominasi Jawa beberapa tahun lalu itu sudah mulai bergeser
08:30sekarang ya 52% seingat saya
08:33udah mengalir ke luar Jawa
08:35terutama di Sulawesi, kemudian ada Kalimantan
08:39karena itu relate dengan tadi program besar pemerintah
08:42yang kita kenal dengan istilah hilirisasi sektor pertambangan
08:45nah itu beberapa positive note yang bisa saya share
08:49dan mudah-mudahan ini berkelanjutan di tahun 2025 ini
08:53baik, itu dia
08:54masih menjadi primadona investasi lah bagi para investor global
08:58nah Bu Ardini, lantas kalau kita bicara mengenai tantangan
09:01yang masih menyelimuti dunia investasi di tanah air
09:04dari sisi kebijakan, insentif, sosial kemasyarakatan itu bagaimana Bu?
09:09ya betul sekali, insentif pajak ini memang
09:12karena kan memang di dunia ini ada minimumnya ya Mas
09:15harus minimal 15%
09:17jadi ini merupakan tantangan buat kita
09:19sekarang ini pemerintah lagi menggodok
09:21insentif yang terbaik
09:23apa yang akan diberikan
09:25karena 15% kan kalau minimum itu memang agak tinggi ya
09:28tapi kan pemerintah saat ini
09:30memberikan insentif
09:32misalnya contohnya untuk
09:34yang ke green ini bagus nih
09:36yang ke green ini kalau misalnya untuk pajak
09:38apa namanya
09:40kendaraan yang itu dihapuskan
09:43untuk pajak mewahnya
09:44jadi 15% menjadi 0%
09:46dan pajak tahunannya menjadi 1%
09:48masih saat ini pemerintah lagi menggodok
09:52untuk kemudahan investasi
09:54tentunya di Indonesia ini sudah dilakukan
09:56dan kalau Indonesia menjadi primadona
09:59iya, karena kan dari kajiannya World Bank
10:02itu mengkaji bahwa
10:04sampai tahun 2030
10:06ekonomi pertumbuhan di Indonesia itu masih akan
10:08di atas ASEAN, Amerika, dan Eropa
10:10jadi Indonesia
10:12tetap menjadi primadona
10:14karena
10:16tentunya kita punya sumber kekayaan alam
10:18dan kedua adalah kita punya
10:20market yang sangat luar biasa
10:22dari populasi 270 juta
10:24kurang lebih
10:26nah ini Indonesia
10:28memasuki peringkat ketiga
10:30di ASEAN juga
10:32untuk foreign direct investment
10:34yang tentunya semua yang harus kita lakukan
10:36adalah sesuai dengan
10:38dari dulu yang Pak Jokowi
10:40mencapai pertumbuhan di 5,17%
10:44sekarang target Pak Prabowo
10:46itu mencanangkan di 8%
10:48tentunya untuk mencapai
10:508% ini mas
10:52ini merupakan
10:54harus ada kerjasama
10:56triple pentahelix
10:58pemerintah
11:00akademisi, karena bagaimanapun juga
11:02sumber daya manusia
11:04kita itu kapasitasnya itu harus
11:06ditingkatkan, fokasi ditingkatkan
11:08dan tentunya pasti
11:10kekuatan yang dibangun ya tentunya
11:12kadin sebagai perwakilan private sector
11:14dari yang perlu dikuatkan
11:16baik, lantas apakah
11:18bauran kebijakan yang sudah dilakukan oleh
11:20pemerintah ini sudah tepat sasaran
11:22dalam menjaga kinerja
11:24daya tarik investasi di Indonesia
11:26dan paling utama adalah penciptaan lapangan kerja
11:28kita akan bahas nanti di segmen berikut
11:30ya bu hari ini, Pak Rian kita akan jadah dulu sebentar
11:32dan Pemirsa pastikan Anda masih bersama kami
11:38Terima kasih Anda masih bergabung bersama kami Pemirsa
11:40dan berikut ini kembali kami
11:42sampaikan data untuk Anda
11:44terkait dengan realisasi investasi
11:46sektor hilirisasi di tahun 2024
11:48yang tadi sudah digarisbawahi oleh
11:50Pak Rian begitu ya
11:52nampaknya masih menjadi game changer nih
11:54untuk investasi di Indonesia
11:56ya seperti yang bisa Anda saksikan di layar
11:58televisi Anda
12:00ini dia untuk hilirisasi mineral
12:02ini mencapai 240 juta
12:04miliar
12:06sektor hilirisasi mineral ini mencapai
12:08245,2 triliun
12:10yang terdiri untuk smelter nikel
12:12153,2 triliun
12:14kemudian ada smelter boksit
12:16smelter tembaga dan juga smelter timah
12:18dan berikutnya ada pertanian
12:20ada CPO
12:22kemudian oleosimikel juga 67,1 triliun
12:24kehutanan pub and paper
12:2664 triliun, ada minyak dan gas
12:28ekosistem kendaraan listrik
12:30sehingga totalnya ada 407,8 triliun
12:32nih untuk investasi
12:34di sektor hilirisasi
12:36berikutnya target pertumbuhan ekonomi
12:38dan juga investasi dari pemerintah
12:40saat ini untuk 5 tahun kedepan
12:42kita akan cermati bersama
12:44tahun 2025 itu ada
12:461650 triliun
12:48begitu yang ditargetkan untuk
12:50investasi masuk ke Indonesia sambil menantikan
12:52bagaimana pertumbuhan
12:54ekonomi akan terus
12:56menuju 8%
12:58dan di tahun 2029
13:00ada 2969,6 triliun
13:02yang diharapkan masuk
13:04ke Indonesia untuk bisa mendukung
13:06target pertumbuhan ekonomi Indonesia
13:08baik kita akan lanjutkan
13:10kembali perbicaraan bersama dengan
13:12arsumber kita Ibu Hardini Pesepasari
13:14Ketua Komite Tetap Rencana Infrastruktur dan Pembiayaan
13:16Pembangunan Kadin Indonesia
13:18kemudian ada Parian Kiryanto
13:20Ekonomi Senior Associate Faculty dari
13:22Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia
13:24baik nah
13:26Parian berdasarkan data yang tadi sudah disampaikan
13:28apa yang bisa kita lihat dengan
13:30investasi hilirisasi kita
13:32yang sudah cukup besar
13:34kemudian dengan
13:36bauran-bauran kebijakan yang sudah diberikan
13:38ini sudah tepat sasaran
13:40tepat guna, tepat manfaat atau bagaimana nih Parian?
13:42In general
13:44atau secara overall
13:46itu sudah menuju pada
13:48sasaran, karena nature
13:50daripada investasi langsung ini
13:52yang mayoritas itu adalah
13:54ke sektor-sektor yang padat
13:56karya, itu punya
13:58satu tambahan karakter yaitu
14:00berkelanjutan atau sustain
14:02dalam artian orang itu investasi
14:04kalau di hilirisasi pertambangan
14:06itu gak hanya setahun dua tahun
14:08tapi horisonya
14:10atau tenornya itu panjang
14:12nah ini satu poin yang
14:14yang bagus, yang harus bisa di
14:16leverage ya, elaborate oleh
14:18pemerintah, baik di tingkat pusat
14:20maupun di tingkat daerah
14:22sehingga tingkat utilisasi daripada
14:24investasi asing
14:26asing atau domestik itu betul-betul
14:28memberikan multiplier
14:30efek ya, atau efek mengganda
14:32yang lebih besar, lebih luas
14:34terutama di dalam absorpsi
14:36kepada tenaga kerja
14:38ya oleh karena itu, tadi disampaikan
14:40betul, di dalam teori pentahelik
14:42itu, kalau saya bahasa saya
14:44itu sederhana aja, itu teori ABG
14:46yaitu kombinasi academician
14:48businessman sama government
14:50itu mudah-mudahan tetap dalam
14:52koridor yang sama, spiritnya adalah
14:54sinkronisasi, sehingga output
14:56dari perguruan tinggi misalnya
14:58bisa langsung di absorb
15:00oleh para pembeli kerja atau
15:02para pelaku usaha, nah oleh karena itu
15:04pendidikan-pendidikannya juga
15:06harus di orientasikan kepada
15:08apa namanya
15:10kebutuhan daripada industri itu sendiri
15:12sehingga
15:14kita bicara, lalu bicaranya
15:16link and match ini Mas Prasetya buat
15:18link and match itu penting, agar
15:20jangan sampai suplai yang tersedia
15:22dari tenaga-tenaga yang muda baru itu
15:24ternyata tidak match dengan kebutuhan
15:26industri nya, nah ini yang harus selalu
15:28inline gitu loh, kita punya
15:30yang namanya rencana pembangunan
15:32jangka menengah dan panjang
15:34nah itu saya kira bisa menjadi semacam
15:36guidance ya, bagi pelaku
15:38industri maupun
15:40para akademisi, untuk
15:42bisa mengarahkan orientasi
15:44keluarannya atau outputnya
15:46itu ke arah sana, sehingga tidak ada
15:48namanya itu
15:50tidak nyambung atau disconnect
15:52antara kebutuhan industri
15:54dengan suplai dari tenaga kerjanya
15:56ini pegambar besar
15:58yang bisa kita ceritakan dan mudah-mudahan
16:00ini bisa di capture oleh
16:02pemerintahan Pak Prabowo Subianto
16:04sehingga isu mengenai
16:06pengurangan tenaga kerja, isu mengenai
16:08sulitnya mencari tenaga
16:10pekerjaan, lama-kelamaan bisa kita
16:12eliminate, karena kan targetnya
16:14selain pertumbuhan ekonomi real itu
16:168%, ada satu target
16:18juga yang sangat serius
16:20yaitu tingkat poverty
16:22atau kemiskinan kita 0%
16:24orang miskin itu
16:26kan harus bekerja, sehingga dia tidak miskin
16:28makanya absorpsi
16:30pembukaan lapangan kerja harus
16:32lebih diintensifkan
16:34untuk mencapai tadi
16:36pertumbuhan ekonomi 8% yang salah
16:38satu kontribusinya adalah
16:40investasi, kan kalau kita bicara
16:42pertumbuhan ekonomi kan itu kombinasi dari
16:44belanja pemerintah, investasi
16:46konsumsi domestik
16:48atau konsumsi rumah tangga
16:50ditambah ekspor kurang impor, kan gitu Mas Pras
16:52jadi kita, dan
16:54satu note lagi, penting
16:56kita ke depan kalau mau meluncat menjadi
16:58negara maju, atau Indonesia emas
17:00mohon izin, kita tidak lagi
17:02bertumbuh kepada konsumsi rumah tangga
17:04yang selama ini selalu jadi andalan kita
17:06tapi kita geser
17:08pertumbuhan yang paling
17:10eksotis yang harus kita kejar adalah mendorong
17:12pertumbuhan investasi, karena
17:14dampaknya luar biasa Mas Pras
17:16untuk ekonomi secara umum ya
17:18baik, Parian
17:20ini menarik kalau di garis bawah investasi yang bisa
17:22menjadi pendorong ekonomi Indonesia ke depan
17:24kadang-kadang Indonesia sendiri melihat bagaimana dengan
17:26kebijakan-kebijakan yang selama ini sudah
17:28ditelurkan, apakah sudah terintegrasi
17:30tadi kalau misalnya Parian, ada ABG
17:32dimana disitu ada akademisi
17:34bisnismen, kemudian juga government
17:36harus saling berkolaborasi
17:38kemudian mereka
17:40juga solid begitu Bu
17:42memang kalau terkait bauran kebijakan
17:44yang diterapkan pemerintah saat ini
17:46dalam menjaga investasi itu
17:48saya perlu mengacumkan jempol juga
17:50karena hasilnya positif Mas Pras
17:52masih memang harus ada beberapa
17:54aspek yang perlu kita harus
17:56perkuat lagi, setidaknya kan
17:58memang Indonesia menjadi negara
18:00primadona untuk foreign direct
18:02investment di ASEAN
18:04contohnya kayak reformasi
18:06di regulasi undang-undang
18:08cipta kerja dan OSS
18:10di sini pemerintah
18:12telah menyederhanakan regulasi
18:14investasi melalui undang-undang
18:16cipta kerja dan juga
18:18sistem perizinan online yang
18:20single submission risk based
18:22approach ini dan hasilnya
18:24saat ini perizinan akhirnya
18:26lebih cepat terus dan
18:28itu saya juga punya pengalaman pribadi gimana
18:30mengurus master list
18:32dengan sangat cepat 2 minggu
18:34itu bisa selesai gitu ya
18:36dan Indonesia juga berhasil menarik
18:38lebih banyak investasi di sektor
18:40industri dan manufaktur
18:42selainnya itu kalau terkait insentif
18:44fiskal dan non fiskal
18:46insentif ini pasti
18:48tentunya diharapkan kayak tax holiday
18:50tax allowance, pembebasan
18:52bea masuk ya dan
18:54diberikan di sektor-sektor prioritas
18:56misalnya di hilirisasi
18:58mineral dan energi hijau
19:00yang saat ini menjadi
19:02topik bisnis yang mempunyai
19:04peluang yang sangat luar biasa di Indonesia
19:06dan kalau terkait di
19:08pembangunan infrastruktur, pemerintah
19:10masih tetap harus menyelenggarakan
19:12yang namanya proyek strategis nasional
19:14karena bagaimanapun juga
19:16sektor infrastruktur
19:18jalan tol pelabuhan kawasan industri
19:20ini penggiat
19:22untuk pertumbuhan ekonomi kita dan hasilnya
19:24sekarang kita merasakan distribusi
19:26logistik lebih efisien dari
19:28pulau Jawa juga
19:30di luar pulau Jawa juga sangat meningkat
19:32jadi dalam hal ini saya
19:34yakin banget karena presiden
19:36juga banyak memangkas
19:38pendanaan tentunya untuk efisiensi
19:40maka dari itu Kadin harus punya peran
19:42serta untuk membantu
19:44pemerintah sebagai mitranya dalam
19:46terkait yang saya sering bicara
19:48kalau dalam sektor infrastruktur untuk
19:50public-private partnership kerjasama
19:52pemerintah badan usaha yang sudah ada
19:54di PRPS 38 tahun 2015
19:56sekarang ada 22 sektor
19:58yang bisa dikerjasamakan jadi
20:00saat ini betul-betul
20:02Kadin sendiri harus mempunyai
20:04action
20:06tidak hanya di pusat tentunya sampai
20:08akan ada pemerataan di seluruh Indonesia
20:10baik lantas kalau kita bicara bagaimana dengan
20:12kerjasama pemerintah pusat daerah
20:14kemudian bagaimana harus investasi
20:16yang masuk ini juga mampu
20:18menciptakan tenaga kerja yang real
20:20dalam artian kita tahu ada beberapa industri yang juga
20:22mengalami tekanan sehingga harus ada PHK di sana
20:24namun kemungkinan
20:26apakah bisa terserap mereka
20:28ataupun orang-orang masyarakat
20:30kita yang tadi terkena PHK bisa terserap
20:32juga di industri yang masuk melalui investasi
20:34kita bahas nanti di segmen berikutnya
20:36buarini dan varian
20:38kami akan segera kembali
20:40sesaat lagi
20:50ya terima kasih Anda masih bergabung
20:52bersama kami dalam market review
20:54kalau bisa kita lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan
20:56resumer kita dari Kadin Indonesia
20:58kemudian juga LPPI
21:00Pak Rian kalau kita bicara mengenai tantangan
21:02tadi seperti yang sudah disampaikan oleh Ibu Hardini
21:04begitu bahwa menjadi suatu hal yang penting
21:06koordinasi dan peran
21:08dari pihak asing
21:10ataupun pihak swasta
21:12untuk bisa mendukung pertumbuhan ekonomi
21:14Indonesia di mana satu sisi
21:16kita tengah bagaimana menerapkan
21:18efisiensi anggaran
21:20Anda melihat 2025 ini akan
21:22seperti apa nanti Pak Rian perjalanan
21:24investasi di Indonesia
21:28secara umum ya kalau kita bicara
21:30dari postur APBN
21:32itu volume APBN
21:34berlanjap merata pusat dan daerah yang
21:363600 triliun
21:38itu kan gak berubah tetap
21:40hanya sekarang terjadi
21:42rekomposisi namanya
21:44kurang lebih angkanya
21:46itu nanti akan di switching
21:48kepada
21:50aktivitas yang sifatnya
21:52lebih banyak kepada
21:54sosial program
21:56seperti perlinsos
21:58makan bergisi gratis
22:00tetapi yang lainnya memang dipangkas
22:02tetapi sepirit dari APBN kita
22:04ini sakut statemenya Bu Menteri
22:06itu kan sebagai semacam
22:08shock absorber
22:10penyerap kalau ada kejutan-kejutan
22:12disitulah peran APBN ambil posisi
22:14nah dalam konteks ini
22:16maka tumbuhan
22:18utama kita adalah satu
22:20kita dorong investasi baik domestik
22:22atau asing itu terus membanjiri
22:24Indonesia
22:26kita bersyukur
22:28menjadi salah satu
22:30destinasi investasi yang menarik bagi
22:32investor asing bukan karena
22:34populasinya yang tinggi tapi juga
22:36kelas menengahnya yang in average
22:38masih punya kemampuan
22:40untuk konsumsi
22:42kemudian kita juga dalam konteks
22:44politik stabilitas kita juga
22:46dapat indeks yang bagus
22:48sehingga itu juga masih menjadi
22:50atensi
22:52dari investor asing
22:54bagaimanapun juga kita memiliki
22:56peringkat
22:58kategori investment grade
23:00sehingga kita memang menjadi
23:02negara yang layak investasi
23:04di mata investor asing
23:06ini menjadi modal besar
23:08untuk ke depan kita tetap bisa mempertahankan
23:10target-target investasi
23:12baik PMA maupun
23:14PMDM, kita melulu
23:16ngomongnya adalah foreign direct ya
23:18kita belum ngomong yang
23:20portfolio investment itu juga
23:22perlu menjadi perhatian karena itu juga
23:24menghidupi ekonomi kita
23:26hanya saja kalau kita bicara
23:28portfolio investment
23:30mohon maaf, daerah kepada tenaga kerjanya
23:32relatif tidak sebesar
23:34kalau investasi langsung
23:36di dalam apa namanya
23:38langsung ke real sektor gitu
23:40maka catatan berikutnya adalah
23:42harmonisasi atau
23:44sinkronisasi policy dari
23:46kebijakan moneter, kemudian fiskal
23:48di sektor keuangan, betul-betul harus
23:50inline ya, tonenya
23:52itu harus betul-betul dalam satu
23:54titik, yaitu bagaimana
23:56kita memiliki standing
23:58yang pro growth
24:00atau pro pertumbuhan
24:02jangan lagi kita kebijakannya itu
24:04sifatnya hawkish atau ketat
24:06sehingga investasi asing tidak mau masuk
24:08tapi kita menciptakan kebijakan yang
24:10betul-betul nuansanya itu pro growth
24:12kebijakan moneternya longgar, kebijakan
24:14fiskalnya juga cenderung
24:16polisi kemudian dari sektor
24:18keuangan juga betul-betul pro growth
24:20nah satu catatan terakhir, saya mengandalkan
24:22yang saya pengen keluar di ini, itu betul
24:24kita dorong juga investasi
24:26dalam negeri maupun asing itu
24:28ke sektor-sektor yang sifatnya
24:30ekonomi berkelanjutan
24:32atau dikenal dengan islah green economy
24:34dan insentif disini banyak sekali
24:36bukan hanya dari fiskal
24:38tapi juga dari sektor keuangan
24:40saya tahu persis, Bank Indonesia
24:42akan memberikan insentif
24:44penggunaan diri wajib minimum
24:46kepada bank-bank yang menyalurkan kredit
24:48kepada sektor-sektor yang ramah lingkungan
24:50atau masuk kategori green economy
24:52nah tentu ini menjadi
24:54daya taruh yang
24:56sangat luar biasa untuk kita bisa
24:58mengejut investasi lebih besar
25:00lebih tinggi dan sustain
25:02baik-baik Pak Arya
25:04Bu Hardini, lantas bagaimana posisi
25:06perankan ini Indonesia kalau memang kita
25:08bagaimana mengoptimalisasi lagi
25:10bicara terkait dengan arus investasi yang masuk
25:12penyerapan tenaga kerja
25:14kemudian tadi manfaatnya benar-benar bisa dirasakan
25:16untuk bisa mendorong lagi nih
25:18laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
25:20ingat PMI manufaktur kita juga semakin membaik
25:22begitu sudah kembali lagi ke dalam level ekspansi
25:26jadi memang kalau kita ngomongin tadi
25:28terkait dengan
25:30program ini ya mas, kalau kita bicara
25:32bagaimanapun juga investasi
25:34yang masuk dan kemarin saya lihat
25:36Bapak Menteri Investasi kita
25:38Bapak Rosan itu mengatakan
25:40ada billion billion
25:42US dollar yang akan diinvestasikan
25:44dari Amerika yang akan masuk dalam
25:46kuartal pertama ini
25:48apapun itu investasi besar, kita tetap
25:50harus menunjang dengan kualitas sumber
25:52daya manusia yang ada di Indonesia
25:54permasalahannya adalah
25:56SDM kita itu kualitasnya masih
25:58betul-betul, kesenjangannya
26:00sangat luar biasa, karena
26:02antara kesenjangan infrastruktur
26:04dan SDM ini, memang kan masih
26:06banyaknya terfokus di Pulau Jawa, sedangkan
26:08di daerah lain kan masih tertinggal
26:10nah ini yang harus kita catch up, karena kan investasi
26:12gak boleh di Jawa aja, harus merata
26:14karena agilisasi sumber kekayaan alam kita
26:16banyaknya justru di Pulau Jawa, eh di luar
26:18Pulau Jawa, nah kualitas tenaga kerja
26:20ini juga masih kurang kompetitif
26:22sedangkan kita di dunia
26:24sana udah 5.0, 6.0
26:26kita itu mau mencatch up
26:28teknologi, tinggi aja di industri
26:30di 4.0 aja SDM kita ini
26:32masih kurang, jadi
26:34peran Kadin tentunya dalam hal ini
26:36meningkatkan fokasi, saya juga udah
26:38lihat ada satu WKU
26:40yang dibentuk, itu adalah mengenai
26:42fokasi, jadi fokasi ini penting sekali
26:44untuk memberikan kualitas
26:46sumber daya manusia kita
26:48supaya keseimbangan
26:50investasi ke depannya itu, kalau kita udah
26:52dapet investasinya kan harus kita jaga
26:54nah ngejaganya, satunya dengan SDM
26:56ini, jadi terkait hal ini
26:58tentunya Mas Pras,
27:00Kadin bermitra dengan
27:02pemerintah, ini saya lihat
27:04kolaborasinya sangat luar biasa
27:06karena Kadin juga
27:08mencari
27:10dan berkreatifitas
27:12dalam pendanaan, karena kan
27:14apapun itu, investasi kan ujung-ujungnya
27:16UUD ya,
27:18peningkatan modal asing
27:20ada kreatifitas
27:22inovasi pembiayaan
27:24dalam investasi maupun investasi infrastruktur
27:26itu saat ini
27:28Kadin menginisiasi
27:30banyak program yang sangat
27:32luar biasa
27:34yang paling penting memang adalah kolaborasi
27:36lagi-lagi, setelah membahu-membahu
27:38berdandan dengan tangan untuk menjaga
27:40daya tarik Indonesia, masih tetap
27:42seksi di mata para
27:44investor global tentunya, sehingga bisa
27:46mendorong lagi penciptaan lapangan pekerjaan
27:48dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
27:50menuju 8%
27:52Parian, terima kasih banyak atas analisis yang sudah
27:54disampaikan Ibu Hardini, terima kasih
27:56atas update yang diberikan kepada Pemirsa
27:58Pada hari ini, selamat selanjutkan
28:00Terimakasih
28:02Salam Sehat

Recommended