Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV - Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo memastikan dirinya akan mengikuti konklaf di Vatikan untuk menentukan pengganti Paus Fransiskus.

Kardinal Suharyo menjadi perwakilan Indonesia yang memenuhi persyaratan konklaf karena masih berusia di bawah 80 tahun. Namun hingga kini belum ada tanggal resmi dimulainya proses pemilihan Paus yang baru.

Kardinal Suharyo mengaku bahwa dirinya tak memiliki persiapan khusus dan memilih datang dengan pikiran dan hati yang terbuka.

Video editor: Vila Randita

#kardinalsuharyo #pausfransiskus #konklaf

Baca Juga Jenazah Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus, Warga Membludak Antre Berziarah di https://www.kompas.tv/internasional/588992/jenazah-paus-fransiskus-di-basilika-santo-petrus-warga-membludak-antre-berziarah



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/589006/kardinal-suharyo-ikut-konklaf-pemilihan-paus-baru-di-vatikan
Transkrip
00:00Saya sebagai kardinal yang usianya belum 80 tahun, itu wajib ikut.
00:08Jadi saya pasti akan datang, hanya pertanyaannya sampai sekarang ini belum ada tanggal yang pasti.
00:17Kongklav itu akan mulainya kapan?
00:20Bahkan juta besar fatikan untuk Indonesia yang saya tanya juga belum mengerti secara pasti.
00:27Saya mestinya berangkat hari Sabtu yang akan datang, Sabtu sore.
00:31Tetapi karena saya dengar sama dari duta fatikan bahwa kongklav itu baru akan mulai tanggal 5, tanggal 6,
00:39saya memutuskan untuk berangkat lebih kemudian, supaya tidak terlalu lama di sana.
00:46Tidak tahu harus apa, di sana satu minggu, sementara pekerjaan di rumah banyak.
00:52Sudah ada persiapan-persiapankah atau adakah persiapan khusus yang sudah disiapkan mungkin untuk mengikuti kongklav nanti?
01:00Saya pribadi tidak pada posisi itu.
01:05Tetapi saya yakin para peserta kongklav yang lain, sekurang-kurangnya kalaupun tidak semua,
01:11mereka lebih-lebih yang sering berbicara di dalam pertemuan-pertemuan, yang sering menyampaikan gagasan,
01:21itu pasti mereka sudah mempersiapkan sesuatu.
01:25Jadi supaya gagasan-gagasan yang mereka miliki itu nanti bisa disampaikan secara meyakinkan di dalam persiapan-persiapan.
01:37Pasti sudah ada yang mempersiapkan, saya pribadi tidak.
01:41Saya tidak pada posisi itu, saya merasa cukup kalau saya datang dengan pikiran terbuka,
01:48diterbuka, mendengarkan apa yang disampaikan oleh para kardinal itu,
01:54lalu nanti pada waktunya ikut mengambil keputusan.
01:58Baik terakhir kardinal untuk kunjungan dari Paus Franciscus ke Indonesia,
02:03tepatnya ke Jakarta kemarin ya di tahun lalu, ini ada kesan tertentukah bagi kardinal sendiri?
02:13Saya.
02:13Ya itu seperti yang menjadi kesan umum, kesederhanaannya.
02:20Saya dua kali ikut satu mobil bersama dengan beliau.
02:25Kita lihat beliau duduknya di depan kan, tidak biasa untuk seorang pejabat seperti itu.
02:30Satu, beliau itu bergurau terus dengan drivernya,
02:34omong macam-macam dengan seolah-olah itu teman jalan gitu ya.
02:38Kesederhanaan seperti itu dan yang sering kurang dipahami itu kenapa beliau memilih mobil yang cendelanya bisa dibuka utuh.
02:56Ketika ditawari mobil yang sederhana juga tetapi cendelanya itu hanya bisa dibuka separuh,
03:03dia tidak mau, ingin cendela yang utuh dibuka.
03:09Itu pasti praktis yang biasa bisa kita tangkap supaya bisa melihat lebih banyak orang,
03:16supaya orang lebih mudah melihat beliau.
03:18Iya, tetapi yang tidak diperhatikan seringkali adalah beliau itu adalah pewarta atau penabur-penabur perdamaian.
03:29Nah, jendela tertutup itu bagi beliau mencerminkan ketakutan.
03:36Benteng ya.
03:37Nah, kalau beliau sebagai pribadi yang kemana-mana menyebarkan perdamaian tetapi takut,
03:45nanti kan takutnya itu menghilangkan niatnya itu ya.
03:49Jadi itu sebetulnya suatu kesaksian simbolik yang sangat dahsyat.
03:53Saya tidak takut kepada siapapun karena saya yakin saya tidak mempunyai musuh dan sebagainya.
04:00Baik, berarti selain itu dengan keberpulangan paus ini pastinya merasakan kehilangan yang sangat mendalam juga begitu ya?
04:08Pasti saya merasa saya belum pernah di Indonesia ini loh ya,
04:15belum pernah seorang tokoh asing yang kepergiannya diratapi oleh sekian banyak warga.
04:25Belum pernah.
04:26Ini baru pertama kali.
04:28Paus yang dulu pun tidak seperti ini.
04:31Atau mungkin karena media masa ya, media sosial.
04:34Tetapi memang semua orang mengatakan bahwa Paus Franciscus itu adalah sesuatu tokoh yang sungguh-sungguh sangat istimewa.
04:46Tidak usah mencari gantinya beliau karena pasti tidak mungkin mencari ganti.
04:51Tetapi apa yang ada di dalam diri beliau itu bisa diusahakan, dilanjutkan,
04:58kalau para pemimpin gereja itu bisa bekerja sama dengan baik.
05:02Sama, tokoh istimewa itu tidak ada gantinya.
05:06Tetapi fungsinya bisa dikerjakan bersama-sama.
05:09Saya Rizka Klarissa, saksikan program-program Kompas TV melalui siaran digital,
05:37Pay TV, dan media streaming lainnya.
05:41Kompas TV, independen, terpercaya.

Dianjurkan